BDI Kemenperin Perwakilan DKI Gelar Diklat Operator Mesin Garmen
A
A
A
JAKARTA - Balai Diklat Industri (BDI) Kementerian Perindustrian Perwakilan DKI Jakarta menutup pendidikan dan pelatihan (diklat) operator mesin industri garmen angkatan 22, 23 dan 24 di Kantor BDI Jakarta, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (6/9/2019). Program pelatihan industri berbasis kompetensi dengan sistem 3 in 1 menjadikan sumber daya manusia (SDM) unggul.
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Jonni Afrizon mengatakan, untuk mendorong pertumbuhan industri nasional, terdapat tiga pilar utama yang harus menjadi perhatian, yaitu investasi, teknologi, dan SDM. Ketersediaan SDM industri yang kompeten akan mendorong peningkatan produktivitas dan menjadikan industri lebih berdaya saing.
Untuk itu, lanjut Jonni, dalam pelatihan industri berbasis kompetensi didasari dengan sistem 3 in 1, yakni pelatihan, sertifikasi dan penempatan kerja. Sehingga nantinya perusahaan industri yang meminta pekerja mendapatkan SDM yang unggul.
"Kami ingin menciptakan SDM unggul sesuai instruksi Presiden Joko Widodo. Daya saing industri itu akan tercapai apabila diisi SDM yang berkompeten," kata Jonni di lokasi.
Jonni menuturkan, tahun ini ada sebanyak 72.000 tenaga kerja yang akan diciptakan. Target tersebut sudah 90% tercapai dan semuanya sudah tersalurkan di perusahaan industri. Sebab, pengembangan diklat industri itu bekerja sama dengan perusahaan industri.
Di Jakarta saja ada 99 perusahaan industri yang sudah bekerja sama dengan BDI Jakarta."Sebelum pelatihan, kita sudah diminta oleh industri untuk memenuhi kualifikasi kerja. Diklat yang sudah berjalan selama 20 hari ini diikuti 300 orang, mereka sudah mendapatkan kualifikasi dari industri langsung tersalurkan dari BDI ke perusahaan," ujarnya.
Asisten Deputi Pendidikan Menengah dan Keterampilan Bekerja, Kementerian Kordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Raden Wijayaijaya Kusuma Wardana menilai, program 3 in 1 ini sangat bermanfaat. Di mana, kompetensi sertifikasi, bekerja, dan kualitas sangat dijamin. "Program 3 in 1 sangat bermanfaat dan harus diperluas. Jangan cuma sektor industri garmen," ucapnya.
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Jonni Afrizon mengatakan, untuk mendorong pertumbuhan industri nasional, terdapat tiga pilar utama yang harus menjadi perhatian, yaitu investasi, teknologi, dan SDM. Ketersediaan SDM industri yang kompeten akan mendorong peningkatan produktivitas dan menjadikan industri lebih berdaya saing.
Untuk itu, lanjut Jonni, dalam pelatihan industri berbasis kompetensi didasari dengan sistem 3 in 1, yakni pelatihan, sertifikasi dan penempatan kerja. Sehingga nantinya perusahaan industri yang meminta pekerja mendapatkan SDM yang unggul.
"Kami ingin menciptakan SDM unggul sesuai instruksi Presiden Joko Widodo. Daya saing industri itu akan tercapai apabila diisi SDM yang berkompeten," kata Jonni di lokasi.
Jonni menuturkan, tahun ini ada sebanyak 72.000 tenaga kerja yang akan diciptakan. Target tersebut sudah 90% tercapai dan semuanya sudah tersalurkan di perusahaan industri. Sebab, pengembangan diklat industri itu bekerja sama dengan perusahaan industri.
Di Jakarta saja ada 99 perusahaan industri yang sudah bekerja sama dengan BDI Jakarta."Sebelum pelatihan, kita sudah diminta oleh industri untuk memenuhi kualifikasi kerja. Diklat yang sudah berjalan selama 20 hari ini diikuti 300 orang, mereka sudah mendapatkan kualifikasi dari industri langsung tersalurkan dari BDI ke perusahaan," ujarnya.
Asisten Deputi Pendidikan Menengah dan Keterampilan Bekerja, Kementerian Kordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Raden Wijayaijaya Kusuma Wardana menilai, program 3 in 1 ini sangat bermanfaat. Di mana, kompetensi sertifikasi, bekerja, dan kualitas sangat dijamin. "Program 3 in 1 sangat bermanfaat dan harus diperluas. Jangan cuma sektor industri garmen," ucapnya.
(whb)