Pemuda Moeslim Jayakarta Gelar Aksi Kawal Capim KPK di Depan Istana
A
A
A
JAKARTA - Massa gabungan Pemuda Moeslim Jayakarta dan aktivis Corong Rakyat menggelar aksi damai di depan Istana Negara, Kamis (5/9/2019). Dalam aksinya, mereka yang sebelumnya menggelar aksi bela pansel capim KPK kini mengawal 10 nama hasil seleksi pansel yang sudah disetorkan ke Presiden Jokowi, agar tidak mendapat intervensi dari pihak manapun.
"Dari awal kami meminta dalam pemilihan capim KPK tidak boleh ada intervensi dari pihak manapun. Pansel sudah bekerja maksimal, terbuka dan mendengarkan semua aspirasi, jangan kambing hitamkan lagi dan dikriminalisasi," ujar koordinator aksi, Ahmad.
Ahmad menolak adanya intervensi pemilihan calon pimpinan KPK. Ia meminta Presiden Jokowi tidak mendengarkan fitnah-fitnah yang menggiring opini menyesatkan untuk menjatuhkan 10 nama capim KPK dan pansel.
Lebih lanjut Ahmad meminta kepada negara untuk mengaudit pihak-pihak yang mencoba-coba melakukan intervensi dari awal pemilihan calon bos KPK.
"Kami khawatir justru pihak-pihak yang gencar dari awal mengintervensi, ngatur-ngatur Pansel, justru mereka lah punya misi terselubung dan juga ada titipan. Ada udang di balik batu nampaknya. Maka itu, sudah seharusnya negara audit kelompok-kelompok tersebut," terangnya.
Ahmad menilai sudah semestinya seseorang tetap mempunyai hak untuk dijaga harkar dan martabatnya. Menurut dia, penghukuman lewat opini menyesatkan tidaklah tepat karena berbagai masukan sudah diberikan kepada Pansel KPK.
"10 nama yang akan disetor ke DPR itu sudah diverifikasi dan kami mengawal agar tidak ada nama yang rubah. Ingat fitnah lebih kejam dari pembunuhan, sudah saatnya KPK berbenah dengan kepemimpinan baru," tandasnya.
Massa juga menyoroti kelompok WP KPK and the gang yang dari awal melakukan serangan terhadap Pansel dan capim KPK. Ahmad menyebut ada upaya pembunuhan karakter terhadap capim dan Pansel KPK.
"Ada kelompok barisan sakit hati yang menjalankan skenarionya untuk mencoreng wibawa Presiden Jokowi. Kami melihat ada yang belum ikhlas dan move on karena jago-jagonya tidak lolos seleksi. Jangan tanam rasa benci dan dendammu berlebihan kepada capim dan Pansel. Justru semakin benci bisa menjadi cinta," pungkasnya.
"Dari awal kami meminta dalam pemilihan capim KPK tidak boleh ada intervensi dari pihak manapun. Pansel sudah bekerja maksimal, terbuka dan mendengarkan semua aspirasi, jangan kambing hitamkan lagi dan dikriminalisasi," ujar koordinator aksi, Ahmad.
Ahmad menolak adanya intervensi pemilihan calon pimpinan KPK. Ia meminta Presiden Jokowi tidak mendengarkan fitnah-fitnah yang menggiring opini menyesatkan untuk menjatuhkan 10 nama capim KPK dan pansel.
Lebih lanjut Ahmad meminta kepada negara untuk mengaudit pihak-pihak yang mencoba-coba melakukan intervensi dari awal pemilihan calon bos KPK.
"Kami khawatir justru pihak-pihak yang gencar dari awal mengintervensi, ngatur-ngatur Pansel, justru mereka lah punya misi terselubung dan juga ada titipan. Ada udang di balik batu nampaknya. Maka itu, sudah seharusnya negara audit kelompok-kelompok tersebut," terangnya.
Ahmad menilai sudah semestinya seseorang tetap mempunyai hak untuk dijaga harkar dan martabatnya. Menurut dia, penghukuman lewat opini menyesatkan tidaklah tepat karena berbagai masukan sudah diberikan kepada Pansel KPK.
"10 nama yang akan disetor ke DPR itu sudah diverifikasi dan kami mengawal agar tidak ada nama yang rubah. Ingat fitnah lebih kejam dari pembunuhan, sudah saatnya KPK berbenah dengan kepemimpinan baru," tandasnya.
Massa juga menyoroti kelompok WP KPK and the gang yang dari awal melakukan serangan terhadap Pansel dan capim KPK. Ahmad menyebut ada upaya pembunuhan karakter terhadap capim dan Pansel KPK.
"Ada kelompok barisan sakit hati yang menjalankan skenarionya untuk mencoreng wibawa Presiden Jokowi. Kami melihat ada yang belum ikhlas dan move on karena jago-jagonya tidak lolos seleksi. Jangan tanam rasa benci dan dendammu berlebihan kepada capim dan Pansel. Justru semakin benci bisa menjadi cinta," pungkasnya.
(thm)