Kehadiran BRT Dinilai Bukan Jaminan Bekasi Bakal Bebas Macet

Minggu, 25 Agustus 2019 - 18:57 WIB
Kehadiran BRT Dinilai...
Kehadiran BRT Dinilai Bukan Jaminan Bekasi Bakal Bebas Macet
A A A
BEKASI - Dewan Tranportasi Kota Bekasi menilai pengoperasian 20 Bus Rapit Transit (BRT) di Kota Bekasi pada Kamis (22/8/2019) lalu bukan satu-satunya faktor pendukung pemecah kemacetan di Kota Patriot. Perlu adanya upaya pendukung seperti kebijakan sistim rekayasa lalu lintas.

”Penyediaan bus transportasi massal bukan salah satu solusi pemecah kemacetan di Bekasi. Harus didukung dengan kebijakan yang tidak populer,” ujar Ketua Dewan Transportasi Kota Bekasi, Harun Alrasyid, Minggu (25/8/2019).

Menurutnya, dalam memecah kemacetan di Bekasi diperlukan sesuatu terobosan yang tidak populer. Misalnya, memberlakukan penerapan sistim ganjil genap dan penerapan jalan berbayar atau Elektronik Road Pricing (ERP). Kebijakan itu sangat strategis untuk mendukung keberadaan seluruh bus transportasi. ”Karena lebar jalan yang ada di Kota Bekasi belum bisa menampung volume kendaraan,” katanya.

Keberadaan bus Transpatriot yang sekarang beroperasi, kata dia, sebagai agenda pemerintah untuk memberikan kenyamanan masyarakat dalam menggunakan angkutan. Termasuk meminimalisir penggunaan angkutan pribadi ke angkutan massal. ”Jadi kalau masih hanya menyediakan bus, tapi tidak didukung lainnya pasti akan macet juga,” ungkapnya.

Harun menilai kemacetan di Kota Bekasi sudah sangat krodit. Untuk itu, dia berharap kepada pemerintah daerah bisa memberikan daya tarik ke seluruh armada yang dioperasikan. Daya tarik itu bisa dimulai dari harga, tujuan, dan aman. Semisal ada jalur khusus agar masyarakat bisa merasakan kenyamanan transportasi masal.

Sementara CEO PT Teknologi Rancang Olah Nusantara (Tron), David Santoso, berharap dua rute baru yang melayani perjalanan Vida-Summarecon-Vida dan Wisma Asri-Sumber Arta-Wisma Asri ini bisa menjadi jawaban atas kebutuhan masyarakat akan moda transportasi yang efektif dan efisien.

Pada tahap awal ini, dua rute baru Transpatriot baru dilayani masing-masing tiga armada selama masa sosialisasi. Selama masa sosialisasi juga operator belum mematok tarif. Namun pada awal September 2019 saat kedua rute sudah dilayani efektif oleh masing-masing sepuluh armada, tarif sebesar Rp7.000 akan dibebankan kepada penumpang.

”Nantinya setelah pasar penumpang telah terbentuk, baru kami berlakukan tarif variabel yang disesuaikan dengan jarak tempuh, kisarannya antara Rp5.000 sampai Rp10.000 dan transaksinya nontunai,” katanya. Untuk mengakses dua rute ini, cukup menyiapkan uang elektronik dengan saldo cukup juga mengunduh aplikasi yang disiapkan.

Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, pengoperasian dua rute baru ini berbeda dengan rute yang sudah lebih dulu ada. Pemerintah dalam hal ini tidak perlu mengeluarkan subsidi untuk mengoperasikan 20 bus untuk dua rute. Namun, seluruh pembiayaan operasional akan dibebankan kepada pihak ketiga.

”Kita mengoperasikan 9 bus (rute pertana Harapan Indah-Terminal Bekasi) harus mensubisi sebesar Rp5 miliar. Sekarang kita 20 bus gratis (tidak mengeluarkan subsidi sama sekali),” tukasnya.

Untuk itu, Tri berharap Transpatriot yang merupakan paradigma baru transportasi di Kota Bekasi ini mendapat respons positif dari warga. Adapun 20 bus itu memiliki rute yang melayani perjalanan Vida-Summarecon-Vida dan Wisma Asri-Sumber Arta-Wisma Asri.

Sebelumnya, sembilan bus Transpatriot juga sudah lebih dulu beroperasi sudah ada sembilan unit koridor I yang melayani Terminal Bekasi-Harapan Indah dan Harapan Indah-Terminal Bekasi.

Apalagi Transpatriot yang dioperasikan berbasis aplikasi ini nantinya akan melayani penumpangnya sesuai permintaan. "Istilahnya, konsep ‘bus on demand’, selama titik penjemputan tidak terlampau jauh dari rute yang ada. Mari sama-sama ubah pola pikir, tinggalkan kendaraan pribadi dan dan beralih ke angkutan umum,” pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6127 seconds (0.1#10.140)