Sungai Besar Dinaturalisasi, Sungai Kecil Dinormalisasi
A
A
A
JAJARAN Pemkot Bogor rutin melakukan aksi pembersihan sungai sepekan sekali dalam rangka naturalisasi Sungai Ciliwung.
Naturalisasi mengupayakan aliran air ditangkap, ditahan, dan dijadikan air baku. Sungai-sungai itu biarkan dalam bentuk natural supaya bisa menahan run off. Tak hanya sungai besar, pemkot juga fokus melakukan normalisasi sungai kecil yang muaranya ke Sungai Ciliwung, diantaranya Sungai Cipakancilan dan Sungai Cibagolo.
Pada beberapa kesempatan, kegiatan naturalisasi dipimpin langsung Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dengan melakukan kunjungan kerja ke sejumlah kelurahan maupun kecamatan yang dilintasi sungai. Upaya ini dilakukan untuk memantau kinerja aparat kelurahan dalam mengatasi permasalahan sampah maupun pencemaran lingkungan.
“Selamat untuk Lurah Bantarjati Dheri Wiriadirama yang tuntas dan cepat menjawab tantangan saya. Sungai Cibagolo bersih dalam waktu kurang dari satu bulan. Senang lihat anak-anak bisa main air di sana. Kuncinya adalah kerja sama.
Terus kolaborasi dengan warga dan jaga kebersihannya, jangan lagi ada yang BAB di situ ya,” ungkap Bima belum lama ini. Bima tampak kagum dan tersenyum melihat anak-anak bermain air bersama dengan wajah riang gembira. Terlihat pula di sisi sungai para kaum ibu tengah asyik bercengkerama.
Sebelumnya, aliran sungai tersebut tampak dipenuhi keramba rusak dan tumpukan sampah. Kedalaman airpun sangat dangkal akibat timbunan lumpur dan sampah yang mengendap di dasar sungai. Tak hanya ke Bantarjati, Bima bersama jajarannya juga melihat langsung beberapa di Sungai Cipakancilan, anak Sungai Ciliwung.
“Titik Sungai Cipakancilan menjadi fokus bebersih karena alirannya menuju Sungai Ciliwung. Masih banyak ditemukan sampah, terutama yang berasal dari septic tank,” ujar Bima. Menurut dia, sampah yang menumpuk itu diprediksi sudah menahun dan jarang tersentuh.
Bahkan saking lamanya, sampah tersebut menjadi padat dan ketika diinjak tidak amblas. “Titik sampah ini harus diprioritaskan supaya ada progres dari warga sekitar. Kalau dibiarkan kasihan warga yang berada di hilir, mereka akan terkena limbah berbagai macam sampah yang mengerikan,” jelasnya.
Bima mengatakan volume sampah yang menumpuk itu mencapai kurang lebih dua ton. Dia meminta dalam waktu dekat harus sudah bersih dan tidak ada lagi sampah yang menumpuk di aliran sungai. “PR untuk mengatasi masalah ini adalah patroli secara rutin, sosialisasi kepada warga dan menyiapkan tempat sampah serta membuat septictank komunal,” terangnya.
Camat Tanah Sareal Asep Kartiwa mengungkapkan, kegiatan bebersih Sungai Ciliwung sudah beberapa kali dilakukan. Dia optimistis kebersamaan program ini bisa berjalan baik dan lancar. Kepedulian Wali Kota Bogor yang turun langsung membersihkan sampah juga memberikan edukasi atau rangsangan kepada masyarakat untuk bergerak aktif.
“Wali kota saja mau turun, masa warganya tidak. Makanya program naturalisasi Ciliwung ini akan lebih ditingkatkan,” ungkapnya. Asep mengatakan, masyarakat di sekitar terutama warga Kedung Badak sangat peduli dan antusias membersihkan Sungai Ciliwung.
Dengan adanya program naturalisasi, Ciliwung diharapkan bebas dari sampah. “Kami juga berupaya memberikan fasilitas sarana dan prasarana,” ujarnya. Lurah Bantarjati Dheri menyatakan program normalisasi sungai terus dilanjutkan dengan menambah sejumlah fasilitas penunjang lainnya.
Apalagi, kata dia, normalisasi Cibagolo sudah hampir selesai. “Sesuai instruksi wali kota Bogor untuk terus dilakukan perbaikan atau pembenahan secara menyeluruh. Manfaatnya bukan untuk lingkungan saja, tapi juga menambah senang anak-anak karena bisa bermain dan mandi di sungai,” jelasnya.
Menurut dia, dengan ramainya anak-anak bermain di Sungai Cibagolo dan para orang tua yang berkumpul, banyak warga lainnya yang biasa membuang sampah ke sungai mengurungkan niatnya. “Salah satu manfaatnya itu. Warga jadi malu buang sampah ke sungai. Terima kasih kepada warga yang sangat antusias terlibat dalam normalisasi ini,” tutupnya. (Haryudi)
Naturalisasi mengupayakan aliran air ditangkap, ditahan, dan dijadikan air baku. Sungai-sungai itu biarkan dalam bentuk natural supaya bisa menahan run off. Tak hanya sungai besar, pemkot juga fokus melakukan normalisasi sungai kecil yang muaranya ke Sungai Ciliwung, diantaranya Sungai Cipakancilan dan Sungai Cibagolo.
Pada beberapa kesempatan, kegiatan naturalisasi dipimpin langsung Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dengan melakukan kunjungan kerja ke sejumlah kelurahan maupun kecamatan yang dilintasi sungai. Upaya ini dilakukan untuk memantau kinerja aparat kelurahan dalam mengatasi permasalahan sampah maupun pencemaran lingkungan.
“Selamat untuk Lurah Bantarjati Dheri Wiriadirama yang tuntas dan cepat menjawab tantangan saya. Sungai Cibagolo bersih dalam waktu kurang dari satu bulan. Senang lihat anak-anak bisa main air di sana. Kuncinya adalah kerja sama.
Terus kolaborasi dengan warga dan jaga kebersihannya, jangan lagi ada yang BAB di situ ya,” ungkap Bima belum lama ini. Bima tampak kagum dan tersenyum melihat anak-anak bermain air bersama dengan wajah riang gembira. Terlihat pula di sisi sungai para kaum ibu tengah asyik bercengkerama.
Sebelumnya, aliran sungai tersebut tampak dipenuhi keramba rusak dan tumpukan sampah. Kedalaman airpun sangat dangkal akibat timbunan lumpur dan sampah yang mengendap di dasar sungai. Tak hanya ke Bantarjati, Bima bersama jajarannya juga melihat langsung beberapa di Sungai Cipakancilan, anak Sungai Ciliwung.
“Titik Sungai Cipakancilan menjadi fokus bebersih karena alirannya menuju Sungai Ciliwung. Masih banyak ditemukan sampah, terutama yang berasal dari septic tank,” ujar Bima. Menurut dia, sampah yang menumpuk itu diprediksi sudah menahun dan jarang tersentuh.
Bahkan saking lamanya, sampah tersebut menjadi padat dan ketika diinjak tidak amblas. “Titik sampah ini harus diprioritaskan supaya ada progres dari warga sekitar. Kalau dibiarkan kasihan warga yang berada di hilir, mereka akan terkena limbah berbagai macam sampah yang mengerikan,” jelasnya.
Bima mengatakan volume sampah yang menumpuk itu mencapai kurang lebih dua ton. Dia meminta dalam waktu dekat harus sudah bersih dan tidak ada lagi sampah yang menumpuk di aliran sungai. “PR untuk mengatasi masalah ini adalah patroli secara rutin, sosialisasi kepada warga dan menyiapkan tempat sampah serta membuat septictank komunal,” terangnya.
Camat Tanah Sareal Asep Kartiwa mengungkapkan, kegiatan bebersih Sungai Ciliwung sudah beberapa kali dilakukan. Dia optimistis kebersamaan program ini bisa berjalan baik dan lancar. Kepedulian Wali Kota Bogor yang turun langsung membersihkan sampah juga memberikan edukasi atau rangsangan kepada masyarakat untuk bergerak aktif.
“Wali kota saja mau turun, masa warganya tidak. Makanya program naturalisasi Ciliwung ini akan lebih ditingkatkan,” ungkapnya. Asep mengatakan, masyarakat di sekitar terutama warga Kedung Badak sangat peduli dan antusias membersihkan Sungai Ciliwung.
Dengan adanya program naturalisasi, Ciliwung diharapkan bebas dari sampah. “Kami juga berupaya memberikan fasilitas sarana dan prasarana,” ujarnya. Lurah Bantarjati Dheri menyatakan program normalisasi sungai terus dilanjutkan dengan menambah sejumlah fasilitas penunjang lainnya.
Apalagi, kata dia, normalisasi Cibagolo sudah hampir selesai. “Sesuai instruksi wali kota Bogor untuk terus dilakukan perbaikan atau pembenahan secara menyeluruh. Manfaatnya bukan untuk lingkungan saja, tapi juga menambah senang anak-anak karena bisa bermain dan mandi di sungai,” jelasnya.
Menurut dia, dengan ramainya anak-anak bermain di Sungai Cibagolo dan para orang tua yang berkumpul, banyak warga lainnya yang biasa membuang sampah ke sungai mengurungkan niatnya. “Salah satu manfaatnya itu. Warga jadi malu buang sampah ke sungai. Terima kasih kepada warga yang sangat antusias terlibat dalam normalisasi ini,” tutupnya. (Haryudi)
(nfl)