Pasar Rumput Jakarta Selatan Akan Terintegrasi dengan Rusunawa

Senin, 29 Juli 2019 - 23:02 WIB
Pasar Rumput Jakarta...
Pasar Rumput Jakarta Selatan Akan Terintegrasi dengan Rusunawa
A A A
JAKARTA - Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta Selatan akan diintegrasikan dengan hunian Rumah Susun Sewa (Rusunawa) pada Agustus 2019 mendatang. Pasar Rumput menjadi konsep pertama pasar yang terintegrasi dengan rusunawa.

Kepala Humas PD Pasar Jaya, Amanda Gita mengatakan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) bersama Pemprov DKI telah mengizinkan pedagang Pasar Rumput berdagang di Tempat Penampungan Sementara (TPS) di sekitar masuk ke dalam Rusunawa Pasar Rumput."Rencananya pemindahan akan dilakukan pada Rabu, 1 Agustus 2019 mendatang. TPS akan dibongkar ketika pedagang sudah masuk ke bangunan baru," kata Amanda Gita saat dihubungi, Senin (29/7/2019).

Manda menjelaskan, sedikitnya ada 1510 kios yang terdapat di lantai 3 dari 25 lantai di tiga tower. Nantinya, semua kios tersebut akan dihuni oleh pedagang eksisting. Para pedagang yang sudah menempati kios, kewajibannya adalah membayar restribusi listrik, air dan retribusi biaya pengelolaan pasar (BPP) yang besarannya akan disosialisasikan kepada pedagang setelah masuk ke bangunan baru.

Bangunan Pasar Rumput, lanjut Manda, akan diserahterimakan dari Kementerian PUPR kepada Pemprov DKI dan selanjutnya diserahkan kepada Perumda Pasar Jaya. Kemudian, Perumda Pasar Jaya akan memberlakukan hak pakai atas tempat usaha kepada para pedagang.

Dengan berlakunya hak pakai tersebut, para pedagang akan dikenakan biaya pembelian hak pakai terhadap tempat usaha dimaksud."Adapun besaran nilai jual tempat usaha pasar rumput akan didiskusikan lebih lanjut dengan para pedagang setelah aset bangunan pasar rumput diserahterimakan kepada Perumda Pasar Jaya," ungkapnya.

Manda menuturkan, Pasar Rumput menjadi konsep pasar pertama yang terintegrasi dengan Rusunawa. Sedangkan sejumlah lokasi lainnya yang saat ini direncanakan akan dibangun terintegrasi dengan rusun adalah Pasar Minggu, Pasar Cipete, Pasar Radio Dalam, Pasar Lontar, Pasar Kebon Melati, Jembatan Besi, Jelambar Polri dan lainnya.

"Pasar modern nantinya juga akan difungsikan sebagai Transit Oriented Development (TOD) bagi pengguna angkutan umum. Pasar tersebut antara lain, Pasar Blora, Pasar Minggu, Pasar Fatmawati," pungkasnya.

Sementara itu, Anggota komisi B DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike meminta Pasar Jaya segera berbenah diri lantaran melangkah kepada satu tahapan peranan yang lebih besar. Dimana, tidak hanya menyediakan pasar bagi UKM yang saat ini lagi terpuruk, masyarakat yang sedang terpuruk atas harga-harga, termasuk permukiman menjadi tugas utama dari pasar jaya.

Politisi PDI Perjuangan itu berharap agar rusunawa itu diperuntukkan kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang belum memiliki rumah. Termasuk kemudahan syarat kepemilikan. "Harapannya buat kita kepada Pasar Jaya, dengan adanya integrasi antara pasar dengan permukiman, mau tidak mau kebersihan dan kesehatannya dari pasar juga harus terjaga. Kemudian peruntukannya dan syarat kepemilikan diharapkan berpihak bagi masyarakat berpenghasilan rendah," ucapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1048 seconds (0.1#10.140)