Memaksimalkan Layanan perkeretaapian di Lintasan Bekasi

Senin, 15 Juli 2019 - 13:47 WIB
Memaksimalkan Layanan...
Memaksimalkan Layanan perkeretaapian di Lintasan Bekasi
A A A
BEKASI - Layanan perkeretaapian di lintasan Bekasi terus dimaksimalkan seiring membeludaknya penumpang kereta rel listrik (KRL) commuter line.

Pelayanan tersebut seperti peningkatan fasilitas stasiun, kapasitas daya angkut, dan modernisasi ticketing. Commuter line memang menjadi moda transportasi massal andal bagi masyarakat yang tinggal di wilayah mitra DKI Jakarta, khususnya Bekasi.

Jumlah penumpang lintas Bekasi setiap harinya mencapai 147.596 orang dengan jumlah penumpang dari Stasiun Bekasi sebanyak 45.953 orang. “Jumlah penumpang dari Bekasi menjadi salah satu yang terbesar di Jabodetabek,” ungkap Vice President Corporate Communication PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba kemarin. Tingginya animo masyarakat membuat KCI harus memaksimalkan pelayanan.

Untuk formasi KRL lebih panjang yakni 12 kereta dalam satu rangkaian (SF12) di lintas Bekasi sebanyak enam unit dan formasi 10 kereta dalam satu rangkaian (SF10) sebanyak enam unit. “Saat ini SF12 hanya tersedia di lintas Bekasi, Bogor, dan Tangerang,” ucapnya.

KCI juga menambah dua perjalanan dari 36 menjadi 38 untuk perjalanan KRL Jakarta-Cikarang. Sementara jumlah perjalanan KRL lintas Bekasi-Cikarang sebanyak 165 perjalanan setiap harinya.

KRL tujuan Bekasi-Cikarang merupakan layanan baru sepanjang 16,74 kilometer yang dapat ditempuh 21 menit. Keberangkatan KRL pertama dari Stasiun Cikarang pukul 05.05 WIB dan kedatangan KRL terakhir di Stasiun Cikarang pukul 23.45 WIB. Fasilitas di setiap stasiun di perlintasan Bekasi-Cikarang cukup baik.

Misalnya, Stasiun Kranji di Kecamatan Bekasi Barat memanfaatkan bangunan baru yang terletak di atas bangunan lama stasiun dengan arsitektur modern minimalis futuristik. Untuk Stasiun Bekasi Timur memiliki dua lift yang memanjakan penumpang. Stasiun ini mempunyai luas bangunan 870 m2 dan luas lahan parkir 16.000 m2 dengan daya tam pung kendaraan roda empat 100 unit dan kendaraan roda dua 300 unit.

Kemudian Stasiun Tambun dan Cikarang merupakan revitalisasi dari bangunan lama. “Fasilitas yang disediakan di setiap stasiun sesuai standar pelayanan minimum (SPM) yang ditetapkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub),” ujar Anne.

Fasilitas yang disediakan berupa toilet, musala, informasi stasiun melalui signage, papan informasi, hingga pengumuman dengan suara (audio). Untuk beberapa stasiun yang telah direvitalisasi oleh pemerintah juga tersedia fasilitas tambahan seperti lift, eskalator, ruang menyusui, serta pos kesehatan.

Lintasan Jakarta-Cikarang atau sebaliknya mampu meningkatkan mobilitas masyarakat Cikarang menuju Jakarta Kota. Jarak tempuh Cikarang-Jakarta memakan waktu sekitar 1 jam. Dengan singkatnya waktu tempuh diharapkan masyarakat Bekasi beralih menggunakan com - muter line. Ketua Dewan Transportasi Ko ta Bekasi Harun Al Rasyid mengatakan, Bekasi sangat membutuhkan transportasi massal yang mumpuni untuk mengurai kemacetan, salah satunya peningkatan layanan KRL commuterline.

Dia menilai kondisi arus lalu lintas di Bekasi semakin semrawut. Berdasarkan kajiannya, setiap hari pola pergerakan kendaraan pribadi ke kawasan Summarecon Bekasi mencapai 31.000 unit. Jumlah ini bakal terus meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk Kota Bekasi yang saat ini 2,8 juta jiwa dan diperkirakan pada 2020 mencapai 3 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk sebesar itu, bila tanpa langkah strategis dari pemerintah dan pemangku kepentingan, Kota Bekasi akan semakin padat. Apalagi, proporsi penggunaan kendaraan di Jabodetabek didominasi pengendara motor.

Stasiun Telaga Murni
Belum lama ini Stasiun Telaga Murni di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi dioperasikan. KRL Commuter Line pun berhenti di stasiun yang dibangun oleh pihak swasta.

Stasiun tersebut dibangun atas kerja sama antara Ditjen Perkeretaapian Kemenhub dengan Pemkab Bekasi dan PT Fajar Putera Dinasti selaku anak perusahaan PT Metropolitan Land yang juga pengembang Metland Cibitung. Proses pembangunan Stasiun Metland Telaga Murni dimulai dengan perencanaan pada 2011. Kemudian izin pembangunan dan groundbreaking baru dapat terlaksana pada Agustus 2016. Stasiun Metland menelan anggaran Rp80 miliar.

“Wa lau pun dibangun pihak swasta, sta siun ini dibuka untuk umum dan melayani warga di Cikarang Barat,” kata Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta Banten (BTPWJB) Jumardi.

Stasiun Telaga Murni disiapkan untuk pembangunan jalur rel dwiganda (double-double track/DDT). Pengoperasian secara resmi Stasiun Telaga Murni dilakukan pada Lebaran lalu oleh Kemenhub. Di stasiun ini terdapat tujuh mesin tapping dan empat loket, tapi hanya tiga loket yang beroperasi.

Menurut Jumardi, Stasiun Telaga Murni telah memenuhi standardisasi pengoperasian KRL. Stasiun yang berada di lahan seluas 2.000 m2 ini memiliki panjang peron 200 meter lebih sehingga mampu menampung KRL yang memiliki 12 gerbong. “Daya tampung stasiun KRL ti dak menjadi hal utama, yang pen ting itu peron,” katanya.

Dengan beroperasinya Stasiun Telaga Murni, warga Cibitung maupun Cikarang Barat diharapkan beralih ke moda transportasi massal ini. (Abdullah M Surjaya)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0669 seconds (0.1#10.140)