Cegah Gubuk Liar di KBB Kembali Muncul, Satpol PP Rutinkan Patroli

Senin, 08 Juli 2019 - 12:03 WIB
Cegah Gubuk Liar di...
Cegah Gubuk Liar di KBB Kembali Muncul, Satpol PP Rutinkan Patroli
A A A
JAKARTA - Hari ini atau Selasa besok, pemilik gubuk liar di sekitar bantaran Kanal Banjir Barat (KBB), Tanah Abang, Jakarta Pusat, berjanji membongkar sendiri lapak mereka itu. Guna mengantisipasi munculnya kembali pembangunan gubuk liar di sana, Satpo PP DKI akan rutin menggelar patroli.

"Kami akan lebih meningkatkan patroli di sekitar lokasi itu (KBB). Nanti akan dilakukan secara rutin patroli supaya enggak ada lagi (gubuk liar)," ujar Kasatpol PP DKI Jakarta, Arifin, Senin (8/7/2019).

Menurut dia, sebenarnya gubuk liar permanen di bantaran KBB tidak begitu banyak, yang kerap muncul hanya berupa tenda. Namun Arifin mengakui jika kawasan itu sangat rawan menjadi lokasi pemukiman liar.

"Gubuk cuma ada satu dua, secara massif hanya tenda, enggak banyak kok. Saya sudah perintahkan jajaran di wilayah Kecamatan Tanah Abang, Satpol PP yang ada di sana, untuk secara rutin patroli di kawasan-kawasan yang termasuk rawan tadi," tandasnya.

Arifin menyebut di kawasan KKB rawan muncul bangunan-bangunan liar. Biasanya jikapun sudah ditertibkan, muncul lagi. "Kan kalau sudah ditertibkan tidak terus menerus dijaga, karena itukan berada di jalur lintasan, jalur kendaraan. Mungkin dipikir sudah tidak ada lagi, kemudian satu, dua, muncul lagi. Itu bentuknya tenda-tenda, terpal, bukan yang permanen," jelasnya.

Meskipun begitu, warga yang nekat membangun gubuk liar memiliki identitas dan merupakan penduduk Jakarta. "Sebenarnya kalau dilihat dari KTP-nya sih KTP Jakarta. Ada beberapa yang didata oleh Satpol PP Tanah Abang, itu KTP warga DKI," katanya.

Arifin melanjutkan, sebenarnya mereka memiliki tempat tinggal sendiri. Mereka sengaja membuka tenda di sana karena ada sisa tanah yang bisa digarap untuk bercocok tanam, seperti berkebun dan sebagai tempat beristirahat. Selain berkebun, banyak dari mereka yang juga mengumpulkan barang rongsokan yang bernilai untuk dijual.

"Mereka di sana ada semacam yang bercocok tanam, berkebun, memanfaatkan lahan yang diangap lahan tidur. Padahal itukan bagian dari bantaran sungai. Tapi mereka sudah diberi peringatan oleh Pak Camat dan akan meninggalkan sendiri lokasi," pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1058 seconds (0.1#10.140)