Ratusan Warga Kurang Mampu di Lengkong Kulon Periksa Gigi Gratis
A
A
A
TANGERANG - Ratusan warga yang kurang mampu, di Lengkong Kulon, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten, mengikuti pemeriksaan kesehatan dan gigi gratis.
Pemeriksaan kesehatan itu, dilakukan di Pondok Pesantren Daarul Faalihin. Tampak, warga cukup antusias memeriksakan kesehatannya. Ada yang cabut gigi, dan ada juga yang memeriksakan kondisi tubuhnya.
Layanan pemerikaaan kesehatan gratis ini diadakan oleh Sinarmas Land, bekerjasama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi, RS Eka Hospital, dan UPT Puskesmas Pagedangan.
Managing Director President Office Sinar Mas Land Dhony Rahajoe mengatakan, pemeriksaan kesehatan dan gigi gratis ini diikuti sebanyak 300 warga yang kurang mampu, di wilayah Lengkong Kulon.
"Kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis ini meliputi pemeriksaan asam urat, kolesterol, gula darah dalam tubuh, serta gigi," kata Dhony, kepada Koran SINDO, Sabtu (29/6/2019).
Dijelaskan dia, dalam kegiatan ini pihaknya melibatkan tenaga medis yang terdiri dari delapan dokter umum, empat dari Yayasan Buddha Tzu Chi, tiga dari Eka Hospital, dan satu dari UPT Puskesmas Pagedangan.
"Dokter gigi ada enam orang. Empat dari Yayasan Buddha Tzu Chi, dan dua orang dari RS Eka Hospital. Enam perawat, dan tiga apoteker," sambung Dhony, saat kegiatan.
Sementara itu, Koordinator Gigi Yayasan Buddha Tzu Chi Drg Linda Verniati mengatakan, sedikitnya ada 100 warga yang mau mengikuti pemeriksaan gigi. Mereka ada yang cabut gigi dan nambal.
"Kita hari ini melakukan pengobatan umum dan gigi. Ada yang tambal, cabut. Target hari ini kita 100 pasien yang terdiri dari usia muda, tua, bahkan anak-anak," tambahnya.
Dalam pemeriksaan gigi itu, banyak warga yang mengeluhkan kondisi giginya. Salah seorang warga, bahkan ada yang takut giginya dicopot meski gigi tersebut goyang. Menurutnya, hal ini masih sering terjadi.
"Kalau ada kasus yang khusus akan kita rujuk saja. Kita kan ada rumah sakit juga. Jadi, pola makan sekarang ini kurang bagus. Terutama makan anak," paparnya.
Pola makan yang kurang sehat, menurutnya dapat membuat gigi cepat berlubang, menjadi rapuh dan mudah patah, hingga terpaksa harus dicopot. Untuk itu, banyak ditemukan gigi manula lebih kuat dari anak.
"Makanan sekarang itu kurang dijaga, coklat, ciki, biskuit kaleng. Terus makanan sekarang itu terlalu alus, sehingga cara makannya tidak perlu memakai otot gigi. Otot gigi harus dilatih," sambung Linda lagi.
Dia berharap, pemeriksaan kesehatan dan gigi gratis ini dapat terus dilakukan. Sehingga, kesehatan masyarakat di wilayah kurang mampu ini dapat lebih ditingkatkan.
Pemeriksaan kesehatan itu, dilakukan di Pondok Pesantren Daarul Faalihin. Tampak, warga cukup antusias memeriksakan kesehatannya. Ada yang cabut gigi, dan ada juga yang memeriksakan kondisi tubuhnya.
Layanan pemerikaaan kesehatan gratis ini diadakan oleh Sinarmas Land, bekerjasama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi, RS Eka Hospital, dan UPT Puskesmas Pagedangan.
Managing Director President Office Sinar Mas Land Dhony Rahajoe mengatakan, pemeriksaan kesehatan dan gigi gratis ini diikuti sebanyak 300 warga yang kurang mampu, di wilayah Lengkong Kulon.
"Kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis ini meliputi pemeriksaan asam urat, kolesterol, gula darah dalam tubuh, serta gigi," kata Dhony, kepada Koran SINDO, Sabtu (29/6/2019).
Dijelaskan dia, dalam kegiatan ini pihaknya melibatkan tenaga medis yang terdiri dari delapan dokter umum, empat dari Yayasan Buddha Tzu Chi, tiga dari Eka Hospital, dan satu dari UPT Puskesmas Pagedangan.
"Dokter gigi ada enam orang. Empat dari Yayasan Buddha Tzu Chi, dan dua orang dari RS Eka Hospital. Enam perawat, dan tiga apoteker," sambung Dhony, saat kegiatan.
Sementara itu, Koordinator Gigi Yayasan Buddha Tzu Chi Drg Linda Verniati mengatakan, sedikitnya ada 100 warga yang mau mengikuti pemeriksaan gigi. Mereka ada yang cabut gigi dan nambal.
"Kita hari ini melakukan pengobatan umum dan gigi. Ada yang tambal, cabut. Target hari ini kita 100 pasien yang terdiri dari usia muda, tua, bahkan anak-anak," tambahnya.
Dalam pemeriksaan gigi itu, banyak warga yang mengeluhkan kondisi giginya. Salah seorang warga, bahkan ada yang takut giginya dicopot meski gigi tersebut goyang. Menurutnya, hal ini masih sering terjadi.
"Kalau ada kasus yang khusus akan kita rujuk saja. Kita kan ada rumah sakit juga. Jadi, pola makan sekarang ini kurang bagus. Terutama makan anak," paparnya.
Pola makan yang kurang sehat, menurutnya dapat membuat gigi cepat berlubang, menjadi rapuh dan mudah patah, hingga terpaksa harus dicopot. Untuk itu, banyak ditemukan gigi manula lebih kuat dari anak.
"Makanan sekarang itu kurang dijaga, coklat, ciki, biskuit kaleng. Terus makanan sekarang itu terlalu alus, sehingga cara makannya tidak perlu memakai otot gigi. Otot gigi harus dilatih," sambung Linda lagi.
Dia berharap, pemeriksaan kesehatan dan gigi gratis ini dapat terus dilakukan. Sehingga, kesehatan masyarakat di wilayah kurang mampu ini dapat lebih ditingkatkan.
(maf)