7 Tempat di Jakarta yang Kini Tinggal Kenangan

Minggu, 30 Juni 2019 - 06:46 WIB
7 Tempat di Jakarta yang Kini Tinggal Kenangan
7 Tempat di Jakarta yang Kini Tinggal Kenangan
A A A
JAKARTA - Kota Jakarta benar-benar menjadi kota metropolitan yang tumbuh dengan cepat. Karena cepatnya, sejumlah tempat yang dulu pernah menjadi ikon kini sudah hilang karena tergerus perubahan zaman.

Di tengah kemajuan zaman, ada juga beberapa lokasi yang masih bertahan dengan segala keterbatasannya. Namun tak sedikit yang berubah seiring perjalanan suatu kota.

1. Teater Mobil Ancol
7 Tempat di Jakarta yang Kini Tinggal Kenangan


Salah satu tempat yang kini sudah tidak ditemui adalah Teater Mobil di Ancol Jakarta Utara. Padahal sekitar tahun 1970, warga Jakarta bisa bangga karena memiliki drive-in cinema alias teater mobil satu-satunya di Indonesia. Lokasinya tepat di seberang Taman Impian Jaya Ancol.

Teater mobil ini dibangun di lahan seluas lima hektare dan di tengahnya berdiri tegak layar raksasa berukuran 19 x 40 meter. Sesuai namanya, hanya penonton yang memiliki mobil yang bisa ada disini.

Teater Mobil Ancol masih eksis sampai sekitar 1990-an dan setelah itu tidak beroperasi lagi. Kini, kawasan tersebut sudah berubah fungsi menjadi Stasiun Gondola atau kereta gantung dan lahan parkir. Namun sampai saat ini tulisan ‘Teater Mobil’ masih tetap ada.

2. Lokalisasi Kramat Tunggak
7 Tempat di Jakarta yang Kini Tinggal Kenangan


Kemunculan lokalisasi pertama di Jakarta ini sebenarnya mendapat tentangan luar biasa dari warga Jakarta, terutama kaum ulama. Namun, gubernur saat itu Ali Sadikin dengan tegas menginginkan adanya suatu kawasan yang bisa membuat Wanita Tuna Susila (sebutan saat itu, red) tidak berkeliaran di jalan dan agar bisa dibina lebih baik.

Setelah melakukan studi ke Bangkok, Ali Sadikin akhirnya membuat lokalisasi di Jalan Kramat Jaya RW 019, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Kotamadya Jakarta Utara. Di atas areal seluas 109.435 meter persegi, ada 300 PSK dan 76 mucikari di tempat tersebut.

Belakangan, penghuninya terus berkembang hingga ribuan PSK dan ratusan mucikari. Warga yang resah akhirnya meminta agar kawasan itu ditutup. Baru pada 31 Desember 1999, kawasan tersebut ditutup oleh gubernur DKI Sutiyoso dan dibangun Islamic Center.

3. Stadion Menteng
7 Tempat di Jakarta yang Kini Tinggal Kenangan


Stadion Menteng didirikan pada tahun 1921 dengan nama Voetbalbond Indische Omstreken Sport (Viosveld). Stadion yang dirancang oleh arsitek Belanda, F.J. Kubatz dan P.A.J. Moojen ini menjadi kebanggaan warga Jakarta karena menjadi markas klub sepakbola kesayangan mereka, Persija.

Sayangnya sekitar tahun 2004, stadion yang berada di atas lahan seluas 3,4 hektare itu akan diubah fungsinya menjadi taman kota. Pada tahun 26 Juli 2006, stadion yang menjadi benda cagar budaya itu diratakan dengan tanah.

Kini kawasan tersebut sudah menjadi taman kota Menteng. Sedangkan klub Persija masih belum memiliki stadion pengganti karena Stadion Lebak Bulus yang menjadi markas selanjutnya kini menjadi Stasiun MRT.

4. Bandara Internasional Kemayoran
7 Tempat di Jakarta yang Kini Tinggal Kenangan

Landasan bandar udara ini dibangun pada tahun 1934 dan secara resmi dibuka pada tanggal 8 Juli 1940. Bandar udara ini pertama kali didarati pesawat jenis DC-3 Dakota milik perusahaan penerbangan Hindia Belanda, KNILM (Koningkelije Nederlands Indische Luchtvaart Maatschapij) dua hari sebelum diresmikan. Tercatat pesawat KNILM beroperasi di Kemayoran sampai akhir beroperasi.

Bandar udara yang dahulu terkenal dengan nama Kemajoran ini perlahan mulai berhenti beroperasi pada tanggal 1 Januari 1983. Bandara ini resmi ditutup pada tanggal 31 Maret 1985. Selanjutnya seluruh penerbangan lokal dan internasional dipindahkan ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.

Bandar udara ini memiliki dua landasan pacu yang bersilangan, yakni landasan pacu utara-selatan (17-35) dengan ukuran 2.475 x 45 meter dan landasan pacu barat-timur (08-26) dengan ukuran 1.850 x 30 meter. Kini dua landasan pacu tersebut sudah menjadi Jalan H Benyamin Sueb yang menghubungkan Kemayoran dengan Ancol.

5. Kawasan Kalijodo
7 Tempat di Jakarta yang Kini Tinggal Kenangan


Jika mendengar nama Kalijodo, warga Jakarta pasti sudah paham kalo itu nama sebuah kawasan yang berada di di kelurahan Angke, Kecamatan Tambora Jakarta Barat. Pada zaman Belanda, kawasan ini tempatnya para jejaka mencari jodoh sehingga kawasan itu kini dikenal sebagai Kalijodo.

Seiring berjalannya waktu, kawasan tersebut terus berkembang dan berubah fungsi menjadi lokasi prostitusi. Belakangan kawasan prostitusi yang dicentengi Daeng Azis ditutup Pemprov DKI.

Kini kawasan Kalijodo seluas 1,4 hektare disulap Pemprov DKI menjadi sebuah taman interaktif yang memiliki banyak fasilitas, seperti lintasan jogging, lintasan sepeda, skate park, amphitheater, playground, musala, tempat bermain anak, perustakaan mini, outdoor gym, tolit, dan lain-lain.

6. Taman Ria Senayan
7 Tempat di Jakarta yang Kini Tinggal Kenangan


Berada di dekat Gedung DPR RI, Taman Ria Senayan, Jakarta Pusat menjadi ikon anak muda di era 1990-an. Sebagai saingan Dunia Fantasi (Dufan) Ancol, remaja Jakarta memilih Taman Ria karena lokasinya yang mudah dijangkau.

Walaupun wahana permainan yang ditawarkan belum banyak, namun ada satu permainan yang begitu diminati, yakni kincir angin raksasa. Dari atas kincir angin tersebut, pengunjung bisa melihat wilayah Senayan dari ketinggian. Maklum saja karena saat itu tidak banyak gedung tidak di Jakarta.

Satu hal yang paling memorable dari Taman Ria Senayan adalah danau dengan perahu tandem. Tak hanya itu, danau dengan pohon yang teduh sering dijadikan remaja untuk sekedar menghabiskan waktu sore dengan pasangannya.

7. Stadion Lebak Bulus
7 Tempat di Jakarta yang Kini Tinggal Kenangan


Setelah stadion Menteng diratakan pada tahun 2004, Persija menempati Stadion Lebak Bulus di Jakarta Selatan sebagai markas mereka. Sayangnya, baru sembilan tahun Persija menempati rumah barunya, ketenangan mereka terusik. Pemprov DKI berencana membangun depo MRT di lahan Stadion Lebak Bulus yang berkapasitas 12.500 penonton itu.

Sejak tahun 2013 sudah bergulir rencana penggusuran Stadion Lebak Bulus. Baru pada hari Selasa 8 September 2015, Stadion Lebak Bulus benar-benar diratakan dengan tanah. Kini di lahan tersebut, berdiri depo MRT yang merupakan transportasi modern milik Pemprov DKI.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4612 seconds (0.1#10.140)