Jalan Menyempit, Kemacetan di Cikini Makin Tak Terhindarkan
A
A
A
JAKARTA - Pembangunan dan revitalisasi trotoar sepanjang 800 meter di Jalan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat membuat jalanan itu menyempit. Kemacetan mulai terlihat di kawasan tersebut saat sore dan menjelang malam.
Hal ini disebabkan bila sebelum jalan yang bisa dilintasi dua mobil itu kini hanya bisa dilalui satu roda empat. Hal ini dikarenakan hampir sebagian jalan di makan untuk revitalisasi trotoar, sedangkan disisi kiri ruas yang semestinya bisa dilalui satu kendaraan mulai digunakan untuk parkir kendaraan.
Imbas dari penyempitan itu membuat kemacetan makin bertambah. Arus kendaraan menjadi tersendat karena sejumlah mobil berebut jalan. Belum lagi begitu ada mobil yang keluar dari parkir, beberapa kendaraan terpaksa harus terhenti menunggu kendaraan yang keluar parkir masuk ke jalur.
"Sekarang ini masih mending, coba kalau sore atau malam mas. Kendaraan makin padat dan bikin macet," ucap Toto (38), juru parkir (jukir) di lokasi, Minggu (16/6/2019).
Saat SINDOnews menyambangi kawasan itu, sejumlah pekerja tampak melakukan pembenahan di kawasan itu. Menggunakan seragam oranye dan helm kuning mereka tampak mengebor jalan beraspal yang ditandai dengan cat warna putih sebagai pembatas.
Akses jalan kemudian dibatasi dengan seng kuning hitam dan pembatas dari bambu dan pot beton yang dibuatkan garis kuning agar dilihat pengendara.
Adanya pembenahan di kawasan itu, membuat pengendara sepeda motor tak dapat melaju dengan cepat. Mereka terhambat dengan akses jalan yang terbatas.
"Soal sudah sempit, jadi enggak bisa ngebut," kata Firman (25), pengendara yang ditemui depan Hotel Ibis, Cikini.
SINDOnews kemudian menjajal jalan ini. Melintas dari kawasan depan Menteng Huis hingga Hotel Mega Cikini sepanjang 800 meter menggunakan motor, sedikitnya membutuhkan waktu lima menit dengan kecepatan 20-30 kilometer perjam. Padahal sebelumnya melintas disitu hanya membutuhkan waktu 1-2 menit dengan kecepatan 50-60 kilometer per jam.
Hal ini disebabkan bila sebelum jalan yang bisa dilintasi dua mobil itu kini hanya bisa dilalui satu roda empat. Hal ini dikarenakan hampir sebagian jalan di makan untuk revitalisasi trotoar, sedangkan disisi kiri ruas yang semestinya bisa dilalui satu kendaraan mulai digunakan untuk parkir kendaraan.
Imbas dari penyempitan itu membuat kemacetan makin bertambah. Arus kendaraan menjadi tersendat karena sejumlah mobil berebut jalan. Belum lagi begitu ada mobil yang keluar dari parkir, beberapa kendaraan terpaksa harus terhenti menunggu kendaraan yang keluar parkir masuk ke jalur.
"Sekarang ini masih mending, coba kalau sore atau malam mas. Kendaraan makin padat dan bikin macet," ucap Toto (38), juru parkir (jukir) di lokasi, Minggu (16/6/2019).
Saat SINDOnews menyambangi kawasan itu, sejumlah pekerja tampak melakukan pembenahan di kawasan itu. Menggunakan seragam oranye dan helm kuning mereka tampak mengebor jalan beraspal yang ditandai dengan cat warna putih sebagai pembatas.
Akses jalan kemudian dibatasi dengan seng kuning hitam dan pembatas dari bambu dan pot beton yang dibuatkan garis kuning agar dilihat pengendara.
Adanya pembenahan di kawasan itu, membuat pengendara sepeda motor tak dapat melaju dengan cepat. Mereka terhambat dengan akses jalan yang terbatas.
"Soal sudah sempit, jadi enggak bisa ngebut," kata Firman (25), pengendara yang ditemui depan Hotel Ibis, Cikini.
SINDOnews kemudian menjajal jalan ini. Melintas dari kawasan depan Menteng Huis hingga Hotel Mega Cikini sepanjang 800 meter menggunakan motor, sedikitnya membutuhkan waktu lima menit dengan kecepatan 20-30 kilometer perjam. Padahal sebelumnya melintas disitu hanya membutuhkan waktu 1-2 menit dengan kecepatan 50-60 kilometer per jam.
(mhd)