DPRD DKI Anggap LRT Velodrome - Kelapa Gading Merupakan Proyek Gagal
A
A
A
JAKARTA - DPRD DKI Jakarta menilai moda transportasi massal berbasis rel ringan atau Light Rail Transit (LRT) adalah proyek gagal . DKI disarankan melaporkan penggunaan Anggaran LRT kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Muhammad Taufik mengatakan, bahwa ujicoba publik LRT Velodrome-Kelapa Gading dengan jarak 5,8 kilometer itu hanyalah objek wisata seperti yang ada di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Sebab, kata dia, LRT adalah proyek gagal.
"Ada tiga kegagalan, pertama, gagal waktu; kedua gagal fungsi; Ketiga gagal egisien anggaran," kata Taufik di gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (12/6/2019). (Baca Juga: LRT Velodrome-Kelapa Gading Dijadwalkan Beroperasi Setelah Lebaran)
Taufik menjelaskan, LRT gagal lantaran waktu pembangunan LRT bertujuan untuk kepentingan Asian Games dan sudah hampir berjalan sekitar satu tahun, LRT belum juga memiliki izin operasional. (Baca Juga: 5.000 Orang Daftar Online Uji Publik LRT Jakarta)
Kemudian gagal fungsi, kata Taufik, dulu fungsinya buat transportasi atlet saat Asian Games, nyatanya tidak terjadi. Sementara apabila fungsinya untuk urai kemacetan, Dia menilai tidak mungkin dengan jarak 5,6 kilometer mampu berfungsi mengurangi kemacetan. (Baca juga:
"Ketiga gagal efisiensi, biayanya Rp5,8 triliun untuk 5,6km. Jadi Rp1,1 triliun per km. saya menyarankan kepada Pemprov DKI atau TGUPP laporin lah ke KPK bahwa ini proyek gagal," ungkapnya.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Muhammad Taufik mengatakan, bahwa ujicoba publik LRT Velodrome-Kelapa Gading dengan jarak 5,8 kilometer itu hanyalah objek wisata seperti yang ada di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Sebab, kata dia, LRT adalah proyek gagal.
"Ada tiga kegagalan, pertama, gagal waktu; kedua gagal fungsi; Ketiga gagal egisien anggaran," kata Taufik di gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (12/6/2019). (Baca Juga: LRT Velodrome-Kelapa Gading Dijadwalkan Beroperasi Setelah Lebaran)
Taufik menjelaskan, LRT gagal lantaran waktu pembangunan LRT bertujuan untuk kepentingan Asian Games dan sudah hampir berjalan sekitar satu tahun, LRT belum juga memiliki izin operasional. (Baca Juga: 5.000 Orang Daftar Online Uji Publik LRT Jakarta)
Kemudian gagal fungsi, kata Taufik, dulu fungsinya buat transportasi atlet saat Asian Games, nyatanya tidak terjadi. Sementara apabila fungsinya untuk urai kemacetan, Dia menilai tidak mungkin dengan jarak 5,6 kilometer mampu berfungsi mengurangi kemacetan. (Baca juga:
"Ketiga gagal efisiensi, biayanya Rp5,8 triliun untuk 5,6km. Jadi Rp1,1 triliun per km. saya menyarankan kepada Pemprov DKI atau TGUPP laporin lah ke KPK bahwa ini proyek gagal," ungkapnya.
(ysw)