Tiket Pesawat Mahal, Pemudik dari Soetta Tetap Tembus 3 Juta Orang
A
A
A
TANGERANG - Kendati harga tiket pesawat melambung, namun pemudik Lebaran dari Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang, Banten, masih tergolong tetap tinggi. Terhitung sejak H-7 hingga H+3 Lebaran, tercatat jumlah penumpang pesawat tembus 3 juta orang dengan total pergerakan pesawat mencapai 23.500 penerbangan.
President Director PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, puncak arus mudik Lebaran dari Bandara Soetta terjadi pada H-4 atau 1 Juni 2019. Pergerakan penumpang pada H-4 Lebaran naik sebesar 30%.
"Angka ini naik jika dibandingkan dengan angkutan Lebaran sebelumnya. Sedangkan untuk arus balik, diprediksi jatuh pada H+4 atau tanggal 9 Juni 2019 ini," ujar Awaluddin, Minggu (9/6/2019). (Baca juga: Arus Mudik, Lonjakan Penumpang di Bandara Soetta Mulai Terasa)
Pergerakan penumpang pada puncak arus balik di Bandara Soetta sendiri diprediksi sebanyak 200 ribu orang, baik kedatangan domestik maupun internasional. "Kalau dihitung sejak kemarin, mungkin dari total 16 bandara itu akan mendekati angka 300 ribu. Tetapi untuk di Bandara Soetta sendiri, per hari bisa sampai 200 ribu-215 ribu pergerakan penumpangnya," ucapnya.
Berdasarkan data Posko Terpadu Terminal 1B Bandara Soetta, pergerakan pesawat saat puncak arus balik gelombang pertama tercatat sebanyak 659 pesawat, dengan rincian 511 penerbangan domestik dan 148 penerbangan internasional.
Menurut data perhitungan Jumat 7 Juni 2019 atau H+2 Lebaran, pergerakan pesawat di bandara terbesar di Indonesia ini sebanyak 928. Sedangkan pergerakan penumpang pada H+2 Lebaran hanya 122.484 orang. (Baca juga: Jelang Arus Balik, Bandara Soetta Tambah Area Parkir)
Awaluddin mengakui pergerakan pesawat dan penumpang pada musim mudik dan arus balik Lebaran di Bandara Soetta tahun ini mengalami penurunan, kendati jumlah penumpang tergolong masih tinggi.
Namun ia menampik penurunan itu terjadi karena faktor tunggal tingginya harga tiket pesawat. "Memang tahun ini terjadi penurunan. Sebab pilihan dari moda transportasi terus bertambah. Termasuk transportasi darat seperti kereta api. Pelabuhan juga secara kapasitas memang bertambah," katanya.
VP of Corporate Communication PT Angkasa Pura II (Persero) Yado Yarismano menambahkan, masih tingginya pengguna jasa penerbangan dikarenakan libur panjang.
"Jumlah pemudik dengan pesawat memang biasanya meningkat pada weekend, dan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Hal ini karena memang ada cuti bersama, dan anak-anak juga sudah libur sekolah," ucapnya.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan pesawat tetap menjadi moda transportasi unggulan. Pertama, dari segi kecepatan dan kedua dari kenyamanan.
"Sehingga pemudik lebih fleksibel memilih jadwal keberangkatan. Untuk arus balik, pemudik diimbau untuk tiba lebih awal di bandara, sekitar 1-2 jam agar lancar dalam memproses keberangkatan," tandasnya.
Sementara itu, Dian, salah seorang warga Kabupaten Tangerang mengaku memilih mudik dengan menggunakan jalur darat ketimbang lewat udara lantaran biaya lebih murah.
"Harga tiket sekarang makin mahal. Saya biasanya mudik pakai pesawat dari Bandara Soetta, saya pulang ke Bengkulu. Sekarang saya empat orang. Perbedaannya sangat jauh dengan jalur darat," sebut Dian.
Biasanya, jika dengan pesawat Dian bisa menghabiskan biaya hingga Rp15 juta lebih. Dengan memakai mobil pribadi, dengan nilainya yang sama, dia bisa pesta desa.
"Jauh perbandingannya. Mudik sekarang bawa duit Rp15 juta enggak bisa ngasih saudara di kampung. Lagipula, kalu naik mobil sendiri bisa melihat keindahan kampung selama perjalanan," pungkasnya.
President Director PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, puncak arus mudik Lebaran dari Bandara Soetta terjadi pada H-4 atau 1 Juni 2019. Pergerakan penumpang pada H-4 Lebaran naik sebesar 30%.
"Angka ini naik jika dibandingkan dengan angkutan Lebaran sebelumnya. Sedangkan untuk arus balik, diprediksi jatuh pada H+4 atau tanggal 9 Juni 2019 ini," ujar Awaluddin, Minggu (9/6/2019). (Baca juga: Arus Mudik, Lonjakan Penumpang di Bandara Soetta Mulai Terasa)
Pergerakan penumpang pada puncak arus balik di Bandara Soetta sendiri diprediksi sebanyak 200 ribu orang, baik kedatangan domestik maupun internasional. "Kalau dihitung sejak kemarin, mungkin dari total 16 bandara itu akan mendekati angka 300 ribu. Tetapi untuk di Bandara Soetta sendiri, per hari bisa sampai 200 ribu-215 ribu pergerakan penumpangnya," ucapnya.
Berdasarkan data Posko Terpadu Terminal 1B Bandara Soetta, pergerakan pesawat saat puncak arus balik gelombang pertama tercatat sebanyak 659 pesawat, dengan rincian 511 penerbangan domestik dan 148 penerbangan internasional.
Menurut data perhitungan Jumat 7 Juni 2019 atau H+2 Lebaran, pergerakan pesawat di bandara terbesar di Indonesia ini sebanyak 928. Sedangkan pergerakan penumpang pada H+2 Lebaran hanya 122.484 orang. (Baca juga: Jelang Arus Balik, Bandara Soetta Tambah Area Parkir)
Awaluddin mengakui pergerakan pesawat dan penumpang pada musim mudik dan arus balik Lebaran di Bandara Soetta tahun ini mengalami penurunan, kendati jumlah penumpang tergolong masih tinggi.
Namun ia menampik penurunan itu terjadi karena faktor tunggal tingginya harga tiket pesawat. "Memang tahun ini terjadi penurunan. Sebab pilihan dari moda transportasi terus bertambah. Termasuk transportasi darat seperti kereta api. Pelabuhan juga secara kapasitas memang bertambah," katanya.
VP of Corporate Communication PT Angkasa Pura II (Persero) Yado Yarismano menambahkan, masih tingginya pengguna jasa penerbangan dikarenakan libur panjang.
"Jumlah pemudik dengan pesawat memang biasanya meningkat pada weekend, dan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Hal ini karena memang ada cuti bersama, dan anak-anak juga sudah libur sekolah," ucapnya.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan pesawat tetap menjadi moda transportasi unggulan. Pertama, dari segi kecepatan dan kedua dari kenyamanan.
"Sehingga pemudik lebih fleksibel memilih jadwal keberangkatan. Untuk arus balik, pemudik diimbau untuk tiba lebih awal di bandara, sekitar 1-2 jam agar lancar dalam memproses keberangkatan," tandasnya.
Sementara itu, Dian, salah seorang warga Kabupaten Tangerang mengaku memilih mudik dengan menggunakan jalur darat ketimbang lewat udara lantaran biaya lebih murah.
"Harga tiket sekarang makin mahal. Saya biasanya mudik pakai pesawat dari Bandara Soetta, saya pulang ke Bengkulu. Sekarang saya empat orang. Perbedaannya sangat jauh dengan jalur darat," sebut Dian.
Biasanya, jika dengan pesawat Dian bisa menghabiskan biaya hingga Rp15 juta lebih. Dengan memakai mobil pribadi, dengan nilainya yang sama, dia bisa pesta desa.
"Jauh perbandingannya. Mudik sekarang bawa duit Rp15 juta enggak bisa ngasih saudara di kampung. Lagipula, kalu naik mobil sendiri bisa melihat keindahan kampung selama perjalanan," pungkasnya.
(thm)