Hari Tarakhir Libur Lebaran, Stasiun Pasar Senen Penuh Sesak
A
A
A
JAKARTA - Memasuki hari tarakhir Libur Lebaran, Minggu (9/6/2019), puluhan ribu orang hilir mudik keluar masuk Jakarta melalui Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. Penumpang silih berganti masuk stasiun, baik yang hendak pulang ke Jawa maupun yang baru tiba di Ibu Kota Jakarta.
Pantauan KORAN SINDO, kepadatan Stasiun Pasar Senen cukup terasa saat memasuki parkir kendaraan roda di sisi Utara stasiun. Antrean mengular terlihat baik di pintu masuk maupun pintu keluar stasiun. Dengan membawa kardus besar, masyarakat datang pergi dan datang ke Stasiun Pasar Senen.
Kondisi sesak terlihat di lorong stasiun selebar 1,5 meter menuju boarding pass stasiun. Beberapa calon penumpang terlihat duduk di pinggiran lorong sembari bercengkrama dengan keluarga. Mereka tampak menunggu jadwal pemberangkatan kereta. Ada juga yang masih setia menunggu loket tiket di sisi Utara. Mereka tampak menunggu ketersedian jumlah kursi beberapa kereta api. Di ruangan itu, pendingan ruangan nyaris tak terasa lantaran padatnya jumlah calon penumpang.
Beberapa diantaranya kemudian terlihat memenuhi tenant tempat makan. Antrean juga terlihat di kawasan sejumlah restoran cepat saji, kafe, dan warung makan di sekitar lorong stasiun. “Baru saja sampai tadi jam 11. Lumayan capek, makannya kita cari makan dulu,” ucap Yanti (39), pemudik asal Semarang, Jawa Tengah, saat ditemui di Stasiun Pasar Senen, Minggu (9/6/2019) siang.
Bersama dengan suami, dua anak dan keponakannya, Yanti terlihat makan di pinggiran lorong stasiun depan salah satu restoran cepat saji. Wajah anak pertamanya tampak kusut setelah menempuh perjalanan hampir tujuh jam laman dari Semarang. Anaknya yang balita tak henti hentinya menangis, suaminya pun mencoba menenangkannya. “Sengaja pilih siang sampai Jakarta supaya ada waktu istirahat sebelum besok kerja,” jelas Yanti.
Keluarga yang tinggal di kawasan Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara ini rencananya akan pulang menggunakan taksi online seusai makan. Karena itu, mereka terlihat tampak terburu buru melahap sebelum akhirnya pergi.
Masih di kawasan Stasiun Senen, tepatnya di ruang utama kedatangan dan pemberangkatan penumpang. Sejumlah petugas keamanan, PT KAI, dan Polsuska tampak bersibuk mengatur jumlah pemudik yang mulai berdatangan, Jarak peron yang terlalu dekat dengan pintu keluar membuat penumpang yang baru turun tampak berbondong bondong keluar stasiun.
Membawa kardus, tas besar, hingga koper, mereka kemudian berdatangan keluar dari ruang utama stasiun, melalui pengeras suara penumpang tampak mengarahkannya. Kedatangan penumpang terlihat dengan antrean sejumlah kendaraan taksi online di depan pintu keluar. Antrean padat mengular hingga ke pintu masuk stasiun.
Kondisi parkir roda empat juga terlihat penuh sesak. Petugas security tampak sibuk menghalau beberapa pemilik kendaraan yang sembunyi-sembunyi parkir di kawasan Stasiun Pasar Senen. Beberapa diantaranya kemudian diarahkan parkir di luar stasiun. “Tadi parkirnya di luar mas. Tadi dua kali masuk stasiun enggak dapat, akhirnya di luar aja,” ucap Toto (45), salah satu penjemput.
Masih di kawasan Stasiun Pasar Senen, di sisi Selatan sejumlah tempat duduk masih terlihat dipenuhi oleh calon penumpang. Mereka silih berganti berdatangan sejak pagi tadi saat kereta pertama keluar Jakarta. Dengan membawa tas tas besar dan kardus besar, mereka tampak duduk santai, ada pula yang menyempatkan diri tertidur dan bermain handphone. “Dari jam 10 mas, naik kereta jam 1.30 WIB nanti,” kata Nina (29), salah satu pemudik KA Jayabana.
Warga Depok Jawa Barat ini sengaja datang lebih awal lantaran takut kondisi lalu lintas Jakarta yang tak diprediksi. Sekalipun beberapa jalan tampak renggang, namun Nina khawtir macet membuat dirinya akan tertinggal kereta.
Selain itu, ia kemudian harus menunggu beberapa temannya temannya dari berbagai. Karena itu sembari menunggu, Nina menyempatkan diri mencetak enam tiket keberangkatan termasuk dirinya. “Biar entar enggak iburu buru,” ucapnya.
Terpisah, kondisi berbeda terlihat di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. Meski memasuki H+4 Lebaran, kepadatan penumpang di stasiun ini nyaris tak terlihat. Kondisi Stasiun Gambir relatif lengang.
Di kawasan di pintu Utara, kedatangan penumpang nyaris tak terlihat. Jadwal yang berjarak agak jauh membuat kepadatang di Stasiun Gambir tak terlihat. Meski demikian, lima baris kursi di pintu kedatangan terlihat dipenuhi sejumlah penjemput.
Kondisi kontras terlihat di pintu Selatan yang menjadi pemberangkatan penumpang. Beberapa baris kursi dipenuhi calon pemudik, mereka tampak duduk rapih memenuhi kursi yang disiapkan. Beberapa tenant, kafe, restoran cepat saji, serta minimarket, tak kalah ramai.
Mereka menunggu sejumlah pemberangkatan sejumlah kereta mengantarkan ke kota-kota besar di Pulau jawa. Bahkan untuk membantu, petugas PT KAI hilir mudik membantu mengarahkan sejumlah penumpang. “Enggak seramai saat saya datang ke Jakarta sih mas,” ucap Kemal (52), calon penumpang Argo Jati.
Kemal yang merupakan warga Cirebon, Jawa Barat, mengakui sengaja berlebaran di Jakarta karena ingin merasakan sepinya suasana Ibu Kota. Bahkan ia sempat berjalan di jalanan Jakarta saat lalu lintas terlihat sepi dan nyaris tidak ada kendaraan.
Pantauan KORAN SINDO, kepadatan Stasiun Pasar Senen cukup terasa saat memasuki parkir kendaraan roda di sisi Utara stasiun. Antrean mengular terlihat baik di pintu masuk maupun pintu keluar stasiun. Dengan membawa kardus besar, masyarakat datang pergi dan datang ke Stasiun Pasar Senen.
Kondisi sesak terlihat di lorong stasiun selebar 1,5 meter menuju boarding pass stasiun. Beberapa calon penumpang terlihat duduk di pinggiran lorong sembari bercengkrama dengan keluarga. Mereka tampak menunggu jadwal pemberangkatan kereta. Ada juga yang masih setia menunggu loket tiket di sisi Utara. Mereka tampak menunggu ketersedian jumlah kursi beberapa kereta api. Di ruangan itu, pendingan ruangan nyaris tak terasa lantaran padatnya jumlah calon penumpang.
Beberapa diantaranya kemudian terlihat memenuhi tenant tempat makan. Antrean juga terlihat di kawasan sejumlah restoran cepat saji, kafe, dan warung makan di sekitar lorong stasiun. “Baru saja sampai tadi jam 11. Lumayan capek, makannya kita cari makan dulu,” ucap Yanti (39), pemudik asal Semarang, Jawa Tengah, saat ditemui di Stasiun Pasar Senen, Minggu (9/6/2019) siang.
Bersama dengan suami, dua anak dan keponakannya, Yanti terlihat makan di pinggiran lorong stasiun depan salah satu restoran cepat saji. Wajah anak pertamanya tampak kusut setelah menempuh perjalanan hampir tujuh jam laman dari Semarang. Anaknya yang balita tak henti hentinya menangis, suaminya pun mencoba menenangkannya. “Sengaja pilih siang sampai Jakarta supaya ada waktu istirahat sebelum besok kerja,” jelas Yanti.
Keluarga yang tinggal di kawasan Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara ini rencananya akan pulang menggunakan taksi online seusai makan. Karena itu, mereka terlihat tampak terburu buru melahap sebelum akhirnya pergi.
Masih di kawasan Stasiun Senen, tepatnya di ruang utama kedatangan dan pemberangkatan penumpang. Sejumlah petugas keamanan, PT KAI, dan Polsuska tampak bersibuk mengatur jumlah pemudik yang mulai berdatangan, Jarak peron yang terlalu dekat dengan pintu keluar membuat penumpang yang baru turun tampak berbondong bondong keluar stasiun.
Membawa kardus, tas besar, hingga koper, mereka kemudian berdatangan keluar dari ruang utama stasiun, melalui pengeras suara penumpang tampak mengarahkannya. Kedatangan penumpang terlihat dengan antrean sejumlah kendaraan taksi online di depan pintu keluar. Antrean padat mengular hingga ke pintu masuk stasiun.
Kondisi parkir roda empat juga terlihat penuh sesak. Petugas security tampak sibuk menghalau beberapa pemilik kendaraan yang sembunyi-sembunyi parkir di kawasan Stasiun Pasar Senen. Beberapa diantaranya kemudian diarahkan parkir di luar stasiun. “Tadi parkirnya di luar mas. Tadi dua kali masuk stasiun enggak dapat, akhirnya di luar aja,” ucap Toto (45), salah satu penjemput.
Masih di kawasan Stasiun Pasar Senen, di sisi Selatan sejumlah tempat duduk masih terlihat dipenuhi oleh calon penumpang. Mereka silih berganti berdatangan sejak pagi tadi saat kereta pertama keluar Jakarta. Dengan membawa tas tas besar dan kardus besar, mereka tampak duduk santai, ada pula yang menyempatkan diri tertidur dan bermain handphone. “Dari jam 10 mas, naik kereta jam 1.30 WIB nanti,” kata Nina (29), salah satu pemudik KA Jayabana.
Warga Depok Jawa Barat ini sengaja datang lebih awal lantaran takut kondisi lalu lintas Jakarta yang tak diprediksi. Sekalipun beberapa jalan tampak renggang, namun Nina khawtir macet membuat dirinya akan tertinggal kereta.
Selain itu, ia kemudian harus menunggu beberapa temannya temannya dari berbagai. Karena itu sembari menunggu, Nina menyempatkan diri mencetak enam tiket keberangkatan termasuk dirinya. “Biar entar enggak iburu buru,” ucapnya.
Terpisah, kondisi berbeda terlihat di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. Meski memasuki H+4 Lebaran, kepadatan penumpang di stasiun ini nyaris tak terlihat. Kondisi Stasiun Gambir relatif lengang.
Di kawasan di pintu Utara, kedatangan penumpang nyaris tak terlihat. Jadwal yang berjarak agak jauh membuat kepadatang di Stasiun Gambir tak terlihat. Meski demikian, lima baris kursi di pintu kedatangan terlihat dipenuhi sejumlah penjemput.
Kondisi kontras terlihat di pintu Selatan yang menjadi pemberangkatan penumpang. Beberapa baris kursi dipenuhi calon pemudik, mereka tampak duduk rapih memenuhi kursi yang disiapkan. Beberapa tenant, kafe, restoran cepat saji, serta minimarket, tak kalah ramai.
Mereka menunggu sejumlah pemberangkatan sejumlah kereta mengantarkan ke kota-kota besar di Pulau jawa. Bahkan untuk membantu, petugas PT KAI hilir mudik membantu mengarahkan sejumlah penumpang. “Enggak seramai saat saya datang ke Jakarta sih mas,” ucap Kemal (52), calon penumpang Argo Jati.
Kemal yang merupakan warga Cirebon, Jawa Barat, mengakui sengaja berlebaran di Jakarta karena ingin merasakan sepinya suasana Ibu Kota. Bahkan ia sempat berjalan di jalanan Jakarta saat lalu lintas terlihat sepi dan nyaris tidak ada kendaraan.
(thm)