Pasca Demo 22 Mei, Aliansi Relawan Jokowi Ajak Rajut Kembali Kerukunan
A
A
A
JAKARTA - Aliansi Relawan Jokowi (ARJ) prihatin atas bentrokan yang terjadi di kawasan Jalan MH Thamrin dan sekitarnya hingga memakan korban meninggal dunia sebanyak 8 orang.
“Kami ARJ hadir menggaungkan untuk kembali merajut kerukunan dan persatuan bangsa di tengah aksi-aksi yang mengancam keutuhan persatuan bangsa,” ujar Koordinator ARJ Aidil Fitri di Jakarta, Jumat (24/5/2019).
Aidil menyebut, seharusnya Pemilu 2019 dimaknai sebagai proses demokrasi yang harus dihormati bersama dan menjadi pembelajaran bagi pendewasaan politik yang ada di Indonesia.
Oleh karena itu nilai-nilai kerukunan dan persatuan harus dijadikan platform dan harus menyentuh semua elemen masyarakat. Sehingga tidak ada konflik yang justru akan membuat susah masyarakat. “Nilai-nilai kerukunan dan persatuan harus klta jadikan platform saat ini dan harus menyentuh semua elemen masyarakat,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Penanggung Jawab Tunggal ARJ Haidar Alwi menyatakan, tugas Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke depan akan semakin berat. Banyak pihak yang akan melakukan pembusukan atas pemerintahan Jokowi yang telah ditetapkan sebagai pemenang dalam Pilpres 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Di antara yang merongrong adalah Islam radikal. Mereka meneriakkan jihad, padahal definisi jihad sangat jelas yakni tidak menghianati pemerintah yang sah. Dalam Islam, orang yang mengkhianati pemerintahan dihukum pancung,” tegas Haidar Alwi.
Haidar juga menegaskan, ke depan jika diberi kesempatan mengawal lagi pemerintahan Jokowi, maka ARJ merupakan pihak yang pertama ikut mengawal. Ke depan tugas ARJ semakin berat sehingga ARJ harus lebih bersatu dan solid lagi.
“Saatnya kita bersatu karena pemilu sudah selesai, dan KPU sudah mengumumkan lebih cepat. ARJ dengan 875 organ relawan Jokowi di seluruh Indonesia supaya damai dan jangan mau diadu domba secara brutal,” pungkasnya.
“Kami ARJ hadir menggaungkan untuk kembali merajut kerukunan dan persatuan bangsa di tengah aksi-aksi yang mengancam keutuhan persatuan bangsa,” ujar Koordinator ARJ Aidil Fitri di Jakarta, Jumat (24/5/2019).
Aidil menyebut, seharusnya Pemilu 2019 dimaknai sebagai proses demokrasi yang harus dihormati bersama dan menjadi pembelajaran bagi pendewasaan politik yang ada di Indonesia.
Oleh karena itu nilai-nilai kerukunan dan persatuan harus dijadikan platform dan harus menyentuh semua elemen masyarakat. Sehingga tidak ada konflik yang justru akan membuat susah masyarakat. “Nilai-nilai kerukunan dan persatuan harus klta jadikan platform saat ini dan harus menyentuh semua elemen masyarakat,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Penanggung Jawab Tunggal ARJ Haidar Alwi menyatakan, tugas Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke depan akan semakin berat. Banyak pihak yang akan melakukan pembusukan atas pemerintahan Jokowi yang telah ditetapkan sebagai pemenang dalam Pilpres 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Di antara yang merongrong adalah Islam radikal. Mereka meneriakkan jihad, padahal definisi jihad sangat jelas yakni tidak menghianati pemerintah yang sah. Dalam Islam, orang yang mengkhianati pemerintahan dihukum pancung,” tegas Haidar Alwi.
Haidar juga menegaskan, ke depan jika diberi kesempatan mengawal lagi pemerintahan Jokowi, maka ARJ merupakan pihak yang pertama ikut mengawal. Ke depan tugas ARJ semakin berat sehingga ARJ harus lebih bersatu dan solid lagi.
“Saatnya kita bersatu karena pemilu sudah selesai, dan KPU sudah mengumumkan lebih cepat. ARJ dengan 875 organ relawan Jokowi di seluruh Indonesia supaya damai dan jangan mau diadu domba secara brutal,” pungkasnya.
(thm)