Suami Bunuh Istri di Bekasi Dipicu Masalah Uang Rp20 Juta
A
A
A
BEKASI - Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh tersangka Tugimin (47) terhadap istrinya Tanti Rosanti (43) karena dipicu persoalan uang sebesar Rp20 juta. Karena uang itu, tersangka menghabisi korban di Perumahan Grand Permata City, RT 01/07, Desa Karang Setia, Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi.
Tersangka Tugimin mengaku, sebelum membunuh istrinya tersebut, dia baru saja mendapatkan uang Rp20 juta. Awalnya uang itu niatnya akan digunakan pelaku untuk modal usaha, namun korban menghabiskan uang itu untuk kebutuhan sehari-hari. "Saya ngasih duit Rp 20 juta, ternyata duit itu sudah habis sama dia," katanya kepada wartawan di Mapolrestro Bekasi, Senin (29/4/2019).
Awalnya, kata dia, separuh uang itu mau digunakan untuk memulai usaha, tapi malah dihabiskan dan terjadilah keributan itu. "Saya dihina dengan kata - kata binatang, dan saya dianggap tak bisa bekerja," ungkapnya.
Kesal karena sudah dihina dan dicaci maki, Tugimin kemudian langsung menyekap wajah istrinya dengan menggunakan bantal. Ketika sudah tidak berdaya, Tugimin lalu mengambil seutas tali tambang lalu menjerat leher istrinya hingga tidak bernyawa. Setelah itu, tersangka langsung melarikan diri.
Setelah menghabisi nyawa istrinya, pelaku kabur meninggalkan tempat kejadian perkara. Tugimin sempat melarikan diri ke luar kota selama lebih dari satu minggu sebelum akhirnya menyerahkan diri ke Polsek Serpong, Polres Metro Tangerang Selatan, Minggu 21 April 2019, karena merasa bersalah dengan perbuatanya.
Diberitakan sebelumnya, seorang suami tega menghabisi istrinya tercinta di Perumahan Grand Permata City, RT 01/07, Desa Karang Setia, Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi. Tersangka Tugimin (47) dengan sengaja membunuh istrinya tersebut lantaran kesal kerap dicaci maki oleh korban Tanti Susanti (43). (Baca Juga: Sakit Hati Dicaci Maki, Suami Habisi Nyawa Istri di Cikarang)
Peristiwa sadis itu terjadi pada Jumat 12 April 2019 lalu, saat ini korban ditemukan warga sudah tidak bernyawa dengan posisi leher terlilit tali tambang warna orange di dalam kamar. Bahkan, korban ditemukan warga dalam kondisi sudah membusuk beberapa hari kemudian. Dan beberapa pekan kemudian tersangka menyerahkan diri.
Tersangka Tugimin mengaku, sebelum membunuh istrinya tersebut, dia baru saja mendapatkan uang Rp20 juta. Awalnya uang itu niatnya akan digunakan pelaku untuk modal usaha, namun korban menghabiskan uang itu untuk kebutuhan sehari-hari. "Saya ngasih duit Rp 20 juta, ternyata duit itu sudah habis sama dia," katanya kepada wartawan di Mapolrestro Bekasi, Senin (29/4/2019).
Awalnya, kata dia, separuh uang itu mau digunakan untuk memulai usaha, tapi malah dihabiskan dan terjadilah keributan itu. "Saya dihina dengan kata - kata binatang, dan saya dianggap tak bisa bekerja," ungkapnya.
Kesal karena sudah dihina dan dicaci maki, Tugimin kemudian langsung menyekap wajah istrinya dengan menggunakan bantal. Ketika sudah tidak berdaya, Tugimin lalu mengambil seutas tali tambang lalu menjerat leher istrinya hingga tidak bernyawa. Setelah itu, tersangka langsung melarikan diri.
Setelah menghabisi nyawa istrinya, pelaku kabur meninggalkan tempat kejadian perkara. Tugimin sempat melarikan diri ke luar kota selama lebih dari satu minggu sebelum akhirnya menyerahkan diri ke Polsek Serpong, Polres Metro Tangerang Selatan, Minggu 21 April 2019, karena merasa bersalah dengan perbuatanya.
Diberitakan sebelumnya, seorang suami tega menghabisi istrinya tercinta di Perumahan Grand Permata City, RT 01/07, Desa Karang Setia, Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi. Tersangka Tugimin (47) dengan sengaja membunuh istrinya tersebut lantaran kesal kerap dicaci maki oleh korban Tanti Susanti (43). (Baca Juga: Sakit Hati Dicaci Maki, Suami Habisi Nyawa Istri di Cikarang)
Peristiwa sadis itu terjadi pada Jumat 12 April 2019 lalu, saat ini korban ditemukan warga sudah tidak bernyawa dengan posisi leher terlilit tali tambang warna orange di dalam kamar. Bahkan, korban ditemukan warga dalam kondisi sudah membusuk beberapa hari kemudian. Dan beberapa pekan kemudian tersangka menyerahkan diri.
(ysw)