Gang Sempit Jadi Penghambat Suku Dinas PE Terangi Jakarta

Senin, 01 April 2019 - 15:29 WIB
Gang Sempit Jadi Penghambat Suku Dinas PE Terangi Jakarta
Gang Sempit Jadi Penghambat Suku Dinas PE Terangi Jakarta
A A A
JAKARTA - Gang gang sempit di pemukiman Jakarta, membuat Suku Dinas Penerangan Energi (Sudin PE) kesulitan memasang lampu. Imbasnya banyak gang-gang di pemukiman yang gelap gulita.

Kondisi kian diperparah dengan perilaku warga yang menutup jalan. Mereka kemudian mendak rumah menutup gang, membuat jalanan tak dipasang lampu. Meski demikian keluhan akan gang sempit diungkapkan sebagian warga.

"Mereka mengadukan kepada lurah dan camat. Bahwa jalannya belum dipasang PJU (Penerangan Jalan Umum), setelah dicek ternyata kami kesulitan memasang tiang," kata Kasudin Perindustrian dan Energi Jakarta Barat, Ery Ghazali di Jakarta, Senin (1/4/2019).

Di sisi lain warga kian tak peduli. Saat pemasangan banyak warga tak rela depan rumahnya dibongkar. Mereka kemudian menolak pemasangan dan membiarkan jalur lingkungannya gelap. Alhasil, petugas tak bisa berbuat banyak.

Jalan gang yang gelap kemudian dikeluhkan sejumlah warga. Saat musrembang di tingkat Kelurahan, banyak warga kemudian menginginkan lampu PJU dipasang. Kondisi ini sangat kontras dengan temuan lapangan.

Belum lagi, dibeberapa titik, PJU kemudian terhalang dengan bangunan rumah warga yang di dak. Akibatnya saat PJU dipasang, penerangan justru terjadi di atap rumah warga, hasil menjadi tak maksimal.

Kondisi, lanjut Ery terjadi di sejumlah titik kelurahan, seperti di kecamatan Tambora, yakni Jembatan Besi, Krendang, Tanah Sereal, Tambora, dan Kalianyar. Kemudian di Cengkareng, tercatat di kawasan Kelurahan Cengkareng Timur dan Cengkareng Barat, di Taman Sari juga terjadi di Kelurahan Krukut.

"Karenanya kami menyarankan ketika ingin dipasang ada rekomendasi dan persetujuan warga. Agak ribet, tapi mau gimana," lanjut Ery.

Pantauan Koran Sindo, di Kecamatan Tambora banyak ditemukan beberapa gang sempit yang tertutup bangunan. Gelap, pekat dan berbau banyak ditemukan di kawasan ini.

Hanya selebar satu meter membuat akses jalan sulit. Belum lagi banyak warga yang kemudian membuat dapur depan rumah. Akses jalan terganggu.

Setiap malam, saat tidur. Warga kemudian bergantian karena kamar dan bangunan yang tak memadai. Tak heran konflik kerap terjadi di tempat ini.

Dalam gang yang cukup sempit, dan saling berhempitan. Penarangan hanya bersumber dari lampu rumah warga. Itupun tak cukup untuk menerangi gang-gang yang sempit.

"Enak saja kita kasih lampu, kita bayar listrik. Mereka yang menempati," kata Sugiono (42), salah seorang warga di kawasan Jembatan Besi.

Meski rumahnya menutupi jalanan. Namun Sugiono beralasan hal itu tak menjadi alasan bagi pemerintah memasang lampu. Sebab, dengan penerangan yang baik, membuat lingkungan menjadi bersih.

Karenanya, ia meminta pemprov DKI memasangkan lampu di lorong depan rumahnya. Menggunakan lampu tembak sorot akan menerangi rumahnya yang gelap. "Jadi kalau kata saya jangan jadi alasan lagi," tuturnya.

Hal sama diungkapkan Toto (32), warga lainnya. Ia membantah bila dirinya disebut menghalangi petugas memasang lampu. Kondisi bangunan yang menyempit membuat dirinya terpaksa mengecor atap rumah agar ada kamar tambahan.

"Kami sebenarnya mau, asalkan ada solusi yang jelas," pungkasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7409 seconds (0.1#10.140)