MRT Sosialisasikan Masyarakat Jaga Fasilitas agar Tak Cepat Rusak
A
A
A
JAKARTA - PT MRT Jakarta melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar sama-sama menjaga fasilitas di MRT. Ini dilakukan agar fasilitas di MRT yang baru saja diresmikan rusak.
"Kami sosialisasikan pada masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta tolong jaga MRT, tolong rawatdan mari berperilaku baik, dan santun mengikuti aturan MRT," ungkap Dirut PT MRT Jakarta, William Sabandar pada wartawan, Minggu (24/3/2019).
Menurut William, sejauh ini pihaknya belum memikirkan tentang sanksi bagi orang-orang yang tak mengikuti aturan MRT Jakarta sekaligus melakukan perusakan pada fasilitasnya. Dia baru menyosialisasikan dan mengedukasi kalau MRT itu moda transportasi milik bersama yang harus dijaga.
"Kita berharap jangan sampai mengenakan sanksi dan ini benar-benar milik kita sehingga harus dijaga. Kalau memang nanti tidak bisa dilakukan, kita baru terapkan sanksi," tuturnya.
Saat ini, kata dia, masyarakat yang hendak menaiki MRT Jakarta baru bisa menaikinya setelah melakukan pendaftaran online dan hanya sebatas 80.000 orang saja. Itu dilakukan agar lebih teratur dan tertib mengingat dari hasil evaluasi kemarin saat uji coba, membludaknya masyarakat membuat sisi keamanan sulit dijaga.
"Lalu, ada beberapa perilaku yang terpuji, seperti makan di dalam stasiun, bergantungan di gantungan, dan berdiri di depan pintu. Maka itu, kami mengajak, sebagaimana pesan pak Presiden, mohon dijaga karena ini milik kita," terangnya.
Terkait ke depannya, MRT Jakarta lebih dahulu menantikan hasil sah tentang besaran tarif dahulu dari kesepakatan Pemprov DKI dengan DPRD DKI pada Senin, 25 Maret 2019 esok. Sejauh ini, MRT Jakarta pun baru menggunakan 8 rangkaian lantaran masih dalam tahap sosialisasi dan eduksi pada masyarakat.
"Jadi mulai 10 menit head way delapan kereta, melihat perkembangannya seperti apa dan mudah-mudahan masyarakat bisa mengawal betul dan menjaga ini (MRT). Baru setelah itu kita operasikan 16 kereta, bisa Mei 2019 mendatang,"ucapnya.
"Kami sosialisasikan pada masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta tolong jaga MRT, tolong rawatdan mari berperilaku baik, dan santun mengikuti aturan MRT," ungkap Dirut PT MRT Jakarta, William Sabandar pada wartawan, Minggu (24/3/2019).
Menurut William, sejauh ini pihaknya belum memikirkan tentang sanksi bagi orang-orang yang tak mengikuti aturan MRT Jakarta sekaligus melakukan perusakan pada fasilitasnya. Dia baru menyosialisasikan dan mengedukasi kalau MRT itu moda transportasi milik bersama yang harus dijaga.
"Kita berharap jangan sampai mengenakan sanksi dan ini benar-benar milik kita sehingga harus dijaga. Kalau memang nanti tidak bisa dilakukan, kita baru terapkan sanksi," tuturnya.
Saat ini, kata dia, masyarakat yang hendak menaiki MRT Jakarta baru bisa menaikinya setelah melakukan pendaftaran online dan hanya sebatas 80.000 orang saja. Itu dilakukan agar lebih teratur dan tertib mengingat dari hasil evaluasi kemarin saat uji coba, membludaknya masyarakat membuat sisi keamanan sulit dijaga.
"Lalu, ada beberapa perilaku yang terpuji, seperti makan di dalam stasiun, bergantungan di gantungan, dan berdiri di depan pintu. Maka itu, kami mengajak, sebagaimana pesan pak Presiden, mohon dijaga karena ini milik kita," terangnya.
Terkait ke depannya, MRT Jakarta lebih dahulu menantikan hasil sah tentang besaran tarif dahulu dari kesepakatan Pemprov DKI dengan DPRD DKI pada Senin, 25 Maret 2019 esok. Sejauh ini, MRT Jakarta pun baru menggunakan 8 rangkaian lantaran masih dalam tahap sosialisasi dan eduksi pada masyarakat.
"Jadi mulai 10 menit head way delapan kereta, melihat perkembangannya seperti apa dan mudah-mudahan masyarakat bisa mengawal betul dan menjaga ini (MRT). Baru setelah itu kita operasikan 16 kereta, bisa Mei 2019 mendatang,"ucapnya.
(whb)