Lambatnya Pembangunan JPO Jembatan Gantung, Ancam Pengguna Transjakarta
A
A
A
JAKARTA - Lambatnya pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di kawasan Jembatan Gantung, Cengkareng, Jakarta Barat mengancam pengguna Transjakarta. Kecelakaan menjadi ancaman setiap hari warga yang melintas.
“Kebanyakan sepeda motor mas yang jadi korban tabrakan beruntun,” kata Sugih (28), penjualan minuman di kawasan itu pada Rabu (13/3/2019). Pantauan SINDOnews, kondisi halte Jembatan Gantung kondisinya mengkhawatirkan, tanpa JPO warga kemudian menyeberang jalan tak beraturan.
Tanti (32), salah satu pejalan kaki mengungkapkan, ketakutan saat melintas kawasan itu. Mereka takut terserempet dengan kendaraan yang melintas cepat.
Karenanya, Tantri enggan menyeberang sebelum ada petugas yang membantu dan memilih menunggu di pinggir jalan, sebelum akhirnya membantu warga.
Catur (35), petugas Transjakarta mengungkapkan, setiap harinya ada 1.000 orang yang melintas di jalan Jembatan Gantung. Dengan kondisi tanpa JPO dan pelican cross, catur mengakui dirinya ketakutan akan tertabrak.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Jakarta Barat, Rustam Efendi mengatakan, akan melaporkan hal ini ke dinas teknis. Dorongan pembangunan dan renovasi JPO dilakukan agar memberikan rasa aman warga.“Saya akan minta sudin memperbaiki, dan dinas merenovasi total,” ujarnya.
Kepala Seksi Jalan Tak Sebidang, Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Imam A Nugraha mengatakan, di tahun 2019 pihaknya merencanakan akan merenovasi 10 JPO. Proses pembangunan ini pun masih dalam tahapan lelang.
Kedepannya, JPO yang nantinya dibangun DKI, tak sekedar untuk menyeberang. JPO akan dipercantik sehingga menjadi daya tarik kota dan dibuat nyaman untuk kaum disabilitas. “Ada 10 yang akan direvitalisasi, tapi untuk lokasinya masih dalam pembahasan, yang pasti akan dilakukan dalam waktu dekat,” ucap Imam.
“Kebanyakan sepeda motor mas yang jadi korban tabrakan beruntun,” kata Sugih (28), penjualan minuman di kawasan itu pada Rabu (13/3/2019). Pantauan SINDOnews, kondisi halte Jembatan Gantung kondisinya mengkhawatirkan, tanpa JPO warga kemudian menyeberang jalan tak beraturan.
Tanti (32), salah satu pejalan kaki mengungkapkan, ketakutan saat melintas kawasan itu. Mereka takut terserempet dengan kendaraan yang melintas cepat.
Karenanya, Tantri enggan menyeberang sebelum ada petugas yang membantu dan memilih menunggu di pinggir jalan, sebelum akhirnya membantu warga.
Catur (35), petugas Transjakarta mengungkapkan, setiap harinya ada 1.000 orang yang melintas di jalan Jembatan Gantung. Dengan kondisi tanpa JPO dan pelican cross, catur mengakui dirinya ketakutan akan tertabrak.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Jakarta Barat, Rustam Efendi mengatakan, akan melaporkan hal ini ke dinas teknis. Dorongan pembangunan dan renovasi JPO dilakukan agar memberikan rasa aman warga.“Saya akan minta sudin memperbaiki, dan dinas merenovasi total,” ujarnya.
Kepala Seksi Jalan Tak Sebidang, Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Imam A Nugraha mengatakan, di tahun 2019 pihaknya merencanakan akan merenovasi 10 JPO. Proses pembangunan ini pun masih dalam tahapan lelang.
Kedepannya, JPO yang nantinya dibangun DKI, tak sekedar untuk menyeberang. JPO akan dipercantik sehingga menjadi daya tarik kota dan dibuat nyaman untuk kaum disabilitas. “Ada 10 yang akan direvitalisasi, tapi untuk lokasinya masih dalam pembahasan, yang pasti akan dilakukan dalam waktu dekat,” ucap Imam.
(whb)