Bekraf Bantu Komunitas Bambu di Serpong Go Internasional
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) akan membantu Akademi Bambu Nusantara (ABN) yang saat ini tengah dikembangkan menjadi museum bambu. Bantuan itu, akan disesuaikan dengan program jangan pendek, menengah, dan panjang dari ABN.
"Ada enam sub-sektor yang jadi perhatian kami, kuliner, fashion, kriya, di dalamnya ada bambu, film, musik, dan games," ungkap Kepala Bekraf Triawan Munaf saat berkunjung ke Markas ABN, di Serpong pada Kamis (14/2/2019).
Triawan mengatakan, bantuan yang akan diberikan kepada ABN berasal dari bantuan pemerintah (banper). Menurutnya, sangat tidak lucu jika wilayah yang dekat DKI Jakarta, tetapi tidak mendapat bantuan.
"Kita ada bantuan banper dan sudah lakukan itu sejak 3 tahun lalu. Sungguh aneh jika yang terdekat tidak dibantu. Cuma yang dituntut itu, program jangka pendek menengah dan depan ABN," ujarnya.
Dia menambahkan, pangsa pasar bambu di Indonesia dan dunia sangat besar. Apalagi, produk yang ditawarkan oleh ABN juga sangat bagus, dan memiliki pasar sendiri. "Kita sekarang menunggu apa yang akan diajukan. Tentu, kita sudah siap bantu. Kami juga akan menjalin kerjasama dengan Pemkot Tangsel. Potensi pasarnya luar biasa, dan tempatnya strategis," tambahnya.
Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany menuturkan, ABN didirikan sejak 2015. Pada 2017, Markas ABN di Jalan Insan Cendikia, Serpong, roboh diterjang angin dan baru aktif lagi pada 2019 ini. Pemkot, lanjut Airin, ABN akan bantu pembangunan sarana dan prasarana ABN dengan menggunakan APBD. Sehingga, terintegrasi dengan Jalentreng di Taman Kota Dua.
"Kehadiran Bekraf diharap bisa membantu komunitas ini tetap berkembang. Karena itu, rencana programnya harus dilakukan dengan cukup matang. Kita akan melakukan penataan dari jalan trans," tuturnya. Airin mengaku, penganggaran penataan itu baru bisa dilakukan, pada APBD 2020. Pasalnya, saat ini pemkot masih melakukan penataan Taman Kota 2.
Sementara itu, pendiri ABN Muqoddas Syuhada mengatakan, tempat ini berfungsi sebagai wadah berkreasi dengan tanaman bambu. Di tempat ini, kata dia, ide cerdas dan teknologi bambu bermunculan.
"Di tempat ini ada koleksi bambu Nusantara dan bambu dunia. Ada bambu dari India, Kolombia, Thailand, Papua, Kalimantan, dan akan bertambah lagi," ujar Muqoddas. Saat ini, pihaknya sudah mengumpulkan 70 jenis bambu, dari 165 jenis bambu, yang ada di Indonesia. Produk yang dihasilkan dari ABN beragam, mulai sepeda bambu, rumah bambu, hingga pemecah ombak.
"Produk-produk bambu ini sudah diekspor ke luar negeri. Kita juga kembangkan desa bambu milenial, mulai dari rumah dan peralatan makan dan minum, semua dari bambu. Sepeda bambu juga," ucapnya.
"Ada enam sub-sektor yang jadi perhatian kami, kuliner, fashion, kriya, di dalamnya ada bambu, film, musik, dan games," ungkap Kepala Bekraf Triawan Munaf saat berkunjung ke Markas ABN, di Serpong pada Kamis (14/2/2019).
Triawan mengatakan, bantuan yang akan diberikan kepada ABN berasal dari bantuan pemerintah (banper). Menurutnya, sangat tidak lucu jika wilayah yang dekat DKI Jakarta, tetapi tidak mendapat bantuan.
"Kita ada bantuan banper dan sudah lakukan itu sejak 3 tahun lalu. Sungguh aneh jika yang terdekat tidak dibantu. Cuma yang dituntut itu, program jangka pendek menengah dan depan ABN," ujarnya.
Dia menambahkan, pangsa pasar bambu di Indonesia dan dunia sangat besar. Apalagi, produk yang ditawarkan oleh ABN juga sangat bagus, dan memiliki pasar sendiri. "Kita sekarang menunggu apa yang akan diajukan. Tentu, kita sudah siap bantu. Kami juga akan menjalin kerjasama dengan Pemkot Tangsel. Potensi pasarnya luar biasa, dan tempatnya strategis," tambahnya.
Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany menuturkan, ABN didirikan sejak 2015. Pada 2017, Markas ABN di Jalan Insan Cendikia, Serpong, roboh diterjang angin dan baru aktif lagi pada 2019 ini. Pemkot, lanjut Airin, ABN akan bantu pembangunan sarana dan prasarana ABN dengan menggunakan APBD. Sehingga, terintegrasi dengan Jalentreng di Taman Kota Dua.
"Kehadiran Bekraf diharap bisa membantu komunitas ini tetap berkembang. Karena itu, rencana programnya harus dilakukan dengan cukup matang. Kita akan melakukan penataan dari jalan trans," tuturnya. Airin mengaku, penganggaran penataan itu baru bisa dilakukan, pada APBD 2020. Pasalnya, saat ini pemkot masih melakukan penataan Taman Kota 2.
Sementara itu, pendiri ABN Muqoddas Syuhada mengatakan, tempat ini berfungsi sebagai wadah berkreasi dengan tanaman bambu. Di tempat ini, kata dia, ide cerdas dan teknologi bambu bermunculan.
"Di tempat ini ada koleksi bambu Nusantara dan bambu dunia. Ada bambu dari India, Kolombia, Thailand, Papua, Kalimantan, dan akan bertambah lagi," ujar Muqoddas. Saat ini, pihaknya sudah mengumpulkan 70 jenis bambu, dari 165 jenis bambu, yang ada di Indonesia. Produk yang dihasilkan dari ABN beragam, mulai sepeda bambu, rumah bambu, hingga pemecah ombak.
"Produk-produk bambu ini sudah diekspor ke luar negeri. Kita juga kembangkan desa bambu milenial, mulai dari rumah dan peralatan makan dan minum, semua dari bambu. Sepeda bambu juga," ucapnya.
(whb)