Dibayangi Banjir, DKI Pelototi Lokasi Proyek MRT, LRT dan Tol Becakayu
A
A
A
JAKARTA - Beberapa wilayah di Jakarta diprediksi akan mengalami banjir pada puncak musim yang diperkirakan berlangsung pada awal Februari 2019. Mengantisipasi agar genangan air tidak meluas, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan pengawasan khusus di lokasi pembangunan MRT, LRT dan Tol Becakayu.
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan, pihaknya melihat penyebab munculnya genangan air di beberapa wilayah Ibu Kota pada beberapa waktu lalu, lantaran pihak kontraktor tak menyediakan drainase yang sesuai dengan prosedur. Alhasil, derasnya air hujan tak mampu terserap secara maksimal karena saluran air yang buruk. Pihaknya menyediakan mesin pompa, tapi ia tidak menyebut berapa jumlah pompa yang ditaruh di sana.
“Memantau, menjaga, mengawasi dan langsung turun ke lokasi terdampak. Utamanya yang ada pembangunan LRT, MRT dan ruas jalan Tol Becakayu,” kata Teguh saat dihubungi, Minggu (3/2/2019). (Baca: Proyek LRT dan MRT Jadi Penyebab Genaangan di Jakarta )
Teguh menambahkan, pihaknya memiliki petugas yang disebar di 44 kecamatan. Setiap wilayah jumlah personelnya paling sedikit berjumlah 60 orang. Mereka difungsikan untuk memberi tindakan cepat agar banjir tak meluas ke daerah lain. Salah satu contohnya, yakni membuat tanggul sementara dengan tumpukan pasir yang dimasukkan ke dalam karung, bila ditemukn ada tanggul yang jebol.
"Sekarang di 44 kecamatan se-DKI Jakarta, paling sedikit ada 60 satgas. Jumlah maksimal ada 120 satgas, disesuaikan dengan luas wilayah,” tuturnya. (Baca juga: Jadi Penyebab Banjir, DKI Minta Kontraktor Perhatikan Saluran Air )
Teguh memastikan, penanganan banjir yang dilakukan pihaknya lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut dibuktikan dengan genangan air yang muncul pada beberapa hari yang lalu tidak memakan waktu yang lama.
“Bahwa penanganan banjir, genangan DKI jauh lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Dan genangan itupun tidak sampai berhari hari. Maksimal 3 jam,” ujarnya.
Sebelumnya, Pengamat Bidang Hidrometeorologi, Armi Susandi memprediksi sepuluh hari pertama di bulan Februari 2019 akan terjadi hujan besar di kawasan Jakarta. Ia memperkirakan, fenomena itu akan berdampak datangya banjir di beberapa jalanan Ibu Kota.
"Kita perkirakan 10 hari pertama bulan Februari itu adalah puncak hujan yang terjadi di Jakarta. Jadi kita akan was-was nanti sekitar bulan Februari pada tanggl 1 sampai 10," kata Armi saat konferensi pers di kantor BNPB, Jakarta, Kamis, 31 Januari 2019.
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan, pihaknya melihat penyebab munculnya genangan air di beberapa wilayah Ibu Kota pada beberapa waktu lalu, lantaran pihak kontraktor tak menyediakan drainase yang sesuai dengan prosedur. Alhasil, derasnya air hujan tak mampu terserap secara maksimal karena saluran air yang buruk. Pihaknya menyediakan mesin pompa, tapi ia tidak menyebut berapa jumlah pompa yang ditaruh di sana.
“Memantau, menjaga, mengawasi dan langsung turun ke lokasi terdampak. Utamanya yang ada pembangunan LRT, MRT dan ruas jalan Tol Becakayu,” kata Teguh saat dihubungi, Minggu (3/2/2019). (Baca: Proyek LRT dan MRT Jadi Penyebab Genaangan di Jakarta )
Teguh menambahkan, pihaknya memiliki petugas yang disebar di 44 kecamatan. Setiap wilayah jumlah personelnya paling sedikit berjumlah 60 orang. Mereka difungsikan untuk memberi tindakan cepat agar banjir tak meluas ke daerah lain. Salah satu contohnya, yakni membuat tanggul sementara dengan tumpukan pasir yang dimasukkan ke dalam karung, bila ditemukn ada tanggul yang jebol.
"Sekarang di 44 kecamatan se-DKI Jakarta, paling sedikit ada 60 satgas. Jumlah maksimal ada 120 satgas, disesuaikan dengan luas wilayah,” tuturnya. (Baca juga: Jadi Penyebab Banjir, DKI Minta Kontraktor Perhatikan Saluran Air )
Teguh memastikan, penanganan banjir yang dilakukan pihaknya lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut dibuktikan dengan genangan air yang muncul pada beberapa hari yang lalu tidak memakan waktu yang lama.
“Bahwa penanganan banjir, genangan DKI jauh lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Dan genangan itupun tidak sampai berhari hari. Maksimal 3 jam,” ujarnya.
Sebelumnya, Pengamat Bidang Hidrometeorologi, Armi Susandi memprediksi sepuluh hari pertama di bulan Februari 2019 akan terjadi hujan besar di kawasan Jakarta. Ia memperkirakan, fenomena itu akan berdampak datangya banjir di beberapa jalanan Ibu Kota.
"Kita perkirakan 10 hari pertama bulan Februari itu adalah puncak hujan yang terjadi di Jakarta. Jadi kita akan was-was nanti sekitar bulan Februari pada tanggl 1 sampai 10," kata Armi saat konferensi pers di kantor BNPB, Jakarta, Kamis, 31 Januari 2019.
(ysw)