Rusak Parah, Jalan Parimeter Utara Soetta Bagaikan Kubangan Kerbau
A
A
A
TANGERANG - Akses Jalan Parimeter Utara di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, rusak parah. Saat turun hujan deras, jalanan menjadi licin dan berlumpur seperti kubangan kerbau.
Jalan Parimeter Utara, merupakan akses utama satu-satunya menuju Bandara Soetta. Setelah Jalan Parimeter Selatan ditutup akibat terjadinya musibah longsor di terowongan bandara, pada 5 Februari 2018.
Jalan ini cukup panjang, mencapai sekitar 2 Kilometer (Km). Sejak pintu M1 ditutup, dan digantikan TOD, para pengguna kendaraan pribadi yang ingin langsung ke bandara, harus memutar jauh lewat Parimeter Utara dan Selatan.
Kerusakan jalan ini telah berlangsung lama, sejak banyak proyek pengembangan Bandara Soetta dilakukan. Mulai dari pembangunan pararel taxiway awal 2018, hingga pembangunan runway ketiga.
Banyaknya keluhan dari pengguna jalan, akhirnya membuat pihak pengelola Bandara Soetta, PT Angkasa Pura (AP) II cepat melakukan perbaikan. Selama perbaikan dilakukan, volume kendaraan akan dibatasi.
Senior Manager Of Branch Communication and Legal Bandara Soetta Febri Toga Simatupang mengatakan, selama perbaikan kendaraan berat tidak dibolehkan melintas.
"Kendaraan yang bertonase besar, tidak bisa melintas di Jalan Parimeter Utara, hingga perbaikan selesai. Alat berat sudah ada yang diturunkan sejak kemarin," kata Febri kepada KORAN SINDO, Kamis (24/1/2019).
Meski demikian, Febri berharap, kendaraan kecil juga tidak melintasi jalan itu untuk sementara. Karena, selama perbaikan jalan dilakukan, kendaraan besar menempati satu sisi jalan. Sehingga, perjalanan terganggu.
"Kami mengimbau kepada masyarakat pengguna jalan itu untuk menghindari jalan tersebut hingga selesai perbaikannya. Khusus kendaraan bertonase besar, mohon maaf tidak dapat melintas," sambungnya.
Perbaikan jalan, katanya, tidak hanya untuk menambal jalan yang berlubang. Tetapi juga menggeser trase jalan 500 meter, dari jalan yang lama. Sehingga, nantinya jalan akan menjadi lebih lebar dan nyaman berkendara.
"Nantinya, Jalan Perimeter Utara yang baru, selain lebih lebar, yakni 7 meter dari sebelumnya 6 meter, juga memiliki panjang sekitar 6 Kilometer. Pengerjaan jalan ini, selesai akhir Februari," ungkap Febri lagi.
Rahmat (35), salah seorang pengguna jasa penerbangan mengatakan, dirinya sering memakai Jalan Parimeter Utara untuk ke Bandara Soetta, karena satu-satunya jalan.
"Memang kondisinya sangat prihatin mas. Apalagi kalau hujan. Jalanan seperti kubangan kerbau. Banyak lubang-lubang besar yang tertutup air tidak ketahuan, dan membahayakan pengendara," kata Rahmat.
Beberapa kali, Rahmat melihat dari dalam mobilnya pengendara motor jatuh lantaran tergelincir. Selain itu, saat hujan jalan juga menjadi licin, dan sangat berbahaya.
"Tidak hanya berlubang, jalan juga sangat bergelombang. Ketika hujan banyak genangan. Ada kali jalan yang rusak seperti itu mencapai 2 KM. Aspalnya juga sudah banyak yang botak," sambung Rahmat.
Terpisah, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, pengembangan Bandara Soetta di Parimeter Utara, telah masuk dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Banten dan Tangerang.
"Sinkronisasi antara pembangunan Bandara Soetta dengan daerah di sekitarnya wajib dilakukan. Hal ini sesuai dengan RTRW Provinsi dan Kabupaten Tangerang 2017 yang ditandatangani Gubernur," ungkapnya.
Dijelaskan dia, kedepannya akses menuju Bandara Soetta akan bertambah, selain Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo. Sehingga, bisa memecah konsentrasi kemacetan saat ini.
"Jika seluruh pembangunan ini selesai, pengguna jalan tol ke Bandara Soetta, akan memiliki alternatif baru, selain Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo. Sesuai dengan Perda Provinsi Banten yang ada," sambungnya.
Dijelaskan dia, kedepan, pintu M1 akan jadi interchange besar yang akan menghubungkan dua jaringan tol. Yakni Tol Kunciran-Bandara dan Tol Pakuhaji-Bandara.
Jalan Parimeter Utara, merupakan akses utama satu-satunya menuju Bandara Soetta. Setelah Jalan Parimeter Selatan ditutup akibat terjadinya musibah longsor di terowongan bandara, pada 5 Februari 2018.
Jalan ini cukup panjang, mencapai sekitar 2 Kilometer (Km). Sejak pintu M1 ditutup, dan digantikan TOD, para pengguna kendaraan pribadi yang ingin langsung ke bandara, harus memutar jauh lewat Parimeter Utara dan Selatan.
Kerusakan jalan ini telah berlangsung lama, sejak banyak proyek pengembangan Bandara Soetta dilakukan. Mulai dari pembangunan pararel taxiway awal 2018, hingga pembangunan runway ketiga.
Banyaknya keluhan dari pengguna jalan, akhirnya membuat pihak pengelola Bandara Soetta, PT Angkasa Pura (AP) II cepat melakukan perbaikan. Selama perbaikan dilakukan, volume kendaraan akan dibatasi.
Senior Manager Of Branch Communication and Legal Bandara Soetta Febri Toga Simatupang mengatakan, selama perbaikan kendaraan berat tidak dibolehkan melintas.
"Kendaraan yang bertonase besar, tidak bisa melintas di Jalan Parimeter Utara, hingga perbaikan selesai. Alat berat sudah ada yang diturunkan sejak kemarin," kata Febri kepada KORAN SINDO, Kamis (24/1/2019).
Meski demikian, Febri berharap, kendaraan kecil juga tidak melintasi jalan itu untuk sementara. Karena, selama perbaikan jalan dilakukan, kendaraan besar menempati satu sisi jalan. Sehingga, perjalanan terganggu.
"Kami mengimbau kepada masyarakat pengguna jalan itu untuk menghindari jalan tersebut hingga selesai perbaikannya. Khusus kendaraan bertonase besar, mohon maaf tidak dapat melintas," sambungnya.
Perbaikan jalan, katanya, tidak hanya untuk menambal jalan yang berlubang. Tetapi juga menggeser trase jalan 500 meter, dari jalan yang lama. Sehingga, nantinya jalan akan menjadi lebih lebar dan nyaman berkendara.
"Nantinya, Jalan Perimeter Utara yang baru, selain lebih lebar, yakni 7 meter dari sebelumnya 6 meter, juga memiliki panjang sekitar 6 Kilometer. Pengerjaan jalan ini, selesai akhir Februari," ungkap Febri lagi.
Rahmat (35), salah seorang pengguna jasa penerbangan mengatakan, dirinya sering memakai Jalan Parimeter Utara untuk ke Bandara Soetta, karena satu-satunya jalan.
"Memang kondisinya sangat prihatin mas. Apalagi kalau hujan. Jalanan seperti kubangan kerbau. Banyak lubang-lubang besar yang tertutup air tidak ketahuan, dan membahayakan pengendara," kata Rahmat.
Beberapa kali, Rahmat melihat dari dalam mobilnya pengendara motor jatuh lantaran tergelincir. Selain itu, saat hujan jalan juga menjadi licin, dan sangat berbahaya.
"Tidak hanya berlubang, jalan juga sangat bergelombang. Ketika hujan banyak genangan. Ada kali jalan yang rusak seperti itu mencapai 2 KM. Aspalnya juga sudah banyak yang botak," sambung Rahmat.
Terpisah, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, pengembangan Bandara Soetta di Parimeter Utara, telah masuk dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Banten dan Tangerang.
"Sinkronisasi antara pembangunan Bandara Soetta dengan daerah di sekitarnya wajib dilakukan. Hal ini sesuai dengan RTRW Provinsi dan Kabupaten Tangerang 2017 yang ditandatangani Gubernur," ungkapnya.
Dijelaskan dia, kedepannya akses menuju Bandara Soetta akan bertambah, selain Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo. Sehingga, bisa memecah konsentrasi kemacetan saat ini.
"Jika seluruh pembangunan ini selesai, pengguna jalan tol ke Bandara Soetta, akan memiliki alternatif baru, selain Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo. Sesuai dengan Perda Provinsi Banten yang ada," sambungnya.
Dijelaskan dia, kedepan, pintu M1 akan jadi interchange besar yang akan menghubungkan dua jaringan tol. Yakni Tol Kunciran-Bandara dan Tol Pakuhaji-Bandara.
(mhd)