Bogor Street Festival 2019 Ditarget Sedot 100.000 Pengunjung
A
A
A
BOGOR - Pesta Rakyat Bogor, Street Festival Cap Go Meh (CGM) 2019 akan kembali digelar di sepanjang Jalan Suryakencana, Bogor Tengah, Kota Bogor, pada 19 Februari mendatang. Event ini ditarget dihadiri lebih dari 100.000 pengunjung.
Ketua Panitia Bogor Street Festival CGM 2019, Arifin Himawan, mengatakan, Bogor Street Fest CGM merupakan aksi budaya dari Kota Bogor untuk Indonesia yang dicanangkan sebagai upaya pemeliharaan nilai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
"Untuk tahun ini, kita secara konsisten, mengusung tagline 'Ajang Budaya Pemersatu Bangsa'. Berupa pagelaran seni maupun karnaval dengan sebutan Katumbiri Lighting Festival," ujar Arifin kepada wartawan di Balai Kota Bogor, Selasa (22/1/2019).
Ia menjelaskan, Katumbiri yang dalam bahasa Sunda berarti pelangi, memberikan gambaran keberagaman warna-warni yang menyatu dalam satu garis melingkar sehingga menciptakan keindahan.
"Bentukan pelangi yang merupakan pantulan dari cahaya matahari menguatkan tema keterkaitan antara lighting atau cahaya dengan pelangi," jelasnya. (Baca juga: Jokowi Hadiri Bogor Street Festival )
Bentukan itu biasanya terjadi karena hujan yang juga dihubungkan dengan Kota Bogor sebagai Kota Hujan. Hal ini menggambarkan bahwa Kota Bogor mampu memberikan keindahan dalam perbedaan dan keberagaman yang menyatu dan bersama dalam kemasan budaya.
Menurut dia, Bogor Street Festival ini merupakan rangkaian puncak acara Cap Go Meh yang juga bakal dimeriahkan marching band, paskibraka, marawis, parade seni dan budaya, liong–barongsai. Sebelumnya, pada 12-18 Februari 2019 diisi kegiatan bakti sosial, wayang potehi, dan pada 14-17 Februari 2019 ada bazar rakyat.
"Yang berbeda tahun ini dibuka dengan seni pertunjukan kolosal bertema katumbiri yang menghadirkan penari gabungan dari berbagai sanggar di Kota Bogor. Peserta karnaval juga dikemas dengan tampilan lighting yang apik dan menarik," paparnya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, menyatakan siap mendukung penuh kegiatan yang memang layak dan pantas untuk diselenggarakan.
"Karena selain menjadi daya tarik wisatawan, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya acara tersebut juga mampu menjadi ajang budaya pemersatu bangsa. Maka dari itu saya dan Muspida selalu memilah dan memilih kegiatan yang memang sejalan dengan visi misi Pemkot Bogor," tandasnya.
Pesta Rakyat ini layak didukung karena diperkirakan mampu menyedot perhatian pengunjung dari berbagai daerah yang diperkirakan mencapai 100.000 orang. "Sebab seperti disampaikan panitia tadi, banyak kesenian dan kebudayaan tradisional yang akan ditampilkan,” ujar Bima.
Ia menambahkan, event besar yang sudah ada sejak zaman dulu ini juga menggambarkan bahwa karakter warga Kota Bogor yang sangat cinta pada keberagaman dan menjaganya hingga sampai saat ini.
"Bogor Street Fest CGM 2019 adalah momentum bagi orang Bogor untuk memperkenalkan titik yang paling seksi di Kota Bogor yaitu pecinan Suryakencana. Nantinya mungkin Chinatown yang original hanya ada di sini, dan CGM akan menjadi perkenalan pertama untuk pendatang,” pungkasnya.
Ketua Panitia Bogor Street Festival CGM 2019, Arifin Himawan, mengatakan, Bogor Street Fest CGM merupakan aksi budaya dari Kota Bogor untuk Indonesia yang dicanangkan sebagai upaya pemeliharaan nilai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
"Untuk tahun ini, kita secara konsisten, mengusung tagline 'Ajang Budaya Pemersatu Bangsa'. Berupa pagelaran seni maupun karnaval dengan sebutan Katumbiri Lighting Festival," ujar Arifin kepada wartawan di Balai Kota Bogor, Selasa (22/1/2019).
Ia menjelaskan, Katumbiri yang dalam bahasa Sunda berarti pelangi, memberikan gambaran keberagaman warna-warni yang menyatu dalam satu garis melingkar sehingga menciptakan keindahan.
"Bentukan pelangi yang merupakan pantulan dari cahaya matahari menguatkan tema keterkaitan antara lighting atau cahaya dengan pelangi," jelasnya. (Baca juga: Jokowi Hadiri Bogor Street Festival )
Bentukan itu biasanya terjadi karena hujan yang juga dihubungkan dengan Kota Bogor sebagai Kota Hujan. Hal ini menggambarkan bahwa Kota Bogor mampu memberikan keindahan dalam perbedaan dan keberagaman yang menyatu dan bersama dalam kemasan budaya.
Menurut dia, Bogor Street Festival ini merupakan rangkaian puncak acara Cap Go Meh yang juga bakal dimeriahkan marching band, paskibraka, marawis, parade seni dan budaya, liong–barongsai. Sebelumnya, pada 12-18 Februari 2019 diisi kegiatan bakti sosial, wayang potehi, dan pada 14-17 Februari 2019 ada bazar rakyat.
"Yang berbeda tahun ini dibuka dengan seni pertunjukan kolosal bertema katumbiri yang menghadirkan penari gabungan dari berbagai sanggar di Kota Bogor. Peserta karnaval juga dikemas dengan tampilan lighting yang apik dan menarik," paparnya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, menyatakan siap mendukung penuh kegiatan yang memang layak dan pantas untuk diselenggarakan.
"Karena selain menjadi daya tarik wisatawan, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya acara tersebut juga mampu menjadi ajang budaya pemersatu bangsa. Maka dari itu saya dan Muspida selalu memilah dan memilih kegiatan yang memang sejalan dengan visi misi Pemkot Bogor," tandasnya.
Pesta Rakyat ini layak didukung karena diperkirakan mampu menyedot perhatian pengunjung dari berbagai daerah yang diperkirakan mencapai 100.000 orang. "Sebab seperti disampaikan panitia tadi, banyak kesenian dan kebudayaan tradisional yang akan ditampilkan,” ujar Bima.
Ia menambahkan, event besar yang sudah ada sejak zaman dulu ini juga menggambarkan bahwa karakter warga Kota Bogor yang sangat cinta pada keberagaman dan menjaganya hingga sampai saat ini.
"Bogor Street Fest CGM 2019 adalah momentum bagi orang Bogor untuk memperkenalkan titik yang paling seksi di Kota Bogor yaitu pecinan Suryakencana. Nantinya mungkin Chinatown yang original hanya ada di sini, dan CGM akan menjadi perkenalan pertama untuk pendatang,” pungkasnya.
(thm)