Asistennya Terciduk Narkoba, Begini Sosok Andri di Mata Ivan Gunawan
A
A
A
JAKARTA - Artis Ivan Gunawan (Igun) mengaku tak punya kecurigaan apa-apa pada asistennya, Andri Jordan Alatas (AJA) kalau ternyata dia terlibat kasus narkoba. Adapun dia menerima Andri sebagai asistennya karena memang dia sibuk mengurusi syuting dan butiknya.
Menurutnya, dia memiliki dua asisten pribadi yang waktu kerjanya dilakukan secara shift atau roling. Itu memudahkan asistennya dalam hal pekerjaan dan tenaga.
"Saya orangnya bukan tipe orang yang curiga sih, saya cenderung tak terlalu dekat dengan asisten, tak pernah ngobrol, tak pernah segala macam, jadi kalau saya perlu apa ya seperlunya saja," ujarnya pada wartawan, Kamis (17/1/2019).
Pasca ditangkapnya Andri selaku asistennya, kata dia, dia pun ingin kalau semua orang di manajemennya dilakukan tes urine, untuk memastikan semua orang terdekatnya tak terlibat pidana sehingga dia bisa merasa nyaman di kehidupannya. Adanya peristiwa ini pun bisa membuatnya untuk lebih bermawas diri lagi.
"Saya tak merasa dirugikan sebenarnya karena polisi butuh informasi, kalau tak datang justru malah seakan ada yang saya tutupi. Karena saya sehat jasmani dan rohani maka saya datang," tuturnya.
Selama ini, paparnya, dia pun tak melihat adanya gelagat yang aneh pada Andri, dia pun kerap memberikan masukan pada Andri, khususnya saat dia pergi ke clubbing untuk menjauhi narkotika. Saat bertemu Andri di tahanan, Andri menangis dan meminta bantuannya.
Namun, ungkapnya, dia hanya bisa berkata kalau dia tak bisa membantu apa-apa, semua perbuatannya itu haruslah dia tanggung sendiri karena itu sudah menjadi jalan hidupnya. Adapun asistennya itu memang sudah cukup lama tinggal di Belanda.
"Ke Belanda juga dia duluan berangkatnya, disana dia tinggal sama saudaranya, saya kan di hotel. Aktivitasnya (kerja sebagai asisten) kan siang, jadi saya tak tahu ngapain saja dia setelah itu," katanya.
Menurutnya, dia memiliki dua asisten pribadi yang waktu kerjanya dilakukan secara shift atau roling. Itu memudahkan asistennya dalam hal pekerjaan dan tenaga.
"Saya orangnya bukan tipe orang yang curiga sih, saya cenderung tak terlalu dekat dengan asisten, tak pernah ngobrol, tak pernah segala macam, jadi kalau saya perlu apa ya seperlunya saja," ujarnya pada wartawan, Kamis (17/1/2019).
Pasca ditangkapnya Andri selaku asistennya, kata dia, dia pun ingin kalau semua orang di manajemennya dilakukan tes urine, untuk memastikan semua orang terdekatnya tak terlibat pidana sehingga dia bisa merasa nyaman di kehidupannya. Adanya peristiwa ini pun bisa membuatnya untuk lebih bermawas diri lagi.
"Saya tak merasa dirugikan sebenarnya karena polisi butuh informasi, kalau tak datang justru malah seakan ada yang saya tutupi. Karena saya sehat jasmani dan rohani maka saya datang," tuturnya.
Selama ini, paparnya, dia pun tak melihat adanya gelagat yang aneh pada Andri, dia pun kerap memberikan masukan pada Andri, khususnya saat dia pergi ke clubbing untuk menjauhi narkotika. Saat bertemu Andri di tahanan, Andri menangis dan meminta bantuannya.
Namun, ungkapnya, dia hanya bisa berkata kalau dia tak bisa membantu apa-apa, semua perbuatannya itu haruslah dia tanggung sendiri karena itu sudah menjadi jalan hidupnya. Adapun asistennya itu memang sudah cukup lama tinggal di Belanda.
"Ke Belanda juga dia duluan berangkatnya, disana dia tinggal sama saudaranya, saya kan di hotel. Aktivitasnya (kerja sebagai asisten) kan siang, jadi saya tak tahu ngapain saja dia setelah itu," katanya.
(ysw)