Empat Korban Tewas Tsunami Banten Dimakamkan di Tangsel
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Ratusan warga memenuhi seluruh area Masjid Arraudhoh, Perumahan Bukit Nusa Indah, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (24/12/2018). Mereka menggelar salat jenazah terhadap 4 korban tsunami yang melanda Selat Sunda Sabtu 22 Desember 2018 malam.
Keempat korban itu berasal dari dua keluarga berbeda, namun tinggal dalam satu komplek perumahan di Bukit Nusa Indah. Mereka adalah, almarhumah Suhartini yang merupakan istri dari Sudiro, lalu almarhumah Siti Nur Alfisyah (37) istri dari Ustad Abror, serta 2 anaknya yang juga tewas, M Zein Karim (3) dan Nihla (11).
Setelah disalatkan, keempat jenazah lalu dibawa kedua lokasi pemakaman berbeda menggunakan empat mobil ambulan. Seluruh keluarga, kerabat, hingga warga sekitar turut mengantar ke pemakaman. Mereka yang hadir mengikuti prosesi itu tak dapat menyembunyikan rasa duka, bahkan sebagiannya ada yang menahan isak tangis di lokasi.
Pantauan di lokasi, tiga jenazah yang berasal dari keluarga Ustad Abror di makamkan di Pemakaman Islam Alhidayah, RW018, Serua, Ciputat. Lokasinya terletak tak seberapa jauh dari lingkungan mereka tinggal di Bukit Nusa Indah. Sedangkan jenazah Suhartini, istri dari Sudiro dimakamkan di Pemakaman Islam di Gang Sukma, juga berada tak terlalu jauh dari Bukit Nusa Indah.
"Jadi yang hadir disini kebanyakan dari keluarga maupun kerabat Ustaz Abror, ada juga santri-santri dari Ponpes Raudhatul Islah. Karena beliau kan pengurus di MUI Kecamatan Serua, pemilik Ponpes itu juga," ungkap Julyarto Prabawasisa, pengurus Ponpes Raudhatul Islah, kepada Okezone di lokasi Pemakaman Islam Alhidayah.
Ustaz Abror, berupaya tetap tegar berada di sisi tiga liang lahat menyaksikan istri tercinta dan dua anaknya dimakamkan. Dia termasuk saksi hidup yang selamat dari ganasnya terjangan tsunami di Pantai Carita Anyer, Pandeglang, Banten.
Dikatakan Julyarto, sebenarnya keberadaan keluarga UstazAbror dan beberapa keluarga lain di Bukit Nusa Indah ke Pantai Anyer adalah untuk acara keluarga. Selain berlibur, mereka juga mengisi kegiatan itu dengan arisan dan rangkaian hiburan lainnya.
"Yang ikut acara itu ada 15 orang, dari 4 keluarga. Yang lain selamat, tapi yang enam orang meninggal dunia," ucapnya.
Keempat korban itu berasal dari dua keluarga berbeda, namun tinggal dalam satu komplek perumahan di Bukit Nusa Indah. Mereka adalah, almarhumah Suhartini yang merupakan istri dari Sudiro, lalu almarhumah Siti Nur Alfisyah (37) istri dari Ustad Abror, serta 2 anaknya yang juga tewas, M Zein Karim (3) dan Nihla (11).
Setelah disalatkan, keempat jenazah lalu dibawa kedua lokasi pemakaman berbeda menggunakan empat mobil ambulan. Seluruh keluarga, kerabat, hingga warga sekitar turut mengantar ke pemakaman. Mereka yang hadir mengikuti prosesi itu tak dapat menyembunyikan rasa duka, bahkan sebagiannya ada yang menahan isak tangis di lokasi.
Pantauan di lokasi, tiga jenazah yang berasal dari keluarga Ustad Abror di makamkan di Pemakaman Islam Alhidayah, RW018, Serua, Ciputat. Lokasinya terletak tak seberapa jauh dari lingkungan mereka tinggal di Bukit Nusa Indah. Sedangkan jenazah Suhartini, istri dari Sudiro dimakamkan di Pemakaman Islam di Gang Sukma, juga berada tak terlalu jauh dari Bukit Nusa Indah.
"Jadi yang hadir disini kebanyakan dari keluarga maupun kerabat Ustaz Abror, ada juga santri-santri dari Ponpes Raudhatul Islah. Karena beliau kan pengurus di MUI Kecamatan Serua, pemilik Ponpes itu juga," ungkap Julyarto Prabawasisa, pengurus Ponpes Raudhatul Islah, kepada Okezone di lokasi Pemakaman Islam Alhidayah.
Ustaz Abror, berupaya tetap tegar berada di sisi tiga liang lahat menyaksikan istri tercinta dan dua anaknya dimakamkan. Dia termasuk saksi hidup yang selamat dari ganasnya terjangan tsunami di Pantai Carita Anyer, Pandeglang, Banten.
Dikatakan Julyarto, sebenarnya keberadaan keluarga UstazAbror dan beberapa keluarga lain di Bukit Nusa Indah ke Pantai Anyer adalah untuk acara keluarga. Selain berlibur, mereka juga mengisi kegiatan itu dengan arisan dan rangkaian hiburan lainnya.
"Yang ikut acara itu ada 15 orang, dari 4 keluarga. Yang lain selamat, tapi yang enam orang meninggal dunia," ucapnya.
(ysw)