Normalisasi Belum Rampung, Luapan Kali Angke Ancam Rendam 8 Kelurahan
A
A
A
JAKARTA - Normalisasi yang belum rampung di kawasan Kali Angke, Jakarta Barat membuat air kali di kawasan itu meluap dan delapan kelurahan dari tiga kecamatan yang berada disitu terancam banjir.
Disisi lain, Pemprov DKI Jakarta dan Pemkot Administrasi Jakarta Barat kesulitan melakukan normalisasi. Dua bidang Tanah di bibir kali sekitaran Kelurahan Kembangan Utara diketahui masih bersengketa dan belum di seatpel, pemilik lahan masih belum mengajukan secara gugatan perdata yang membuat upaya konsinyasi belum dilakukan.
Kasudin Sumber Daya Air Jakarta Barat, Imron Syahrir mengakui pihaknya kesulitan melakukan normalisasi. Sebab PT Sari Kebon Jeruk Mas yang diketahui pemilik lahan kini sudah tutup alias bangkrut.
“Makanya kita bingung menitipkan uang ke pengadilannya untuk siapa,” kata Imron ketika menanggapi kali angke hulu, Kamis (13/12/2018).
Selain itu di lokasi lainnya, masih di sekitaran kali Angke. Diketahui ada satu lokasi tanah masih bersengketa. Dua pemilik lahan yang mengklaim belum melakukan gugatan secara perdata ke pengadilan. Karena itulah lahan disana belum bisa di bebaskan.
“Pada dasarnya sih belum dilakukan normalisasi jadi masih terancam banjir, Insya Allah tahun depan kita benahi,” kata Imron.
Selain di kawasan Kali Angke, ancaman banjir di Jakarta Barat juga mengancam ribuan bangunan di beberapa kali, seperti Kali Pesanggrahan, Kali Sekretaris, dan Kali Smonggol. Ketiganya diketahui belum dinormalisasi dan mengalami pendangkalan.Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Jupan Royter menyebutkan ada delapan kelurahan yang terancam banjir, yakni Kembangan Utara, Rawa Buaya, Duri Kosambi, Cengkareng Timur, Cengkareng Barat, Kapuk, Kedoya Utara, dan Kedaung Kali Angke.
“Semalam kawasan itu sempat dinyatakan siaga tiga. Ketinggian air mencapai 2,25 meter,” kata Jupan yang melihat dari pintu Angke Hulu.
Kondisi itu membuat ratusan bangunan warga di RT 07/01 dan RT 11/04 Kelurahan Kembangan Utara, Kembangan, Jakarta Barat sempat tergenang, mereka kemudian sempat mengungsi di RPTRA Kembangan Utara yang tak jauh dari lokasi, sebelum akhirnya kembali ke rumah menjelang pagi.
Disisi lain, Pemprov DKI Jakarta dan Pemkot Administrasi Jakarta Barat kesulitan melakukan normalisasi. Dua bidang Tanah di bibir kali sekitaran Kelurahan Kembangan Utara diketahui masih bersengketa dan belum di seatpel, pemilik lahan masih belum mengajukan secara gugatan perdata yang membuat upaya konsinyasi belum dilakukan.
Kasudin Sumber Daya Air Jakarta Barat, Imron Syahrir mengakui pihaknya kesulitan melakukan normalisasi. Sebab PT Sari Kebon Jeruk Mas yang diketahui pemilik lahan kini sudah tutup alias bangkrut.
“Makanya kita bingung menitipkan uang ke pengadilannya untuk siapa,” kata Imron ketika menanggapi kali angke hulu, Kamis (13/12/2018).
Selain itu di lokasi lainnya, masih di sekitaran kali Angke. Diketahui ada satu lokasi tanah masih bersengketa. Dua pemilik lahan yang mengklaim belum melakukan gugatan secara perdata ke pengadilan. Karena itulah lahan disana belum bisa di bebaskan.
“Pada dasarnya sih belum dilakukan normalisasi jadi masih terancam banjir, Insya Allah tahun depan kita benahi,” kata Imron.
Selain di kawasan Kali Angke, ancaman banjir di Jakarta Barat juga mengancam ribuan bangunan di beberapa kali, seperti Kali Pesanggrahan, Kali Sekretaris, dan Kali Smonggol. Ketiganya diketahui belum dinormalisasi dan mengalami pendangkalan.Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Jupan Royter menyebutkan ada delapan kelurahan yang terancam banjir, yakni Kembangan Utara, Rawa Buaya, Duri Kosambi, Cengkareng Timur, Cengkareng Barat, Kapuk, Kedoya Utara, dan Kedaung Kali Angke.
“Semalam kawasan itu sempat dinyatakan siaga tiga. Ketinggian air mencapai 2,25 meter,” kata Jupan yang melihat dari pintu Angke Hulu.
Kondisi itu membuat ratusan bangunan warga di RT 07/01 dan RT 11/04 Kelurahan Kembangan Utara, Kembangan, Jakarta Barat sempat tergenang, mereka kemudian sempat mengungsi di RPTRA Kembangan Utara yang tak jauh dari lokasi, sebelum akhirnya kembali ke rumah menjelang pagi.
(ysw)