Alot soal Fit and Proper Test, Gerindra Ajak PKS Ketemuan Khusus
A
A
A
JAKARTA - Wacana uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test terhadap calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta yang diusulkan Partai Gerindra belum juga mendapat dukungan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Hingga kini masih terjadi perbedaan pandangan dari partai koalisi pengusung Gubernur dan Wakil Gubernur DKI pada Pilkada 2017 lalu itu.
Wakil Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Syarif mengatakan, kesalahpahaman itu terjadi karena frekuensi pertemuan antara partainya dengan PKS masih kurang banyak. Untuk itu, pihaknya berencana bertemu dengan PKS untuk membahas secara khusus mengenai fit and proper test tersebut.
"Nanti kita bicarakan perbedaan pendapat itu dalam forum tersendiri. Jangan disampaikan pendapat di media dong. Kan, kita belum pernah ketemu membahas kembali. Kalau ada perbedaan pendapat ya wajar sajalah, nanti kita sinkronkan lagi, diharmonisasi lagi dalam satu kesempatan pertemuan nanti," ujar Syarif ketika dihubungi, Senin (3/12/2018).
Ia juga mengklarifikasi terkait ucapan Ketua DPD Partai Gerindra DKI M Taufik yang menyebut bahwa pada 5 November 2018 lalu merupakan ajang perkenalan bagi para peserta fit and proper test. (Baca juga: PKS Nilai Fit and Proper Test Cawagub DKI Tak Penting)
"Saya harus ngulang lagi pernyataan saya bahwa Pak Taufik mengatakan nanti ngobrol santai, itu bagian dari fit and proper test di dalamnya supaya mengurangi ketegangan. Lazimnya fit proper ya ada uji kepatutan dan kelayakan, maka itu kita mencari pakar, seperti Mbak Siti Zuhro," jelasnya.
"Dalam proses itu ada santai sambil ngopi. Maksudnya itu, enggak tegang-tegangan gitu lho. Tapi tetap jalan lazimnya fit and proper test, begitu kan," sambungnya. (Baca juga: PKS Tak Mau Fit and Proper Test, Gerindra: Maunya Sistem Apa?)
Syarif kembali menegaskan bahwa fit and proper test bukan sekadar ajang perkenalan terhadap para kandidat. Namun sebuah proses seleksi untuk mencari orang yang tepat untuk mendampingi Anies Baswedan.
"Kalau pengenalan kan sudah dikenal ya kan. Yang kami inginkan, mencari kriteria pengganti Pak Sandi yang disepakati bersama. Orientasi sudah cukup menurut saya. Ini mau dicari calon terbaik supaya bisa kedua belah pihak sepakat," tutupnya. (Baca juga: Pengamat Nilai Fit and Proper Test Cawagub DKI Bagus-bagus Saja)
Wakil Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Syarif mengatakan, kesalahpahaman itu terjadi karena frekuensi pertemuan antara partainya dengan PKS masih kurang banyak. Untuk itu, pihaknya berencana bertemu dengan PKS untuk membahas secara khusus mengenai fit and proper test tersebut.
"Nanti kita bicarakan perbedaan pendapat itu dalam forum tersendiri. Jangan disampaikan pendapat di media dong. Kan, kita belum pernah ketemu membahas kembali. Kalau ada perbedaan pendapat ya wajar sajalah, nanti kita sinkronkan lagi, diharmonisasi lagi dalam satu kesempatan pertemuan nanti," ujar Syarif ketika dihubungi, Senin (3/12/2018).
Ia juga mengklarifikasi terkait ucapan Ketua DPD Partai Gerindra DKI M Taufik yang menyebut bahwa pada 5 November 2018 lalu merupakan ajang perkenalan bagi para peserta fit and proper test. (Baca juga: PKS Nilai Fit and Proper Test Cawagub DKI Tak Penting)
"Saya harus ngulang lagi pernyataan saya bahwa Pak Taufik mengatakan nanti ngobrol santai, itu bagian dari fit and proper test di dalamnya supaya mengurangi ketegangan. Lazimnya fit proper ya ada uji kepatutan dan kelayakan, maka itu kita mencari pakar, seperti Mbak Siti Zuhro," jelasnya.
"Dalam proses itu ada santai sambil ngopi. Maksudnya itu, enggak tegang-tegangan gitu lho. Tapi tetap jalan lazimnya fit and proper test, begitu kan," sambungnya. (Baca juga: PKS Tak Mau Fit and Proper Test, Gerindra: Maunya Sistem Apa?)
Syarif kembali menegaskan bahwa fit and proper test bukan sekadar ajang perkenalan terhadap para kandidat. Namun sebuah proses seleksi untuk mencari orang yang tepat untuk mendampingi Anies Baswedan.
"Kalau pengenalan kan sudah dikenal ya kan. Yang kami inginkan, mencari kriteria pengganti Pak Sandi yang disepakati bersama. Orientasi sudah cukup menurut saya. Ini mau dicari calon terbaik supaya bisa kedua belah pihak sepakat," tutupnya. (Baca juga: Pengamat Nilai Fit and Proper Test Cawagub DKI Bagus-bagus Saja)
(thm)