Korban Belum Teridentifikasi, Jasa Raharja Koordinasi dengan Lion Air
Korban Belum Teridentifikasi, Jasa Raharja Koordinasi dengan Lion Air
A
A
A
JAKARTA - PT Jasa Raharja akan berkoordinasi dengan Lion Air untuk memberikan santunan terhadap 64 korban pesawat JT 610 jatuh yang belum teridentifikasi. Sejauh ini Jasa Raharja telah menyalurkan santunan kepada korban Lion Air sebesar Rp5 miliar lebih.
Direktur Utama PT Jasa Raharja, Budi Rahardjo mengatakan, semua penumpang dan kru pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh dalam perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat itu dalam perlindungan jasaraharja. Menurutnya, itu merupakan perlindungan dasar dari pemerintah yang harus diserahkan kepada ahli warisnya.
"Sampai dengan 22 November 2018 kemarin, yang mana disampaikan teridentifikasi 109 jenazah, kami dari jasaraharja sudah menyerahkan santunan kepada ahli waris sejumlah 103 orang. Besaran santunan 50 juta rupiah ke setiap ahli waris," ujarnya pada wartawan, Sabtu (24/11/2018).
Dia menerangkan, pembayaran santunan itu dilakukan sesuai undang-undang dan PP 17 dalam pasal 12 ayat 1 mengenai ketentuan ahli waris, pertama secara vertikal yaitu janda atau dudanya. Dalam hal tak ada janda atau dudanya, diberikan pada anak yang paling besar.
Jika kemudian tak ada dalam hal janda, duda atau anaknya, akan diberikan pada orangtua sah sehingga keahliwarisan yang ada hanyalah vertikal.
"Sehingga santunan pada tanggal 22 November 2018 kemarin, Jasa Raharja sudah membayarkan santunan sebesar Rp 5.058.000.000," tuturnya.
Dia menambahkan, untuk penumpang lainnya yang sudah teridentifikasi, termasuk 16 penumpang yang teridentifikasi pada Jumat, 23 November kemarin pun pihaknya segera menyelesaikan santunya itu.
Saat ini, pihaknya pun sudah mengantongi semua data penumpang Lion Air JT 610, kecuali WNA Italia yang mana pihaknya masih berkoordinasi dengan Kedubes Italia.
"64 penumpang yang tak ditemukan ini juga akan kami segera selesaikan (pemberian santunannya) setelah berkoordinasi dengan Lion Air," katanya.
Direktur Utama PT Jasa Raharja, Budi Rahardjo mengatakan, semua penumpang dan kru pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh dalam perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat itu dalam perlindungan jasaraharja. Menurutnya, itu merupakan perlindungan dasar dari pemerintah yang harus diserahkan kepada ahli warisnya.
"Sampai dengan 22 November 2018 kemarin, yang mana disampaikan teridentifikasi 109 jenazah, kami dari jasaraharja sudah menyerahkan santunan kepada ahli waris sejumlah 103 orang. Besaran santunan 50 juta rupiah ke setiap ahli waris," ujarnya pada wartawan, Sabtu (24/11/2018).
Dia menerangkan, pembayaran santunan itu dilakukan sesuai undang-undang dan PP 17 dalam pasal 12 ayat 1 mengenai ketentuan ahli waris, pertama secara vertikal yaitu janda atau dudanya. Dalam hal tak ada janda atau dudanya, diberikan pada anak yang paling besar.
Jika kemudian tak ada dalam hal janda, duda atau anaknya, akan diberikan pada orangtua sah sehingga keahliwarisan yang ada hanyalah vertikal.
"Sehingga santunan pada tanggal 22 November 2018 kemarin, Jasa Raharja sudah membayarkan santunan sebesar Rp 5.058.000.000," tuturnya.
Dia menambahkan, untuk penumpang lainnya yang sudah teridentifikasi, termasuk 16 penumpang yang teridentifikasi pada Jumat, 23 November kemarin pun pihaknya segera menyelesaikan santunya itu.
Saat ini, pihaknya pun sudah mengantongi semua data penumpang Lion Air JT 610, kecuali WNA Italia yang mana pihaknya masih berkoordinasi dengan Kedubes Italia.
"64 penumpang yang tak ditemukan ini juga akan kami segera selesaikan (pemberian santunannya) setelah berkoordinasi dengan Lion Air," katanya.
(ysw)
Explore More