Libatkan 800 Personel, Bandara Soetta Gelar Latihan Penanganan Bencana
A
A
A
JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) melalui Kantor Cabang Utama Bandara Internasional Soekarno-Hatta menggelar latihan penanggulangan keadaan darurat (PKD). Sebanyak 800 personel dilibatkan dalam latihan PKD tersebut.
Dalam PKD ini diilustrasikan, pesawat Boeing 777-300 milik perusahaan penerbangan Boss Air rute CGK–SIN dari Bandara Soetta menuju Changi International Airport dengan jumlah penumpang 260 orang mengalami pembatalan lepas landas (aborted take off). Pesawat yang sedianya tiba di bandara tujuan sekitar pukul 11.50 WIB itu membawa 170 pria, 70 wanita, 4 anak-anak,16 kru ( 4 cockpit crew dan 12 flight attendant)
Pembatalan itu terjadi karena pilot merasakan adanya guncangan pada runway. Sehingga pesawat lepas kendali dan menyebabkan gagal take off hingga keluar dari runway sejauh 50 meter serta nose gear pesawat patah dan engine bagian satu terbakar di November 7, runway 25 right.
Insiden tersebut merupakan bagian dari skenario latihan penanggulangan keadaan darurat yang diakibatkan adanya aktivitas vulkanik dari Gunung Anak Krakatau di Banten. Pada latihan ini melibatkan 800 personel yang terdiri dari Airport Emergency Committee, Airport Security Committee dari PT Angkasa Pura II (Persero), Otoritas Bandara, AirNav, KNKT, TNI, Polres Bandara, Basarnas, CIQ, DVI Polda Metro Jaya, Dinas Perhubungan, pihak Airlines, Ground Handling, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Pemadam Kebakaran Kota Tangerang, Pemadam Kebakaran Kabupaten Tangerang serta beberapa rumah sakit dan puskesmas yang ada di sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Selain penanganan pada saat kejadian, dalam PKD tahun ini juga terdapat skenario penanganan pascakejadian, yakni penanganan terhadap keluarga korban melalui simulasi greeters and meters. Bahkan PT AP II (Persero) juga melakukan latihan penanganan terhadap media (media handling) saat kondisi darurat. Seperti tindakan khusus yang dapat dikomunikasikan oleh maskapai, termasuk mengaktifkan pusat panggilan darurat serta membuka pusat informasi untuk keluarga korban.
Executiver General Manager, Bandara Soekarno-Hatta M Suriawan Wakan mengatakan, aspek keselamatan selalu menjadi prioritas utama dalam setiap kegiatan penerbangan. "Latihan ini merupakan upaya untuk mengukur kesiapan dokumen Airport Emergency Plan (AEP) dan Airport Security Program (ASP) serta memperlancar fungsi instruksi, komunikasi, dan koordinasi. Setiap dua tahun sekali, setiap bandara yang dikelola PT AP II melaksanakan PKD," kata Wakan dalam siaran tertulis yang diterima SINDOnews pada Kamis (22/11/2018).
Latihan PKD dengan sandi latihan Rajawali 12 ini merupakan simulasi yang ke-12 diadakan di Bandara Internasional Soetta. “Harapannya masing-masing personel di Bandara Internasional Soetta dapat memanfaatkan kegiatan ini untuk menguji koordinasi, komunikasi, komando guna dilakukan evaluasi, melatih, melancarkan sekaligus memantapkan kemampuan sesuai dengan bidang tugas masing-masing dalam menanggulangi keadaan darurat,” ucapnya.
Dalam PKD ini diilustrasikan, pesawat Boeing 777-300 milik perusahaan penerbangan Boss Air rute CGK–SIN dari Bandara Soetta menuju Changi International Airport dengan jumlah penumpang 260 orang mengalami pembatalan lepas landas (aborted take off). Pesawat yang sedianya tiba di bandara tujuan sekitar pukul 11.50 WIB itu membawa 170 pria, 70 wanita, 4 anak-anak,16 kru ( 4 cockpit crew dan 12 flight attendant)
Pembatalan itu terjadi karena pilot merasakan adanya guncangan pada runway. Sehingga pesawat lepas kendali dan menyebabkan gagal take off hingga keluar dari runway sejauh 50 meter serta nose gear pesawat patah dan engine bagian satu terbakar di November 7, runway 25 right.
Insiden tersebut merupakan bagian dari skenario latihan penanggulangan keadaan darurat yang diakibatkan adanya aktivitas vulkanik dari Gunung Anak Krakatau di Banten. Pada latihan ini melibatkan 800 personel yang terdiri dari Airport Emergency Committee, Airport Security Committee dari PT Angkasa Pura II (Persero), Otoritas Bandara, AirNav, KNKT, TNI, Polres Bandara, Basarnas, CIQ, DVI Polda Metro Jaya, Dinas Perhubungan, pihak Airlines, Ground Handling, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Pemadam Kebakaran Kota Tangerang, Pemadam Kebakaran Kabupaten Tangerang serta beberapa rumah sakit dan puskesmas yang ada di sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Selain penanganan pada saat kejadian, dalam PKD tahun ini juga terdapat skenario penanganan pascakejadian, yakni penanganan terhadap keluarga korban melalui simulasi greeters and meters. Bahkan PT AP II (Persero) juga melakukan latihan penanganan terhadap media (media handling) saat kondisi darurat. Seperti tindakan khusus yang dapat dikomunikasikan oleh maskapai, termasuk mengaktifkan pusat panggilan darurat serta membuka pusat informasi untuk keluarga korban.
Executiver General Manager, Bandara Soekarno-Hatta M Suriawan Wakan mengatakan, aspek keselamatan selalu menjadi prioritas utama dalam setiap kegiatan penerbangan. "Latihan ini merupakan upaya untuk mengukur kesiapan dokumen Airport Emergency Plan (AEP) dan Airport Security Program (ASP) serta memperlancar fungsi instruksi, komunikasi, dan koordinasi. Setiap dua tahun sekali, setiap bandara yang dikelola PT AP II melaksanakan PKD," kata Wakan dalam siaran tertulis yang diterima SINDOnews pada Kamis (22/11/2018).
Latihan PKD dengan sandi latihan Rajawali 12 ini merupakan simulasi yang ke-12 diadakan di Bandara Internasional Soetta. “Harapannya masing-masing personel di Bandara Internasional Soetta dapat memanfaatkan kegiatan ini untuk menguji koordinasi, komunikasi, komando guna dilakukan evaluasi, melatih, melancarkan sekaligus memantapkan kemampuan sesuai dengan bidang tugas masing-masing dalam menanggulangi keadaan darurat,” ucapnya.
(whb)