Dikira Besi Tua, Puluhan Mortir Aktif Dijual ke Lapak Rongsok
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Dikira besi tua, puluhan mortir aktif dan proyektil peninggalan jaman kemerdekaan dijual pekerja proyek ke lapak rongsokan di Jalan KH Ahmad Dahlan, RT05/010, Petir, Cipondoh, Kota Tangerang, Banten seharga Rp4.600 per kilo. Setelah tahu mortir tersebut masih aktif, pemilik lapak rongsokan langsung lapor ke polisi.
Temuan itu terdiri dari 57 mortir ukuran besar, dengan panjang 30 cm diameter 9 cm, dan 3 mortir kecil dengan panjang sekira 21 cm berdiameter 6 cm. Kemudian proyektil ada tiga sepanjang 15 cm dan diameter 3 cm.
Dafir (37), pengusaha barang rongsokan mengatakan, puluhan mortir itu dimasukkan ke dalam karung oleh dua orang yang mengaku mendapatkannya saat melakukan penggalian jalan, di Citra Raya Tangerang.
"Saya beli Rp4.600 perkilo. Totalnya 220 Kg. Ada 62 buah mortir. Dimasukkan ke dalam empat karung besar. Semuanya sudah berkarat," kata Dafir, saat ditemui di lapaknya, Cipondoh, Kamis (8/11/2018).
Dafir mengaku, awalnya dia tidak menaruh curiga dengan barang-barang berat di dalam karung tersebut. Sebab, dikiranya besi dalam karung itu benda rongsokan. Namun, saat dibuka, dirinya baru tahu itu mortir.
"Saat diperiksa untuk dibawa kembali ke peleburan besi, ternyata bentuknya seperti mortir. Lalu saya melapor ke pengurus RT, Bhabinkamtibmas dan Polsek Cipondoh agar dilakukan pemeriksaan," ungkapnya.
Kasat Reskrim Polrestro Tangerang Kota AKBP Dedy Supriyadi menambahkan, petugas yang datang ke lokasi langsung mengevakuasi barang-barang berbahaya itu. Selanjutnya dibawa ke Polda Metro Jaya.
"Setelah dilakukan pemeriksaan oleh Tim Gegana Brimob Polda Metro Jaya, ternyata benar puluhan mortir berkarat itu masih aktif dan bisa meledak kapan saja. Diduga peninggalan zaman Belanda," paparnya.
Dari pemeriksaan sejumlah saksi di lokasi, diketahui mortir itu dibawa oleh dua orang pria yang sudah dikantongi identitasnya. Mereka memakai mobil pikap, dengan ciri berseragam proyek, sopir dan kenek.
"Saat ini masih dalam pengejaran. Petugas masih bekerja di lapangan. Pelaku berjumlah dua orang, sebagai sopir dan kenek. Ciri-ciri keduanya sudah dikantongi. Masih dalam penyelidikan," sambungnya.
Temuan itu terdiri dari 57 mortir ukuran besar, dengan panjang 30 cm diameter 9 cm, dan 3 mortir kecil dengan panjang sekira 21 cm berdiameter 6 cm. Kemudian proyektil ada tiga sepanjang 15 cm dan diameter 3 cm.
Dafir (37), pengusaha barang rongsokan mengatakan, puluhan mortir itu dimasukkan ke dalam karung oleh dua orang yang mengaku mendapatkannya saat melakukan penggalian jalan, di Citra Raya Tangerang.
"Saya beli Rp4.600 perkilo. Totalnya 220 Kg. Ada 62 buah mortir. Dimasukkan ke dalam empat karung besar. Semuanya sudah berkarat," kata Dafir, saat ditemui di lapaknya, Cipondoh, Kamis (8/11/2018).
Dafir mengaku, awalnya dia tidak menaruh curiga dengan barang-barang berat di dalam karung tersebut. Sebab, dikiranya besi dalam karung itu benda rongsokan. Namun, saat dibuka, dirinya baru tahu itu mortir.
"Saat diperiksa untuk dibawa kembali ke peleburan besi, ternyata bentuknya seperti mortir. Lalu saya melapor ke pengurus RT, Bhabinkamtibmas dan Polsek Cipondoh agar dilakukan pemeriksaan," ungkapnya.
Kasat Reskrim Polrestro Tangerang Kota AKBP Dedy Supriyadi menambahkan, petugas yang datang ke lokasi langsung mengevakuasi barang-barang berbahaya itu. Selanjutnya dibawa ke Polda Metro Jaya.
"Setelah dilakukan pemeriksaan oleh Tim Gegana Brimob Polda Metro Jaya, ternyata benar puluhan mortir berkarat itu masih aktif dan bisa meledak kapan saja. Diduga peninggalan zaman Belanda," paparnya.
Dari pemeriksaan sejumlah saksi di lokasi, diketahui mortir itu dibawa oleh dua orang pria yang sudah dikantongi identitasnya. Mereka memakai mobil pikap, dengan ciri berseragam proyek, sopir dan kenek.
"Saat ini masih dalam pengejaran. Petugas masih bekerja di lapangan. Pelaku berjumlah dua orang, sebagai sopir dan kenek. Ciri-ciri keduanya sudah dikantongi. Masih dalam penyelidikan," sambungnya.
(ysw)