Tim DVI Belum Bisa Identifikasi Jenazah Pesawat Lion Air JT 610
A
A
A
JAKARTA - Tim Digital Visual Interface (DVI) telah melakukan rekonsiliasi terhadap 26 kantong jenazah yang berisikan bagian tubuh korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Dari rekonsiliasi itu, terdapat tiga bagian tubuh yang diduga merupakan korban anak dan bayi.
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramatjati, Kombes Pol Musyafak menjelaskan, bagian tubuh itu telah melalui proses rongen. Hasil rontgen pun menunjukkan organ tubuh itu adalah bagian dari anak berusia 3-4 tahun dan dua bayi.
"Rekonsiliasi juga sudah tapi belum ada satu pun yang teridentifikasi. Meskipun sudah ada masukan dan kurang lebih ada tiga korban dalam pembicaraan yang ketat dari aspek pemeriksaan tanda medis ada tato, kemudian didapatkan korban yang berumur 3-4 tahun dan dua bayi," katanya di Jakarta, Rabu (31/10/2018).
Kendati demikian, tim DVI masih akan melakukan pencocokan terhadap DNA yang telah diberikan oleh pihak keluarga. Oleh karenanya sampai saat ini pihak RS Polri belum berhasil mengidentifikasikan satu jenazah pun.
Sampai dengan pagi tadi, sudah 191 data antemortem yang diberikan keluarga kepada pihak RS Polri. Sedangkan untuk jumlah sampel DNA sendiri, baru terkumpul 147. Musyafak pun meminta agar orang tua atau anak korban segera menyerahkan sampel DNA.
Sementara itu, jumlah kantong jenazah yang sudah dikirimkan ke RS Polri mencapai 48 kantung jenazah. Selain itu, empat kantung berisikan material korban juga telah berada di ruang post mortem RS Polri.
Menurut Musyafak, dari 24 kantung jenazah yang datang di hari kedua, belum satu pun melalui proses identifikasi. Rencananya pagi ini seluruh organ tubuh di 24 kantong tersebut baru akan dilakukan proses identifikasi.
"Yang baru dikirim tadi malem sampai saat ini masih di kamar pendingin, pagi ini akan dilaksanakan pemeriksaan," tukasnya.
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramatjati, Kombes Pol Musyafak menjelaskan, bagian tubuh itu telah melalui proses rongen. Hasil rontgen pun menunjukkan organ tubuh itu adalah bagian dari anak berusia 3-4 tahun dan dua bayi.
"Rekonsiliasi juga sudah tapi belum ada satu pun yang teridentifikasi. Meskipun sudah ada masukan dan kurang lebih ada tiga korban dalam pembicaraan yang ketat dari aspek pemeriksaan tanda medis ada tato, kemudian didapatkan korban yang berumur 3-4 tahun dan dua bayi," katanya di Jakarta, Rabu (31/10/2018).
Kendati demikian, tim DVI masih akan melakukan pencocokan terhadap DNA yang telah diberikan oleh pihak keluarga. Oleh karenanya sampai saat ini pihak RS Polri belum berhasil mengidentifikasikan satu jenazah pun.
Sampai dengan pagi tadi, sudah 191 data antemortem yang diberikan keluarga kepada pihak RS Polri. Sedangkan untuk jumlah sampel DNA sendiri, baru terkumpul 147. Musyafak pun meminta agar orang tua atau anak korban segera menyerahkan sampel DNA.
Sementara itu, jumlah kantong jenazah yang sudah dikirimkan ke RS Polri mencapai 48 kantung jenazah. Selain itu, empat kantung berisikan material korban juga telah berada di ruang post mortem RS Polri.
Menurut Musyafak, dari 24 kantung jenazah yang datang di hari kedua, belum satu pun melalui proses identifikasi. Rencananya pagi ini seluruh organ tubuh di 24 kantong tersebut baru akan dilakukan proses identifikasi.
"Yang baru dikirim tadi malem sampai saat ini masih di kamar pendingin, pagi ini akan dilaksanakan pemeriksaan," tukasnya.
(mhd)