Cuaca Tak Halangi Tim Gabungan Cari Korban Lion Air JT-610

Selasa, 30 Oktober 2018 - 16:59 WIB
Cuaca Tak Halangi Tim...
Cuaca Tak Halangi Tim Gabungan Cari Korban Lion Air JT-610
A A A
JAKARTA - Cuaca buruk dengan mendung tebal di lokasi jatuhnya Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, tak menghalangi tim gabungan untuk melakukan pencarian korban jatuhnya pesawat tersebut. Hingga kini, Basarnas masih mengupayakan pencarian ratusan jenazah yang diperkirakan masih berada di bangkai pesawat.

Kepala Basarnas, Marsekal Madya Muhammad Syaugi memastikan cuaca tidak menghalangi pencairan, satu-satunya yang menjadi kesulitan adalah waktu. "Kesulitan tidak ada, hanya masalah waktu saja," kata Syaugi kepada wartawan di Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (30/10/2018).

Meskipun saat ini kondisi mendung dan rentan hujan, namun lanjut Syaugi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan dalam tujuh hari kedepannya kondisi perairan sangat baik. "Karena cuaca dari kemarin bagus. Dari BMKG sudah diinfokan bahwa tujuh hari ke depan itu cuaca di sekitar lokasi TKP sangat baik," kata Syaugi.

Basarnas sendiri masih melakukan pencarian pesawat berdasarkan koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E. Koordinat ini menjadi titik terakhir yang tercatat di radar sebelum akhirnya hilang dari radar.

Demi membantu pencarian, Basarnas mengerahkan kembali 50 penyelam, terdiri dari 30 penyelam Basarnas dan 20 penyelam TNI dan Polri. Semua penyelam itu sebelumnya sempat ditarik malam tadi. Barulah pada pukul 6 pagi tadi, penyelam kembali di turunkan untuk proses pencarian.

Mereka kemudian menyisir lokasi hilangnya kontak JT 610. Selain itu, mempermudah pencarian, alat multibeam echosounder di kerahkan ke objek di bawah. Melalui alat itu, Basarnas berharap bodi pesawat terlihat.

Terhadap kondisi yang tak menentu, Syaugi menuturkan, Basarnas mempertimbangkan kondisi sebelum melakukan penyelaman sesuai dengan teknologi canggih yang mereka punya di kapal SAR. Cuaca laut real time, kecepatan arus berapa, arahnya ke mana, tinggi gelombang berapa, menjadi pertimbanganya.

"Kemudian dengan cuaca udara real time kita udah punya, dengan data itu dikombinasi, sehingga apabila ada benda masuk ke dalam air, dalam jam sudah bisa dihitung arahnya kemana. Dalam dua jam kemana, termasuk radiusnya, sehingga pattern kita menyelam mengikuti pattern itu tadi," ucap Syaugi.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3244 seconds (0.1#10.140)