Diduga Keracunan, Polisi Periksa Sumber Air di SDIT Pondok Duta
A
A
A
DEPOK - Polisi melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus dugaan keracunan air yang dialami ratusan siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Pondok Duta, Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Para pelajar itu diduga keracunan air sekolah untuk berwudhu dan cuci tangan.
Penyidik dari Polresta Depok memeriksa sumber air yang biasa digunakan siswa. Kemudian memeriksa toren penampungan air yang berada di lantai tiga. Penyidik juga mengumpulkan informasi soal jumlah siswa yang diduga mengalami keracunan.
Kasubag Humas Polresta Depok AKP Firdaus mengatakan, hari ini penyidik datang untuk menindaklanjuti dugaan keracunan yang dialami ratusan siswa di sekolah tersebut.
"Kami menindaklanjuti informasi dari masyarakat karena dugaan air (yang tercemar) di sekolah ini. Kami melakukan pengecekan untuk mendapatkan informasi soal hal tersebut," katanya di lokasi, Kamis (18/10/2018).
Untuk kepastiannya, kata dia, sampai saat ini belum dapat disimpulkan. Karena pihaknya juga masih menunggu hasil uji laboratorium yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Depok. Uji laboratorium diperkirakan keluar 14 hari dari pengambilan sampel.
"Di sini kami dapat banyak data untuk jadi bahan menindaklanjuti. Hasil sementara tidak bisa disampaikan. Mengenai dugaan yang menjadi sumber peristiwa ini semua masih menunggu Dinkes," paparnya.
Informasi yang didapat pihak kepolisian, jumlah siswa yang diduga mengalami keracunan sebanyak 156 orang. Jumlah itu tidak terjadi di waktu bersamaan. "Itu rentang waktu 2-11 Oktober 2018," kata Firdaus.
Pasca peristiwa tersebut, pihak sekolah pun melakukan perbaikan internal dan infrastruktur. Salah satunya dengan meningkatkan kebersihan lingkungan di sekitar sekolah termasuk jajanan siswa. Menurutnya, musim kemarau ini menyebabkan kualitas air menjadi buruk.
"Kami menduga, ini (siswa keracunan) dari sampel air yang bau, memang setiap hari ada saja murid yang sakit tapi kita selalu updet untuk yang sakit ini dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan," kata Ketua Umum Yayasan SDIT Pondok Duta Usman Rizal.
Selain itu, pihaknya juga telah melakukan home visit terhadap siswa yang dilaporkan sakit. Mengenai kepastian penyebab siswa sakit, pihaknya pun mengaku masih menunggu hasil laboratorium dari Dinkes Depok.
"Semua sample sudah diambil termasuk Feses siswa yang terkena diare juga sudah diambil, selain itu air yang sudah kita ganti juga sudah diambil juga. Kami awam untuk masalah kesehatan ini, sehingga kita mengikuti seluruh arahan Dinas Kesehatan," ucapnya.
Lurah Tugu Abdul Mutholib mengatakan, SD swasta Pondok Duta berada di wilayah Kelurahan Tugu, dari pantauan pihaknya baru pertama kali ada insiden keracunan di sekolah tersebut. "Ini baru pertama ya kejadian seperti ini," katanya.
Abdul menerangkan, insiden tersebut seharusnya menjadi sebuah pelajaran bagi pihak yayasan untuk membenahi fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah.
"Ya ini pembelajaran juga bagi pihak sekolah, terutama mengenai kebersihan agar tidak terjadi lagi masalah seperti ini," pungkasnya.
Penyidik dari Polresta Depok memeriksa sumber air yang biasa digunakan siswa. Kemudian memeriksa toren penampungan air yang berada di lantai tiga. Penyidik juga mengumpulkan informasi soal jumlah siswa yang diduga mengalami keracunan.
Kasubag Humas Polresta Depok AKP Firdaus mengatakan, hari ini penyidik datang untuk menindaklanjuti dugaan keracunan yang dialami ratusan siswa di sekolah tersebut.
"Kami menindaklanjuti informasi dari masyarakat karena dugaan air (yang tercemar) di sekolah ini. Kami melakukan pengecekan untuk mendapatkan informasi soal hal tersebut," katanya di lokasi, Kamis (18/10/2018).
Untuk kepastiannya, kata dia, sampai saat ini belum dapat disimpulkan. Karena pihaknya juga masih menunggu hasil uji laboratorium yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Depok. Uji laboratorium diperkirakan keluar 14 hari dari pengambilan sampel.
"Di sini kami dapat banyak data untuk jadi bahan menindaklanjuti. Hasil sementara tidak bisa disampaikan. Mengenai dugaan yang menjadi sumber peristiwa ini semua masih menunggu Dinkes," paparnya.
Informasi yang didapat pihak kepolisian, jumlah siswa yang diduga mengalami keracunan sebanyak 156 orang. Jumlah itu tidak terjadi di waktu bersamaan. "Itu rentang waktu 2-11 Oktober 2018," kata Firdaus.
Pasca peristiwa tersebut, pihak sekolah pun melakukan perbaikan internal dan infrastruktur. Salah satunya dengan meningkatkan kebersihan lingkungan di sekitar sekolah termasuk jajanan siswa. Menurutnya, musim kemarau ini menyebabkan kualitas air menjadi buruk.
"Kami menduga, ini (siswa keracunan) dari sampel air yang bau, memang setiap hari ada saja murid yang sakit tapi kita selalu updet untuk yang sakit ini dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan," kata Ketua Umum Yayasan SDIT Pondok Duta Usman Rizal.
Selain itu, pihaknya juga telah melakukan home visit terhadap siswa yang dilaporkan sakit. Mengenai kepastian penyebab siswa sakit, pihaknya pun mengaku masih menunggu hasil laboratorium dari Dinkes Depok.
"Semua sample sudah diambil termasuk Feses siswa yang terkena diare juga sudah diambil, selain itu air yang sudah kita ganti juga sudah diambil juga. Kami awam untuk masalah kesehatan ini, sehingga kita mengikuti seluruh arahan Dinas Kesehatan," ucapnya.
Lurah Tugu Abdul Mutholib mengatakan, SD swasta Pondok Duta berada di wilayah Kelurahan Tugu, dari pantauan pihaknya baru pertama kali ada insiden keracunan di sekolah tersebut. "Ini baru pertama ya kejadian seperti ini," katanya.
Abdul menerangkan, insiden tersebut seharusnya menjadi sebuah pelajaran bagi pihak yayasan untuk membenahi fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah.
"Ya ini pembelajaran juga bagi pihak sekolah, terutama mengenai kebersihan agar tidak terjadi lagi masalah seperti ini," pungkasnya.
(mhd)