Kata Psikolog soal Pembunuhan Sadis Siswa MTs di Depok

Rabu, 10 Oktober 2018 - 09:41 WIB
Kata Psikolog soal Pembunuhan...
Kata Psikolog soal Pembunuhan Sadis Siswa MTs di Depok
A A A
DEPOK - Seorang bocah laki-laki kelas 3 MTs Al Hidayah Depok, Ali Akbar (11), ditemukan tewas mengenaskan dengan luka senjata tajam di leher. Bocah yang tinggal di Kampung Kebon, Cinangka, Sawangan, Depok ini dibunuh seorang pemuda bernama A Rifai alias Pay (19).

Pelaku tega menghabisi nyawa bocah itu hanya karena tergiur ponsel yang dimiliki korban, untuk membeli narkoba. Menanggapi motif pelaku menghabisi korban, psikolog Universitas Pancasila (UP) Maharani Ardi Putri menilai pelaku telah melakukan tindakan agresif di luar nalar.

Dia menjelaskan, perilaku agresif remaja saat ini umumnya dipicu dari contoh yang ada. Misalnya, tayangan di berbagai media yang menampilkan tindakan keji dan kemudian itulah yang dicontoh remaja saat ini.

“Bisa jadi mereka melihat contoh kekerasan yang banyak terjadi di media dan mereka dengan mudah mengaksesnya. Hal itu kemudian mereka jadikan contoh,” ujarnya, Rabu (10/10/2018). (Baca juga: Pergi Naik Motor Orangtua, Siswa MTs Tewas dengan Luka di Leher )

Di sisi lain, sifat remaja adalah cepat mengambil keputusan tanpa berfikir panjang. Mereka cenderung lebih berani melakukan sesuatu karena tidak terlalu memikirkan risiko dari tindakan tersebut.

Putri mengilustrasikan, ibarat berlatih berkendara maka remaja cenderung lebih berani melaju di jalan raya dibanding seseorang yang berlatih berkendara di usia dewasa.

“Yang lebih dewasa tentu lebih banyak pertimbangan. Kalau anak muda memang salah satu sifatnya adalah senang mencoba dan kurang memikirkan faktor risiko,” tukasnya.

Oleh karenanya, pola asuh dan lingkungan sangat berpengaruh dalam membentuk karakter remaja. Ketika mereka berada dalam pola asuh yang penuh rasa sayang, maka karakter yang terbentuk pun akan penuh kedamaian. Mereka akan cenderung bisa mengatasi masalah dengan lebih bijak.

“Kalau dillihat dari alasan pelaku bertindak demikian (membunuh) itu sangat dangkal sekali ya, karena ingin mengambil handphone untuk membeli drugs. Jika dilihat bisa jadi dia memang terbiasa (mengonsumsi) sehingga pola pikirnya dipengaruhi oleh drugs itu sendiri,” tandasnya.

Dengan kecanduan yang hebat maka si pelaku pun cenderung mengatasi masalah dengan cara atau persepsinya. Pelaku lebih memilih jalan singkat dan hanya melihat dari perspektif dirinya sendiri.

“Jika dilihat sekilas sepertinya memang dia mengonsumsi dalam waktu yang sudah cukup lama sehingga sampai nekat berbuat demikian,” tutupnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0866 seconds (0.1#10.140)