Pemotor di Jakarta Masih Enggan Bayar Parkir Meter

Jum'at, 05 Oktober 2018 - 21:36 WIB
Pemotor di Jakarta Masih...
Pemotor di Jakarta Masih Enggan Bayar Parkir Meter
A A A
JAKARTA - Kurangnya kesadaran pengendara roda dua terhadap parkir resmi, membuat pendapatan terminal parkir meter (TPE) tak maksimal. Solusi jitu harus dilakukan untuk menarik pendapatan parkir.

Disisi lain, kondisi ini diperburuk dengan terbatasnya lahan parkir meter yang tak sebanding dengan jumlah kendaraan. Imbasnya banyak parkir liar yang kemudian menjamur di beberapa lokasi.

Pantauan SINDOnews, parkir meter di kawasan Jakarta Barat tersebar di beberapa titik, mulai dari Jalan Gajah Mada, Jalan Pinangsia, Jalan Pintu Kecil, Jalan Blustru hingga kawasan Kalibesar di Kota Tua. Di beberapa lokasi itu, TPE terpakai dengan baik, sejumlah kendaraan mulai dari roda dua dan roda empat memarkirkan kendaraan.

Dalam sehari ribuan kendaraan terpantau di kawasan itu. Meski demikian, diantara mereka yang sudah terpasang dan terparkir. Banyak kendaraan roda dua yang masih kucing kucingan, mereka enggan membayar parkir dan langsung kabur, petugas parkir tak bisa berbuat banyak.

“Kita mau gimana pak. Kita ikhlasin saja deh, anggap sedekah,” ucap Tasman (38) salah satu jukir di kawasan Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat, Jumat (5/10/2018). Tasman mengaku tak menaruh perhatian terhadap kendaraan roda dua karena mereka enggan membayar parkir, lantaran tak memiliki kartu electric money.

Kondisi tak jauh beda juga terjadi di Jalan Agus Salim (Sabang), Jakarta Pusat. Banyak kafe kopi membuat kawasan ini dipenuhi pengunjung saat sore dan malam hari. Meski demikian, pemotor ogah membayar parkir.

Agus (35), salah satu jukir memiliki trik jitu ketika pemotor parkir di kawasan ini. Ketika melihat ada kendaraan masuk, dia akan langsung mentapping kartu electronic money, meminta pemotor langsung bayar.“Jadi sekalipun mereka tidak bayar per jamnya, mereka sudah bayar di awal,” ucapnya.

Humas Unit Perparkiran, Dishubtrans DKI Jakarta Ivan Valentino tak menampik dengan kondisi itu. Dia mengakui banyak pemotor yang kucing kucingan menghindari parkir. "Ini berpengaruh ke pendapatan," kata Ivan.

Dia menilai hal itu terjadi akibat keengganan pengguna sepeda motor untuk melakukan pembayaran menggunakan kartu elektronik. Sementara untuk pengguna mobil, Ivan mengakui pembayaran parkir jauh lebih tertib lantaran memiliki kartu elektronik.

"Untuk mobil tidak ada masalah karena dengan adanya kebijakan jalan tol yang tidak lagi bayar tunai jadi salah satu kesempatan kita dan keunggulan kita untuk pendapatan," katanya.

Hingga kini, Ivan mencatat pendapatan parkir di tahun 2017 mencapai Rp107,8 miliar. Sementara di tahun 2018, pihaknya menargetkan pendapatan parkir mencapai Rp120 miliar, hingga Agustus kemarin, pendapatan parkir sekitar Rp60 miliar.

Sementara itu, untuk mengatasi pengendara sepeda motor yang kucing-kucingan atau bersembunyi dari pengawas parkir, pihaknya sedang melalukan uji coba aplikasi Jukir (Juru Parkir). Dalam aplikasi tersebut juru parkir mendata pelat nomor kendaraan sejak mobil/sepeda motor datang mendapatkan jumlah biaya setelah kendaraan keluar.

"Kita masih uji coba sampai Desember nanti," ucapnya. Terkait keberadaan petugas pengawas TEP, Ivan menuturkan telah merekrut 500 orang baru yang siap ditugaskan. Sebab, selama ini hanya ada 2.000 pengawas yang bertugas di 201 mesin TEP lama dan 250 mesin baru di sejumlah titik kawasan Jakarta.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0633 seconds (0.1#10.140)