Warga Rusunawa Penjaringan Minta Ditampung di Wisma Atlet Kemayoran
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana merevitalisasi 10 blok Rusunawa Penjaringan, Jakarta Utara. Dampak dari revitalisasi ini, sedikitnya 4.160 warga bakal tergusur.
Hingga saat ini warga masih kebingungan mencari lokasi baru. Mereka pun menyampaikan keresahan itu kepada sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta saat menggelar reses ke daerah Penjaringan Selasa malam.
Ketua RW 06 Hartoyo, menyampaikan, warga yang terdampak revitalisasi Rusunawa Penjaringan sangat berharap bisa direlokasi ke kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, yakni Rusunawa Perumnas Kemayoran dan Wisma Atlet. Dua tempat itu dianggap sangat cocok menampung warga karena memiliki banyak unit dan lokasinya strategis.
"Pertimbangnya azas kemanusiaan antara lain mahalnya sewa kontrakan serta sulit untuk mencari tempat kontrakan," kata Hartoyo.
Pemprov DKI bakal merivitalisasi Rusunawa Penjaringan pada 2019 mendatang. Sejumlah warga yang menghuni 978 unit akan dipindahkan dari 10 blok sementara.
Melihat kondisi itu, Hartoyo mengkhawatirkan warga bisa telantar. Ia berkaca pada tahap pertama revitalisasi di 2017 lalu. Saat itu warga merasa ditelantarkan karena mencari kontrakan sendiri.
Kesengsaraan karena aji mumpung terjadi. Banyak pemilik kontrakan kemudian menaikkan harga berkali-kali lipat dari harga sewa rusun. Mereka bahkan mematok sewa berlebih dari tenggat waktu yang ditentukan.
“Misalnya kami hanya butuh 1,4 tahun, tapi pemilik mintanya kami sewa 2 tahun, inikan buang uang,” ujarnya.
Warga lainnya, Sumarno menceritakan, ketika revitalisasi dilakukan tahun 2017 lalu, ekonomi keluarganya terguncang. Pengeluaran uang sehari-hari tak sebanding dengan pendapatannya. Ia terpaksa utang hingga menjual beberapa barang.
"Banyak yang profesinya berdagang akhirnya pulang kampung karena enggak ada penghasilan,” kata Sumarno.
Menanggapai permintaan warga itu, anggota DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah, mengatakan, harus ada solusi segera untuk memecahkan masalah ini. Ia melihat revitalisasi memang harus dilakukan lantaran kondisi bangunan yang sudah lama dan rusak.
Meski demikian, Ida mengingatkan agar Pemprov DKI Jakarta jangan sampai mengabaikan maupun menelantarkan warga. Karena itu, ia mendorong Pemprov DKI menyiapkan sarana dan fasilitas dalam membantu warga, seperti bus sekolah dan bus Transjakarta.
Ida setuju, Wisma Atlet merupakan tempat yang cocok untuk menampung ribuan warga itu. Terlebih setelah Asian Para Games 2018 Wisma Atlet tidak digunakan lagi.
Selain Wisma Atlet, Ida melihat satu lokasi lain yang pas sebagai lokasi sementara penampungan warga yakni Rusun Perumnas Kemayoran. “Tapi masalahnya itu kewenangan pemerintah pusat. Makanya saya saja Anggota DPR,” kata Ida.
Ida melanjutkan, berdasarkan RAPBD 2019, revitalisasi tahap II Rusunawa di RW 06 Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, akan dilakukan pada 2019. Sosialisasi revitalisasi terhadap 10 blok (A, B, C, D, H, I, J, K, L, M) ini sudah dilakukan. Sebanyak 4.160 orang dari 978 unit harus direlokasi sementara.
Rencananya, program revitalisasi ini akan membangun 4 tower rusunawa dengan masing-masing 20 lantai. Luas unit pun akan ditambah dari 18 meter persegi menjadi 36 meter persegi.
Hingga saat ini warga masih kebingungan mencari lokasi baru. Mereka pun menyampaikan keresahan itu kepada sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta saat menggelar reses ke daerah Penjaringan Selasa malam.
Ketua RW 06 Hartoyo, menyampaikan, warga yang terdampak revitalisasi Rusunawa Penjaringan sangat berharap bisa direlokasi ke kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, yakni Rusunawa Perumnas Kemayoran dan Wisma Atlet. Dua tempat itu dianggap sangat cocok menampung warga karena memiliki banyak unit dan lokasinya strategis.
"Pertimbangnya azas kemanusiaan antara lain mahalnya sewa kontrakan serta sulit untuk mencari tempat kontrakan," kata Hartoyo.
Pemprov DKI bakal merivitalisasi Rusunawa Penjaringan pada 2019 mendatang. Sejumlah warga yang menghuni 978 unit akan dipindahkan dari 10 blok sementara.
Melihat kondisi itu, Hartoyo mengkhawatirkan warga bisa telantar. Ia berkaca pada tahap pertama revitalisasi di 2017 lalu. Saat itu warga merasa ditelantarkan karena mencari kontrakan sendiri.
Kesengsaraan karena aji mumpung terjadi. Banyak pemilik kontrakan kemudian menaikkan harga berkali-kali lipat dari harga sewa rusun. Mereka bahkan mematok sewa berlebih dari tenggat waktu yang ditentukan.
“Misalnya kami hanya butuh 1,4 tahun, tapi pemilik mintanya kami sewa 2 tahun, inikan buang uang,” ujarnya.
Warga lainnya, Sumarno menceritakan, ketika revitalisasi dilakukan tahun 2017 lalu, ekonomi keluarganya terguncang. Pengeluaran uang sehari-hari tak sebanding dengan pendapatannya. Ia terpaksa utang hingga menjual beberapa barang.
"Banyak yang profesinya berdagang akhirnya pulang kampung karena enggak ada penghasilan,” kata Sumarno.
Menanggapai permintaan warga itu, anggota DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah, mengatakan, harus ada solusi segera untuk memecahkan masalah ini. Ia melihat revitalisasi memang harus dilakukan lantaran kondisi bangunan yang sudah lama dan rusak.
Meski demikian, Ida mengingatkan agar Pemprov DKI Jakarta jangan sampai mengabaikan maupun menelantarkan warga. Karena itu, ia mendorong Pemprov DKI menyiapkan sarana dan fasilitas dalam membantu warga, seperti bus sekolah dan bus Transjakarta.
Ida setuju, Wisma Atlet merupakan tempat yang cocok untuk menampung ribuan warga itu. Terlebih setelah Asian Para Games 2018 Wisma Atlet tidak digunakan lagi.
Selain Wisma Atlet, Ida melihat satu lokasi lain yang pas sebagai lokasi sementara penampungan warga yakni Rusun Perumnas Kemayoran. “Tapi masalahnya itu kewenangan pemerintah pusat. Makanya saya saja Anggota DPR,” kata Ida.
Ida melanjutkan, berdasarkan RAPBD 2019, revitalisasi tahap II Rusunawa di RW 06 Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, akan dilakukan pada 2019. Sosialisasi revitalisasi terhadap 10 blok (A, B, C, D, H, I, J, K, L, M) ini sudah dilakukan. Sebanyak 4.160 orang dari 978 unit harus direlokasi sementara.
Rencananya, program revitalisasi ini akan membangun 4 tower rusunawa dengan masing-masing 20 lantai. Luas unit pun akan ditambah dari 18 meter persegi menjadi 36 meter persegi.
(thm)