Penari Asian Games 2018 Tuntut Honor, INASGOC: Sudah Dibayarkan Semua
A
A
A
JAKARTA - Pihak Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC) menegaskan telah melakukan pembayaran kepada 2.000 penari Ratoeh Jaroe saat pembukaan Asian Games 2018 lalu. Karena itu, INASGOC menilai urusan honor para penari sudah selesai. Hal ini menanggapi keluhan puluhan siswa panari dari SMA 23 Jakarta, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, terkait belum dibayarkannya honor mereka.
Direktur Media Public Relation (PR) INASGOC, Ratna, mengatakan, pembayaran honor sudah dilakukan kepada seluruh penari dengan masing-masing sebesar USD15 atau setara Rp225.000. Pihaknya tidak mengetahui jika bayaran itu belum diterima para siswa.
"Pembayarannya itu dari EO (Event Organizer), dari EO langsung ke rekening tiap sekolah bersangkutan. Tapi EO pun juga telah membayar lunas semuanya, dan ada bukti bagian transfernya kok," ujar Ratna, Rabu (19/9/2018).
Soal uang honor para siswi itu akan diberikan pihak sekolah dalam bentuk lain, pihaknya tidak mencampuri. Tapi yang pasti pihaknya meyakini jika honor 2.000 siswi SMA yang sudah berpartisipasi di pembukaan Asian Games 2018 telah dibayar lunas oleh pihak EO.
Ia menjalaskan, apabila dihitung per orang maka setiap sekolah bisa mendapatkan jumlah yang berbeda. Ia mencontohkan SMA 70 Jakarta yang mendapatkan Rp1 miliar karena 300 siswanya menjadi penari Ratoeh.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Panitia Pelaksana Asian Games 2018, Eris Herriyanto, mengatakan, sangat mengapresiasi kerja keras dari seluruh penari yang telah membuat Indonesia dipandang oleh masyarakat dunia. Persiapan yang dilakukan para penari sangat melelahkan.
Tari Ratoh Jaroe asal Aceh yang melibatkan 2.000 siswa SMA di Jakarta itu telah jadi pembicaraan warganet di dunia, terutama Asia. "Mereka diharuskan terus berlatih di sekolah dan paling tidak telah melakukan 15 kali gladi di luar sekolah. Oleh karena itu, pihak panitia pelaksana memberikan sejumlah uang operasional ke mereka sebagai salah satu bentuk apresiasi kepada para penari yang telah mengharumkan nama bangsa," jelasnya.
Panitia pelaksana memberikan uang operasional sebesar USD15 per penari setiap kali latihan. Uang tersebut bertujuan untuk mendukung persiapan dan latihan para penari, baik yang dilakukan di sekolah, GBK, maupun tempat lain. Mekanisme pembayaran adalah melalui transfer bank ke rekening sekolah asal penari.
"Kami sudah memastikan bahwa pembayaran uang operasional telah dilakukan sebanyak tiga kali yakni pada bulan April, Juli, dan terakhir 17 September lalu," tuturnya.
Direktur Media Public Relation (PR) INASGOC, Ratna, mengatakan, pembayaran honor sudah dilakukan kepada seluruh penari dengan masing-masing sebesar USD15 atau setara Rp225.000. Pihaknya tidak mengetahui jika bayaran itu belum diterima para siswa.
"Pembayarannya itu dari EO (Event Organizer), dari EO langsung ke rekening tiap sekolah bersangkutan. Tapi EO pun juga telah membayar lunas semuanya, dan ada bukti bagian transfernya kok," ujar Ratna, Rabu (19/9/2018).
Soal uang honor para siswi itu akan diberikan pihak sekolah dalam bentuk lain, pihaknya tidak mencampuri. Tapi yang pasti pihaknya meyakini jika honor 2.000 siswi SMA yang sudah berpartisipasi di pembukaan Asian Games 2018 telah dibayar lunas oleh pihak EO.
Ia menjalaskan, apabila dihitung per orang maka setiap sekolah bisa mendapatkan jumlah yang berbeda. Ia mencontohkan SMA 70 Jakarta yang mendapatkan Rp1 miliar karena 300 siswanya menjadi penari Ratoeh.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Panitia Pelaksana Asian Games 2018, Eris Herriyanto, mengatakan, sangat mengapresiasi kerja keras dari seluruh penari yang telah membuat Indonesia dipandang oleh masyarakat dunia. Persiapan yang dilakukan para penari sangat melelahkan.
Tari Ratoh Jaroe asal Aceh yang melibatkan 2.000 siswa SMA di Jakarta itu telah jadi pembicaraan warganet di dunia, terutama Asia. "Mereka diharuskan terus berlatih di sekolah dan paling tidak telah melakukan 15 kali gladi di luar sekolah. Oleh karena itu, pihak panitia pelaksana memberikan sejumlah uang operasional ke mereka sebagai salah satu bentuk apresiasi kepada para penari yang telah mengharumkan nama bangsa," jelasnya.
Panitia pelaksana memberikan uang operasional sebesar USD15 per penari setiap kali latihan. Uang tersebut bertujuan untuk mendukung persiapan dan latihan para penari, baik yang dilakukan di sekolah, GBK, maupun tempat lain. Mekanisme pembayaran adalah melalui transfer bank ke rekening sekolah asal penari.
"Kami sudah memastikan bahwa pembayaran uang operasional telah dilakukan sebanyak tiga kali yakni pada bulan April, Juli, dan terakhir 17 September lalu," tuturnya.
(thm)