Polres Jakut Akan Tingkatkan Pengamanan di Titik Rawan Pileg dan Pilpres
A
A
A
JAKARTA - Polres Jakarta Utara mengaku ada beberapa titik rawan saat penyelenggaraan pemilihan legislatif (Pileg) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Untuk mengantisipasi masalah di titik rawan tersebut, Polres Jakarta Utara akan meningkatkan pengamanan.
Sementara itu, di Jakarta Utara menjaga kondusifitas 2.500 petugas gabungan dari Polri, TNI, Pemda, Bawaslu serta komponen masyarakat akan mengawal pesta demokrasi.
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Reza Arief Dewanto menuturkan, saat Pileg dan Pilpres 2019 nanti ada 2.500 petugas gabungan yang dikerahkan. Mereka akan mengantisipasi ancaman yang bisa memecah belah bangsa.
Kampanye terselubung seperti kampanye hitam, penyebaran hoax, dan hate speech akan muncul dalam kampanye. "Itu sangat berpotensi memecah belah bangsa. Di Jakarta Utara, kita sudah kumpulin semua dan sudah sepakat akan menentang itu, menjauhi itu," ujar Reza usai Apel Operasi Mantap Brata 2018 di halaman Mapolres Jakarta Utara, Rabu (19/9/2018).
Reza menjelaskan, operasi tersebut berjalan selama 397 hari. Terhitung sejak pengumuman nama calon presiden beserta wakilnya.
Ia juga mengatakan target operasi tersebut adalah pelaksanaan pemilu agar berjalan lancar aman dan damai. Di Jakarta Utara sendiri setidaknya akan ada 4.342 TPS dalam pileg dan pilpres nantinya.
Kapolres menganalisis, dalam kampanye ini banyak titik kerawanan dan berpotensi menimbulkan masalah. Karena itu, khususnya pihaknya akan meningkatkan kawasan itu, antisipasi dilakukan dengan menyebar polisi berpakaian preman.
“Tapi mohon maaf saya tidak sampaikan disini. Nanti malah warganya bilang, 'Wah kok gak aman tempat gua," tuturnya.
Termasuk pengamana kediaman calon Wakil Presiden KH Ma' ruf Amin di Jalan Lorong 27, RT 07/RW 08, Koja, Jakarta Utara. Reza mengatakan setiap harinya, 50 personil polisi berjaga disana. "Itu setiap hari 24 jam. Itu diluar dari kegiatan yang melekat. Pengawalan pribadi juga ada," jelas Reza.
Tidak hanya itu, pengamanan juga berlaku kepada semua pasangan calon presiden dan wakilnya. Setiap kegiatan di Jakarta Utara akan dikawal oleh anggota Polres Metro Jakarta Utara.
Sementara itu, di Jakarta Utara menjaga kondusifitas 2.500 petugas gabungan dari Polri, TNI, Pemda, Bawaslu serta komponen masyarakat akan mengawal pesta demokrasi.
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Reza Arief Dewanto menuturkan, saat Pileg dan Pilpres 2019 nanti ada 2.500 petugas gabungan yang dikerahkan. Mereka akan mengantisipasi ancaman yang bisa memecah belah bangsa.
Kampanye terselubung seperti kampanye hitam, penyebaran hoax, dan hate speech akan muncul dalam kampanye. "Itu sangat berpotensi memecah belah bangsa. Di Jakarta Utara, kita sudah kumpulin semua dan sudah sepakat akan menentang itu, menjauhi itu," ujar Reza usai Apel Operasi Mantap Brata 2018 di halaman Mapolres Jakarta Utara, Rabu (19/9/2018).
Reza menjelaskan, operasi tersebut berjalan selama 397 hari. Terhitung sejak pengumuman nama calon presiden beserta wakilnya.
Ia juga mengatakan target operasi tersebut adalah pelaksanaan pemilu agar berjalan lancar aman dan damai. Di Jakarta Utara sendiri setidaknya akan ada 4.342 TPS dalam pileg dan pilpres nantinya.
Kapolres menganalisis, dalam kampanye ini banyak titik kerawanan dan berpotensi menimbulkan masalah. Karena itu, khususnya pihaknya akan meningkatkan kawasan itu, antisipasi dilakukan dengan menyebar polisi berpakaian preman.
“Tapi mohon maaf saya tidak sampaikan disini. Nanti malah warganya bilang, 'Wah kok gak aman tempat gua," tuturnya.
Termasuk pengamana kediaman calon Wakil Presiden KH Ma' ruf Amin di Jalan Lorong 27, RT 07/RW 08, Koja, Jakarta Utara. Reza mengatakan setiap harinya, 50 personil polisi berjaga disana. "Itu setiap hari 24 jam. Itu diluar dari kegiatan yang melekat. Pengawalan pribadi juga ada," jelas Reza.
Tidak hanya itu, pengamanan juga berlaku kepada semua pasangan calon presiden dan wakilnya. Setiap kegiatan di Jakarta Utara akan dikawal oleh anggota Polres Metro Jakarta Utara.
(ysw)