Honor Penari Asian Games 2018 Tersendat, Sekolah Mengaku Baru Terima Transferan

Rabu, 19 September 2018 - 18:08 WIB
Honor Penari Asian Games...
Honor Penari Asian Games 2018 Tersendat, Sekolah Mengaku Baru Terima Transferan
A A A
JAKARTA - Sejumlah siswi SMA dan SMK di Jakarta yang ikut menjadi penari diacara pembukaan Asian Games 2018 mengaku belum juga mendapatkan honor yang dijanjikan. Pihak sekolah sendiri mengaku baru mendapatkan transferan dari event organizer yang menangani honor para penari.

Wakil Bidang Kesiswaan SMA 23 Jakarta, Edi Susilo membantah bila pihaknya disebut menahan honor siswi yang menjadi penari Ratoh Jaroe saat pembukaan Asian Games 2018.

Sebagai penanggung jawab siswi yang terlibat di ajang pembukaan Asian Games 2018, Edi menegaskan pihak sekolah baru menerima transferan ketiga dari pihak Lima Arus, Event organizer yang menangani Asian Games pada Selasa 19 September 2018 malam kemarin.

"Pihak sekolah itu baru diberitahu ada transferan dari Lima Arus itu semalam. Karena kan kita berhubungannya melalui Lima Arus enggak terlibat langsung ke INASGOC," kata Edi ketika dikonfirmasi, Rabu (19/9/2018).

Edi mengatakan pihak Lima Arus memang telah melakukan kesepakatan dengan para siswi dan pihak sekolah terkait uang yang akan diberikan. Ia mengatakan ada 83 siswi SMA 23 Jakarta yang menjadi penari Ratoh Jaroe terdiri dari 75 penari inti dan 8 penari cadangan.

Namun, dalam kesepakatan itu, ia menyebut uang tersebut bukanlah uang honor, melainkan uang operasional selama para siswi berlatih menjelang Asian Games. Adapun jumlah yang dijanjikan yakni Rp200 ribu per penari dalam sekali latihan di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat.

"Memang ada perjanjian kita akan dikirim uang selama tiga kali. Namun didalam perjanjian itu sama sekali tidak ada kata-kata honor, hanya operasional," jelasnya sembari menjelaskan uang untuk transport, makan, dan lain-lain.

Meski demikian, Edi enggan merinci berapa jumlah pasti uang yang di transfer kelompok lima arus. Namun menurutnya, sejak Mei 2018 total sebanyak 12 kali siswinya berlatih di GBK plus satu kali tampil saat pembukaan Asian Games. Disanalah, uang operasional itu digunakan untuk keperluan transportasi, makan dan snack bagi para siswa.

"Selama disana kita semua yang urut keperluan siswi," kata Edi sembari menjelaskan ongkos sewa bus dirinya harus membayar Rp5 juta untuk sewa masing-masing dua bus.

Meski demikian, untuk menyelesaikan permasalahan ini, Edi menegaskan paling lambat, Jumat 21 September 2018 nanti. Pihak sekolah akan memberikan sisa uang operasional kepada siswinya. "Tapi tentunya setelah kita potong dengan uang operasional mereka selama latihan di Senayan. Karena uang itu memang uang operasional bukan uang honor," tutup Edi.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0981 seconds (0.1#10.140)