Cerita Warga soal Truk-truk Maut yang Melintas di Tegal Alur
A
A
A
JAKARTA - Warga mengapresiasi kebijakan polisi yang melarang truk bermuatan tanah melintas di Jalan Kayu Besar Raya, Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, pasca tewasnya pengendara motor di ruas jalan tersebut.
Warga sekitar, Sarjoni (45), mengatakan, keberadaan truk-truk pengangkut tanah tersebut sangat merugikan masyarakat setempat. Karenanya, ia berharap aktivitas truk dibatasi bahkan dilarang melintas di Jalan Kayu Besar Raya.
"Ini karena habis ada kejadian saja mas makanya sepi. Sebelumnya, itu mereka (truk) lewat ngebut, tanahnya kadang berceceran di jalan. Apalagi mereka enggak mau kalah (disalip)," ujar Sarjoni, Kamis (13/9/2018). (Baca: Jaga Suasana Kondusif, Sementara Truk Dilarang Melintas di Tegal Alur)
Sementara itu, Abdi (28), warga setempat lainnya menyayangkan kerja aparat selama ini yang terkesan tidak berani melarang truk-truk itu melintas. Padahal keberadaan truk tersebut sangat menggangu masyarakat sekitar maupun masyarakat pengguna jalan.
"Bawaan tanahnya banyak, kadang kalau konvoi, panjang. Belum lagi kalau mogok, di jalan semaunya sendiri. Kalau bisa lebih ditertibkan saja, sudah ada korban. Emang mau lagi sampai ada korban?" ketusnya. (Baca juga: Buntut Remaja 18 Tahun Tewas Terlindas, Massa Rusak 7 Truk Tanah )
Pantauan SINDOnews, truk-truk pengangkut tanah atau sedimen reklamasi memang tidak terlihat lagi melintas di Jalan Kayu Besar Raya, Tegal Alur.
Berdasarkan informasi yang didapat, truk-truk pembawa muatan tanah itu untuk sementara dialihkan melalui jalur Kosambi, Kabupaten Tangerang. Hal itu untuk menjaga kondusivitas pasca kejadian yang menyebabkan seorang pengendara sepeda motor tewas.
Warga sekitar, Sarjoni (45), mengatakan, keberadaan truk-truk pengangkut tanah tersebut sangat merugikan masyarakat setempat. Karenanya, ia berharap aktivitas truk dibatasi bahkan dilarang melintas di Jalan Kayu Besar Raya.
"Ini karena habis ada kejadian saja mas makanya sepi. Sebelumnya, itu mereka (truk) lewat ngebut, tanahnya kadang berceceran di jalan. Apalagi mereka enggak mau kalah (disalip)," ujar Sarjoni, Kamis (13/9/2018). (Baca: Jaga Suasana Kondusif, Sementara Truk Dilarang Melintas di Tegal Alur)
Sementara itu, Abdi (28), warga setempat lainnya menyayangkan kerja aparat selama ini yang terkesan tidak berani melarang truk-truk itu melintas. Padahal keberadaan truk tersebut sangat menggangu masyarakat sekitar maupun masyarakat pengguna jalan.
"Bawaan tanahnya banyak, kadang kalau konvoi, panjang. Belum lagi kalau mogok, di jalan semaunya sendiri. Kalau bisa lebih ditertibkan saja, sudah ada korban. Emang mau lagi sampai ada korban?" ketusnya. (Baca juga: Buntut Remaja 18 Tahun Tewas Terlindas, Massa Rusak 7 Truk Tanah )
Pantauan SINDOnews, truk-truk pengangkut tanah atau sedimen reklamasi memang tidak terlihat lagi melintas di Jalan Kayu Besar Raya, Tegal Alur.
Berdasarkan informasi yang didapat, truk-truk pembawa muatan tanah itu untuk sementara dialihkan melalui jalur Kosambi, Kabupaten Tangerang. Hal itu untuk menjaga kondusivitas pasca kejadian yang menyebabkan seorang pengendara sepeda motor tewas.
(thm)