DKI Susun Rencana Induk untuk Pastikan LRT Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus berupaya mengatasi kemacetan dengan meningkatkan layanan moda transportasi umum. Penyusunan rencana induk transportasi Jakarta harus dilakukan terlebih dahulu.
Wakil Kepala Dinas perhubungan DKI Jakarta, Sigit Widjiatmoko mengatakan, penataan transportasi umum di Jakarta saat ini belum melalui rencana induk transportasi yang sesuai dengan lingkup pembangunan kota Jakarta. Akibatnya, banyak pembangunan moda transportasi yang ada di Jakarta berbenturan dengan rencana pembangunan kota. Baik itu moda transportasi yang dibangun oleh DKI ataupun pemerintah pusat.
Untuk itu, lanjut Sigit, saat ini pihaknya tengah menyelesaikan penyusunan rencana induk transportasi Jakarta yang dasarnya harus terintegrasi baik antar moda ataupun tiketing pembayaran. Dia menargetkan, penyusunan rencana induk transportasi tersebut rampung akhir tahun ini.
"Jadi kita akan selesaikan dahulu rencana induk transportasi darat, kereta dan perairan. Harus terintegrasi antar moda, termasuk sistem pembayarannya," kata Sigit saat dihubungi, Senin (3/9/2018).
Sigit menjelaskan, rencana induk transportasi Jakarta itu nantinya memudahkan peningkatan layanan transportasi. Menurutnya, tanpa adanya rencana induk tersebut, pembangunan transportasi bisa saling tumpang tindih trayek. Misalnya rencana pembangunan Light Rail Transit (LRT) fase II (Velodrome-Dukuh Atas).
Rencana pembangunan Fase II yang dilakukan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) tersebut sempat ingin dilanjutkan ke Tanah Abang. Namun kata Sigit, LRT fase II hanya akan sampai ke Manggarai lantaran integrasi perkretaapian dalam rencana induk yang sedang disusun idealnya seperti itu.
"Kalau ada rencana induk, tidak mungkin rencana trase Fase II LRT berpindah-pindah. Jadi rencana induk memudahkan kita untuk lakukan integrasi layanan, termasuk tiket pembayaran," ungkapnya.
Direktur Utama PT Jakpro Dwi Wahyu Daryoto menuturkan, dalam rencananya, rute LRT fase II adalah Velodrome, Dukuh Atas, dan Tanah Abang. Namun, PT Jakpro masih menunggu rencana induk dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, apakah tersambung dengan fase II ini.
Dwi hanya bisa memastikan bahwa paling tidak rute LRT sampai Manggarai sesuai dengan penyusunan rencana induk itu nanti. Dia pun bisa memastikan bahwa pembangunannya akan sampai Manggarai.
"Rencana induk perketetapaian pasti ketemunya di Manggarai," ujarnya. (Baca Juga: Jakpro Sebut Pembangunan LRT Veldrome-Tanah Abang Belum Diputus
Sementara itu, Kepala Badan Pengelolaan Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Bambang Prihartono menegaskan, sesuai dengan Peraturan Presiden No 55 Tahun 2018, BPTJ memiliki kewenangan untuk mengintegrasikan moda transportasi Jabodetabek. Baik itu integrasi fisik ataupun sistem pembayaran. Bahkan, BPTJ pun sudah memiliki rencana induk transportasi Jabodetabek.
Artinya, kata Bambang, seluruh moda transportasi di Jabodetabek nantinya akan terintegrasi dan cukup menggunakan satu kartu pembayaran atau nantinya disebut tiket transportasi.
"Kami berharap seluruh pembangunan fisik moda transportasi selesai sesuai target. Sehingga, masyarakat dapat berpindah moda untuk mencapai tujuanya. jangan sampai masyarakat sudha antusias naik transportasi, tapi belum selesai pembangunannya," pungkasnya.
Wakil Kepala Dinas perhubungan DKI Jakarta, Sigit Widjiatmoko mengatakan, penataan transportasi umum di Jakarta saat ini belum melalui rencana induk transportasi yang sesuai dengan lingkup pembangunan kota Jakarta. Akibatnya, banyak pembangunan moda transportasi yang ada di Jakarta berbenturan dengan rencana pembangunan kota. Baik itu moda transportasi yang dibangun oleh DKI ataupun pemerintah pusat.
Untuk itu, lanjut Sigit, saat ini pihaknya tengah menyelesaikan penyusunan rencana induk transportasi Jakarta yang dasarnya harus terintegrasi baik antar moda ataupun tiketing pembayaran. Dia menargetkan, penyusunan rencana induk transportasi tersebut rampung akhir tahun ini.
"Jadi kita akan selesaikan dahulu rencana induk transportasi darat, kereta dan perairan. Harus terintegrasi antar moda, termasuk sistem pembayarannya," kata Sigit saat dihubungi, Senin (3/9/2018).
Sigit menjelaskan, rencana induk transportasi Jakarta itu nantinya memudahkan peningkatan layanan transportasi. Menurutnya, tanpa adanya rencana induk tersebut, pembangunan transportasi bisa saling tumpang tindih trayek. Misalnya rencana pembangunan Light Rail Transit (LRT) fase II (Velodrome-Dukuh Atas).
Rencana pembangunan Fase II yang dilakukan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) tersebut sempat ingin dilanjutkan ke Tanah Abang. Namun kata Sigit, LRT fase II hanya akan sampai ke Manggarai lantaran integrasi perkretaapian dalam rencana induk yang sedang disusun idealnya seperti itu.
"Kalau ada rencana induk, tidak mungkin rencana trase Fase II LRT berpindah-pindah. Jadi rencana induk memudahkan kita untuk lakukan integrasi layanan, termasuk tiket pembayaran," ungkapnya.
Direktur Utama PT Jakpro Dwi Wahyu Daryoto menuturkan, dalam rencananya, rute LRT fase II adalah Velodrome, Dukuh Atas, dan Tanah Abang. Namun, PT Jakpro masih menunggu rencana induk dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, apakah tersambung dengan fase II ini.
Dwi hanya bisa memastikan bahwa paling tidak rute LRT sampai Manggarai sesuai dengan penyusunan rencana induk itu nanti. Dia pun bisa memastikan bahwa pembangunannya akan sampai Manggarai.
"Rencana induk perketetapaian pasti ketemunya di Manggarai," ujarnya. (Baca Juga: Jakpro Sebut Pembangunan LRT Veldrome-Tanah Abang Belum Diputus
Sementara itu, Kepala Badan Pengelolaan Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Bambang Prihartono menegaskan, sesuai dengan Peraturan Presiden No 55 Tahun 2018, BPTJ memiliki kewenangan untuk mengintegrasikan moda transportasi Jabodetabek. Baik itu integrasi fisik ataupun sistem pembayaran. Bahkan, BPTJ pun sudah memiliki rencana induk transportasi Jabodetabek.
Artinya, kata Bambang, seluruh moda transportasi di Jabodetabek nantinya akan terintegrasi dan cukup menggunakan satu kartu pembayaran atau nantinya disebut tiket transportasi.
"Kami berharap seluruh pembangunan fisik moda transportasi selesai sesuai target. Sehingga, masyarakat dapat berpindah moda untuk mencapai tujuanya. jangan sampai masyarakat sudha antusias naik transportasi, tapi belum selesai pembangunannya," pungkasnya.
(mhd)