Kemarau Panjang, Kualitas Air Jakarta Barat Memburuk
A
A
A
JAWA BARAT - Memasuki musim kemarau, kualitas Air di Jakarta Barat makin memburuk. Selain memunculkan bau belerang, warna air menguning. Kondisi ini membuat air tak bisa di konsumsi.
Hal itu terjadi di kawasan Rusun Pesakih, Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat. Kualitas ini sudah di keluhkan penghuni dengan cukup lama.
“Kalo pagi air warna kuning. Baunya menyengat banget seperti belerang, kadang juga keluar bintik hitam,” ujar Guyup (45), warga blok H, Rusunawa Pesakih, Jakarta Barat, Jumat (31/8/2018).
Guyup mengakui kualitas air disitu tak bisa digunakan untuk sehari hari. Sebab, dengan kualitas demikian, air tak bisa digunakan untuk keperluan sehari hari mulai dari mandi hingga makan minum.
Warga kemudian menggunakan keperluan sehari hari menggunakan air galon yang berkeliling di rusun saat pagi. Sementara, air yang tersalurkan ke setiap unit digunakan untuk mencuci pakaian dan piring kotor.
“Galon itu di jual Rp 2000 per galon. Kalo sehari saya biasa pakai 2-3 galon,” kata Guyup sembari menjelaskan keluarganya berjumlah empat orang.
Hal itu terjadi di kawasan Rusun Pesakih, Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat. Kualitas ini sudah di keluhkan penghuni dengan cukup lama.
“Kalo pagi air warna kuning. Baunya menyengat banget seperti belerang, kadang juga keluar bintik hitam,” ujar Guyup (45), warga blok H, Rusunawa Pesakih, Jakarta Barat, Jumat (31/8/2018).
Guyup mengakui kualitas air disitu tak bisa digunakan untuk sehari hari. Sebab, dengan kualitas demikian, air tak bisa digunakan untuk keperluan sehari hari mulai dari mandi hingga makan minum.
Warga kemudian menggunakan keperluan sehari hari menggunakan air galon yang berkeliling di rusun saat pagi. Sementara, air yang tersalurkan ke setiap unit digunakan untuk mencuci pakaian dan piring kotor.
“Galon itu di jual Rp 2000 per galon. Kalo sehari saya biasa pakai 2-3 galon,” kata Guyup sembari menjelaskan keluarganya berjumlah empat orang.
(pur)