Jembatan Penghubung 2 Desa Terputus, Warga Terancam Gagal Panen
A
A
A
BEKASI - Jembatan penghubung antara Desa Sukajaya dengan Cibitung Kabupaten Bekasi, ambruk, Kamis (30/8/2018). Kondisi itu membuat akses warga kedua desa menjadi terputus dan harus memutar jalan dengan jarak yang lebih jauh.
Seorang warga Rosyad mengatakan, kejadian itu dikarenakan kondisi jembatan sudah tua. Dia menyebut jembatan dibangun tahun 1980-an. Selain usia, ambruknya jembatan juga disebabkan tiang penyangga tergerus air kemudian roboh ke dasar sungai sedalam 50 meter.
“Karena kurang rawat, sudah tua. Ini tahun 80-an bikinnya. Ada longsor juga jadi ambruk total,” kata Rosyad di lokasi kejadian, Kamis (30/8/2018).
Menurut dia, ambruknya jembatan itu membuat kegiatan perekonomian warga menjadi terganggu. Pasalnya, warga harus memutar jalan ke Kecamatan Cikarang atau Rawalele yang berjarak sekitar lima kilometer.
Selain itu, ambruknya jembatan juga mengancam warga di tiga kecamatan gagal panen karena air pertanian terhenti total. Jembatan yang sekaligus dimanfaatkan untuk perairan lahan pertanian turut terputus.
“Ancaman kita gagal panen, traktor enggak bisa masuk, air enggak bisa masuk. Ada tiga kecamatan, Tembelang paling parah,” ujar dia.
Warga berharap proses perbaikan bisa segera di atasi Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi. “Harapan kami diakal-akalin dulu, biar air bisa masuk. Karena ini sangat emergency untuk mata pencaharian warga sini,” tutur dia.
Seorang warga Rosyad mengatakan, kejadian itu dikarenakan kondisi jembatan sudah tua. Dia menyebut jembatan dibangun tahun 1980-an. Selain usia, ambruknya jembatan juga disebabkan tiang penyangga tergerus air kemudian roboh ke dasar sungai sedalam 50 meter.
“Karena kurang rawat, sudah tua. Ini tahun 80-an bikinnya. Ada longsor juga jadi ambruk total,” kata Rosyad di lokasi kejadian, Kamis (30/8/2018).
Menurut dia, ambruknya jembatan itu membuat kegiatan perekonomian warga menjadi terganggu. Pasalnya, warga harus memutar jalan ke Kecamatan Cikarang atau Rawalele yang berjarak sekitar lima kilometer.
Selain itu, ambruknya jembatan juga mengancam warga di tiga kecamatan gagal panen karena air pertanian terhenti total. Jembatan yang sekaligus dimanfaatkan untuk perairan lahan pertanian turut terputus.
“Ancaman kita gagal panen, traktor enggak bisa masuk, air enggak bisa masuk. Ada tiga kecamatan, Tembelang paling parah,” ujar dia.
Warga berharap proses perbaikan bisa segera di atasi Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi. “Harapan kami diakal-akalin dulu, biar air bisa masuk. Karena ini sangat emergency untuk mata pencaharian warga sini,” tutur dia.
(ysw)