Jelang HUT RI, Warga Bogor Deklarasi Gerakan Cinta Pahlawan
A
A
A
JAKARTA - Menjelang Hari Ulang Tahun atau Dirgahayu Republik Indonesia ke -73, berbagai acara digelar masyarakat Bogor, diantaranya melakukan deklarasi Gerakan Cinta Pahlawan (GCP) di Gumati Bogor.
Menurut Ketua GCP Budhy Setiawan, deklarasi ini bertujuan menjadikan pahlawan dari Bogor dan sekitarnya sebagai inspirasi pembangunan bangsa. Tak hanya itu, bersama sejumlah pihak terkait, GCP juga mendorong agar pahlawan lokal yang telah diusulkan masyarakat, memperoleh gelar pahlawan nasional dari pemerintah pusat.
"Kita perlu mengenal dan mencintai pahlawan. Beliau adalah teladan dan sumber inspirasi kaum muda," katanya kepada wartawan, Rabu (15/8/2018).
Dalam acara Deklarasi GCP itu, Budhy menjelaskan banyak persoalan bangsa akan teratasi, di kala kita meneladani para pahlawan. Ia menyebutkan, rakyat akan rela berkorban untuk kepentingan masyarakat dan pantang menyerah dalam perjuangan.
"Apatisme dan lemahnya nasionalisme anak muda juga akan dapat ditanggulangi," sambung Budhy, yang juga Wakil Ketua Umum Karang Taruna Nasional.
Acara deklarasi tersebut dihadiri Ketua DPRD Kabupaten Bogor Ilham Permana, Ketua Yayasan YPIKA Didi Hilman, dan putra KH Sholeh Iskandar, H. Dedy Zainal Abidin.
Sejarawan Edi Sudarjat, penulis buku Bogor Masa Revolusi (1945-1950): Sholeh Iskandar dan Batalyon O Siliwangi_, tampil menyampaikan biografi KH Sholeh Iskandar.
"Sebagaimana diketahui Pemkot Bogor telah mengajukan lima nama sebagai pahlawan nasional, yakni KH Sholeh Iskandar, dr. Marzoeki Mahdi, Ipik Gandamana, M.A. Salmun, dan Letjen Ibrahim Adjie," jelasnya.
Sedangkan Pemkab Cianjur telah mengajukan KH Abdullah bin Nuh sebagai Pahlawan Nasional. "Saya kira penting para pahlawan yang sudah diusulkan ini didorong agar menjadi pahlawan nasional," ujarnya.
Menurut Ketua GCP Budhy Setiawan, deklarasi ini bertujuan menjadikan pahlawan dari Bogor dan sekitarnya sebagai inspirasi pembangunan bangsa. Tak hanya itu, bersama sejumlah pihak terkait, GCP juga mendorong agar pahlawan lokal yang telah diusulkan masyarakat, memperoleh gelar pahlawan nasional dari pemerintah pusat.
"Kita perlu mengenal dan mencintai pahlawan. Beliau adalah teladan dan sumber inspirasi kaum muda," katanya kepada wartawan, Rabu (15/8/2018).
Dalam acara Deklarasi GCP itu, Budhy menjelaskan banyak persoalan bangsa akan teratasi, di kala kita meneladani para pahlawan. Ia menyebutkan, rakyat akan rela berkorban untuk kepentingan masyarakat dan pantang menyerah dalam perjuangan.
"Apatisme dan lemahnya nasionalisme anak muda juga akan dapat ditanggulangi," sambung Budhy, yang juga Wakil Ketua Umum Karang Taruna Nasional.
Acara deklarasi tersebut dihadiri Ketua DPRD Kabupaten Bogor Ilham Permana, Ketua Yayasan YPIKA Didi Hilman, dan putra KH Sholeh Iskandar, H. Dedy Zainal Abidin.
Sejarawan Edi Sudarjat, penulis buku Bogor Masa Revolusi (1945-1950): Sholeh Iskandar dan Batalyon O Siliwangi_, tampil menyampaikan biografi KH Sholeh Iskandar.
"Sebagaimana diketahui Pemkot Bogor telah mengajukan lima nama sebagai pahlawan nasional, yakni KH Sholeh Iskandar, dr. Marzoeki Mahdi, Ipik Gandamana, M.A. Salmun, dan Letjen Ibrahim Adjie," jelasnya.
Sedangkan Pemkab Cianjur telah mengajukan KH Abdullah bin Nuh sebagai Pahlawan Nasional. "Saya kira penting para pahlawan yang sudah diusulkan ini didorong agar menjadi pahlawan nasional," ujarnya.
(ysw)