Diduga Cabuli Anak di Bawah Umur, Polisi Ciduk Guru di Bogor
A
A
A
BOGOR - Polisi menciduk seorang oknum guru ngaji di Bogor, Jawa Barat, lantaran diduga telah melakukan perbuatan cabul terhadap empat anak di bawah umur. Keempat anak itu merupakan peserta didik guru berinisial YK (38).
Kepala Kanit Reskrim Polsek Cigudeg Ipda Suyadi membenarkan pihaknya telah meringkus YK. Keempat korban yang masih di bawah umur itu adalah NA (16), RW (14), MY (13) dan SN (13).
"Iya betul, keempatnya masih sekolah. Ada yang SMP dan SMK di salah satu sekolah di Kabupaten Bogor," kata Suyadi di Bogor, Senin (13/8/2018).
Suyadi mengatakan, pihaknya mengamankan YK lantaran telah mendapatkan laporan dari IM (40), ibu dari salah seorang korban. IM, kata dia, curiga dengan sikap anaknya yang berubah.
"Saat itu juga kami dari unit Reskrim Polsek Cigudeg langsung melakukan penyelidikan dan penyidikan dengan mendatangi TKP untuk mencari keterangan saksi-saksi yang berada di lokasi," ujarnya.
Sedangkan untuk keempat korban dengan didampingi orang tuanya, saat ini kata Ipda Suyadi, langsung diantarkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bogor untuk dimintai keterangan.
"Saat ini terduga pelaku sudah diamankan di Mapolsek Cigudeg. Namun kasusnya sudah serahkan ke Unit PPA Polres Bogor," tandasnya.
IM ibunda korban mengatakan, kasus pencabulan oknum guru ngaji itu diketahui saat dirinya curiga karena anaknya malas pergi mengaji. "Sudah hampir satu bulan ini maksa mengaji dengan berbagai macam alasan," jelasnya.
Setelah dibujuk alasan sebenarnya menjadi enggan pergi mengaji, akhirnya korban mengaku tidak mau mengaji karena sering dilakukan perbuatan tidak senonoh oleh guru ngajinya.
"Korban mengaku dirinya sering diperlakukan cabul dengan cara dipegang-pegang kemaluannya. Sehingga korban pun trauma dan tidak mau mengaji lagi," tuturnya.
Hal senada diungkapkan HW (35), ibu korban lainnya. Ia mengaku, bahwa kecurigaan itu diketahui saat menanyakan ke teman mengaji anaknya, bahwa korban juga sama sering diperlakukan tidak senonoh oleh guru ngajinaya.
"Sama anak saya pun jadi korban pencabulan oleh guru ngajinya, kelamin anak saya suka dimasukin tangan oleh guru ngajinya, dan diremas remas gitu," ujarnya.
Kepala Kanit Reskrim Polsek Cigudeg Ipda Suyadi membenarkan pihaknya telah meringkus YK. Keempat korban yang masih di bawah umur itu adalah NA (16), RW (14), MY (13) dan SN (13).
"Iya betul, keempatnya masih sekolah. Ada yang SMP dan SMK di salah satu sekolah di Kabupaten Bogor," kata Suyadi di Bogor, Senin (13/8/2018).
Suyadi mengatakan, pihaknya mengamankan YK lantaran telah mendapatkan laporan dari IM (40), ibu dari salah seorang korban. IM, kata dia, curiga dengan sikap anaknya yang berubah.
"Saat itu juga kami dari unit Reskrim Polsek Cigudeg langsung melakukan penyelidikan dan penyidikan dengan mendatangi TKP untuk mencari keterangan saksi-saksi yang berada di lokasi," ujarnya.
Sedangkan untuk keempat korban dengan didampingi orang tuanya, saat ini kata Ipda Suyadi, langsung diantarkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bogor untuk dimintai keterangan.
"Saat ini terduga pelaku sudah diamankan di Mapolsek Cigudeg. Namun kasusnya sudah serahkan ke Unit PPA Polres Bogor," tandasnya.
IM ibunda korban mengatakan, kasus pencabulan oknum guru ngaji itu diketahui saat dirinya curiga karena anaknya malas pergi mengaji. "Sudah hampir satu bulan ini maksa mengaji dengan berbagai macam alasan," jelasnya.
Setelah dibujuk alasan sebenarnya menjadi enggan pergi mengaji, akhirnya korban mengaku tidak mau mengaji karena sering dilakukan perbuatan tidak senonoh oleh guru ngajinya.
"Korban mengaku dirinya sering diperlakukan cabul dengan cara dipegang-pegang kemaluannya. Sehingga korban pun trauma dan tidak mau mengaji lagi," tuturnya.
Hal senada diungkapkan HW (35), ibu korban lainnya. Ia mengaku, bahwa kecurigaan itu diketahui saat menanyakan ke teman mengaji anaknya, bahwa korban juga sama sering diperlakukan tidak senonoh oleh guru ngajinaya.
"Sama anak saya pun jadi korban pencabulan oleh guru ngajinya, kelamin anak saya suka dimasukin tangan oleh guru ngajinya, dan diremas remas gitu," ujarnya.
(mhd)