Kumuh, Puluhan Jamban Helikopter di Kali Bekasi Dibongkar
A
A
A
BEKASI - Sebanyak 20 jamban yang berdiri di atas saluran sekunder (SS) Kali Bekasi bakal dibongkar Komando Distrik Militer (Kodim) 0507 Bekasi. Kehadiran jamban di pinggiran Kali Bekasi tersebut itu dianggap tidak layak dan membuat estetika Kota Bekasi menjadi kumuh dan kotor.
Rencananya, pembongkaran itu bakal dibantu petugas dari Perum Jasa Tirta (PJT) II selaku pemilik lahan sekaligus penyalur air bersih ke Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) ke wilayah setempat. "Ada sekitar 20 jamban yang berdiri di lima SS sepanjang 16 kilometer," kata Komandan Kodim 0507, Letkol Arm Abdi Wirawan kepada wartawan, Selasa (7/8/2018).
Menurutnya, Lima SS itu di antaranya SS Bekasi Utara, SS Bekasi Tengah, SS Pondok Ungu, SS Bekasi Pangkal dan SS Bogor. Dari lima SS itu yang paling banyak berdiri jamban berada di SS Bekasi Utara atau tepatnya di daerah Teluk Pucung. Sehingga, wilayah tersebut terlihat sangat kumuh.
Setelah jamban itu dibongkar, kata dia, pihaknya akan membangun ulang toilet baru untuk keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK) bagi masyarakat setempat. Saat ini, pihaknya berkordinasi dengan kelurahan setempat untuk meminjam fasum (fasilitas umum) sebagai lahan dibangunnya toilet baru.
Selain membongkar jamban, lanjut dia, petugas juga membersihkan sampah dan sedimen lumpur yang mengendap di lima SS Kali Bekasi sepanjang 16 kilometer tersebut. Bahkan, dia menargetkan, rencana itu akan terealisasi pada pekan depan mulai malam hingga dini hari supaya tidak mengganggu aktivitas masyarakat.
Sementara Perum Jasa Tirta (PJT) II mengakui bahwa kondisi saluran sekunder (SS) Kali Bekasi di Kota Bekasi kian memprihatinkan. Selain terdapat jamban yang berdiri di atasnya, kondisi kali juga telah dipadati sampah hingga dipenuhi lumpur yang telah mengendap selama beberapa tahun.
Manager Operasional Wilayah I pada PJT II, Adhita Prasetya menyatakan, pihaknya bakal menormalisasi lima SS Kali Bekasi dengan total panjang sekitar 16 kilometer. Kelima SS itu di antaranya SS Bekasi Utara, SS Pondok Ungu, SS Bogor, SS Bekasi Tengah dan SS Bekasi Pangkal.
"Metode untuk membersihkan SS menggunakan dua acara, pertama memakai mesin atau alat berat dan kedua menggunakan tenaga manusia," katanya. Menurut dia, kondisi SS Bekasi Utara di daerah Teluk Pucung yang paling memprihatinkan dibanding empat SS lainnya.
Selain banyak jamban, kata dia, kondisi SS di sana juga telah terjadi sedimentasi lumpur yang cukup parah. Idealnya SS memiliki kedalaman hingga dua meter, namun fakta di lapangan hanya 50 sentimeter akibat sedimentasi lumpur setebal satu meter hingga 1,5 meter.
Bahkan lebar SS yang harusnya sekitar lima hingga tujuh meter, kini hanya satu sampai dua meter saja. Sehingga, kondisi ini yang kemudian berdampak pada terjadinya banjir di perkampungan setempat. Meski demikian, dia berdalih setiap tiga hingga empat tahun sekali petugas membersihkan SS yang ada di wilayah setempat.
Namun pengangkatan lumpur dan sampah tidak maksimal karena sulitnya medan di lapangan sehingga metode membersihkannya menggunakan tenaga manusia atau manual."Ada beberapa wilayah yang kita fokuskan menggunakan alat berat karena kemampuan lahan untuk memasukan peralatan," tukasnya.
Rencananya, pembongkaran itu bakal dibantu petugas dari Perum Jasa Tirta (PJT) II selaku pemilik lahan sekaligus penyalur air bersih ke Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) ke wilayah setempat. "Ada sekitar 20 jamban yang berdiri di lima SS sepanjang 16 kilometer," kata Komandan Kodim 0507, Letkol Arm Abdi Wirawan kepada wartawan, Selasa (7/8/2018).
Menurutnya, Lima SS itu di antaranya SS Bekasi Utara, SS Bekasi Tengah, SS Pondok Ungu, SS Bekasi Pangkal dan SS Bogor. Dari lima SS itu yang paling banyak berdiri jamban berada di SS Bekasi Utara atau tepatnya di daerah Teluk Pucung. Sehingga, wilayah tersebut terlihat sangat kumuh.
Setelah jamban itu dibongkar, kata dia, pihaknya akan membangun ulang toilet baru untuk keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK) bagi masyarakat setempat. Saat ini, pihaknya berkordinasi dengan kelurahan setempat untuk meminjam fasum (fasilitas umum) sebagai lahan dibangunnya toilet baru.
Selain membongkar jamban, lanjut dia, petugas juga membersihkan sampah dan sedimen lumpur yang mengendap di lima SS Kali Bekasi sepanjang 16 kilometer tersebut. Bahkan, dia menargetkan, rencana itu akan terealisasi pada pekan depan mulai malam hingga dini hari supaya tidak mengganggu aktivitas masyarakat.
Sementara Perum Jasa Tirta (PJT) II mengakui bahwa kondisi saluran sekunder (SS) Kali Bekasi di Kota Bekasi kian memprihatinkan. Selain terdapat jamban yang berdiri di atasnya, kondisi kali juga telah dipadati sampah hingga dipenuhi lumpur yang telah mengendap selama beberapa tahun.
Manager Operasional Wilayah I pada PJT II, Adhita Prasetya menyatakan, pihaknya bakal menormalisasi lima SS Kali Bekasi dengan total panjang sekitar 16 kilometer. Kelima SS itu di antaranya SS Bekasi Utara, SS Pondok Ungu, SS Bogor, SS Bekasi Tengah dan SS Bekasi Pangkal.
"Metode untuk membersihkan SS menggunakan dua acara, pertama memakai mesin atau alat berat dan kedua menggunakan tenaga manusia," katanya. Menurut dia, kondisi SS Bekasi Utara di daerah Teluk Pucung yang paling memprihatinkan dibanding empat SS lainnya.
Selain banyak jamban, kata dia, kondisi SS di sana juga telah terjadi sedimentasi lumpur yang cukup parah. Idealnya SS memiliki kedalaman hingga dua meter, namun fakta di lapangan hanya 50 sentimeter akibat sedimentasi lumpur setebal satu meter hingga 1,5 meter.
Bahkan lebar SS yang harusnya sekitar lima hingga tujuh meter, kini hanya satu sampai dua meter saja. Sehingga, kondisi ini yang kemudian berdampak pada terjadinya banjir di perkampungan setempat. Meski demikian, dia berdalih setiap tiga hingga empat tahun sekali petugas membersihkan SS yang ada di wilayah setempat.
Namun pengangkatan lumpur dan sampah tidak maksimal karena sulitnya medan di lapangan sehingga metode membersihkannya menggunakan tenaga manusia atau manual."Ada beberapa wilayah yang kita fokuskan menggunakan alat berat karena kemampuan lahan untuk memasukan peralatan," tukasnya.
(ysw)