Upaya DKI Kurangi Bau di Kali Item Membuahkan Hasil
A
A
A
JAKARTA - Untuk mengurangi bau di Kali Item yang berdekatan dengan Wisma Atlet Asian Games 2018, Pemprov DKI melakukan berbagai upaya dengan menutup kali itu dengan waring dan menebar bubuk pengharum. Sejauh ini, langkah tersebut sudah berhasil mengurangi bau tersebut.
Kepala Bidang Aliran Timur Dinas Sumber Daya Air, Nelson Simanjutak menargetkan saat Asian games nanti bau Kali Item atau Kali Sentiong hilang. Karenanya semenjak pekan lalu, upaya pengurangan bau terus dilakukan Dinas Sumber Daya Air.
“Sebetulnya upaya yang paling kita biayai adalah pemasangan net aja. Dan bantuan-bantuan upaya dari pihak yang konsen dengan Kali Sentiong,” ucap Nelson kepada wartawan, Senin (30/7/2018).
Selain itu, mengurangi bau, serbuk pengharum dan penghilang pun ditebar di sejumlah kali beberapa hari lalu. Setelah itu, pihaknya akan melakukan evaluasi lima hari kedepan. Setelah itu penaburan akan dilakukan kembali.
“Itu kan terus terang terhadap bakteri kita tidak tahu, seberapa efektifnya yang paling paham ya pembuatnya. Kita lihat yang efeknya, tapi kata warga sekitar baunya sudah berkurang,” ucap Nelson.
Selain akan mengurangi bau, kedepannya Dinas SDA akan memasang seatpel di beberapa titik sentiong. Sebelum memasang seatpel, pihaknya juga akan mengeruk kali yang kini menyempit.
Waketum Asian Para Games (INAPGOC), Sylviana Murni mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta di bawah koordinasinya asisten pembangunan. Dalam rapat itu, koordinasi dengan DLH, DSDA, kemudian dengan PD PAL, kemudian Dirut Tata Ruang.
Sylviana mengatakan pihaknya bersyukur banyaknya sukarelawan yang gabung, sebab dari situ micro bubble diserahkan dari LIPI. “Jadi artinya teknologi kita yang menggunakan dengan mikroorganisme juga bisa membantu mempercepat pengurang baru,” ucap Sylviana.
Tim Ahli Lions Clubs, Zaenal Goefron mengatakan mengurangi bau di sana pihaknya menyerahkan flocculant dan coagulant sama mikroorganisme nantinya.
“Jadi sebenarnya ini kan akan ditreatment sama LIPI dengan ada mikro nano bubble. Dari mikro nano bubble ini nanti kita juga akan kasih mikroorganisme yang probiotik jadi mikroorganisme ini saya pija dari sungai ini langsung jadi bukan dari mikroorganisme lain,” jelas Zaenal.
Melalui cara itu, proses pemijaannya akan terjadi dalam waktu dekat, sehingga lumpur terkuras. Proses simultan demikian dikerjakan oleh LIPI yang menggunakan nano mikro bubble, artinya mikroorganisme sama proses oksidasi dalam kali ini sudah bagus. Nah ini kita tumpangi lagi pakai mikroorganisme yang dari probiotik yang dari sungai ini yang kita pija.
“Sesuai pengalaman ketika mikro nano bubblenya cukup bisa 3-4 bulan. Tapi kalo misalkan diperbesar lagi semakin ganas mikro organisme untuk makan lumpur yang ada di sini,” ucapnya.
Kepala Bidang Aliran Timur Dinas Sumber Daya Air, Nelson Simanjutak menargetkan saat Asian games nanti bau Kali Item atau Kali Sentiong hilang. Karenanya semenjak pekan lalu, upaya pengurangan bau terus dilakukan Dinas Sumber Daya Air.
“Sebetulnya upaya yang paling kita biayai adalah pemasangan net aja. Dan bantuan-bantuan upaya dari pihak yang konsen dengan Kali Sentiong,” ucap Nelson kepada wartawan, Senin (30/7/2018).
Selain itu, mengurangi bau, serbuk pengharum dan penghilang pun ditebar di sejumlah kali beberapa hari lalu. Setelah itu, pihaknya akan melakukan evaluasi lima hari kedepan. Setelah itu penaburan akan dilakukan kembali.
“Itu kan terus terang terhadap bakteri kita tidak tahu, seberapa efektifnya yang paling paham ya pembuatnya. Kita lihat yang efeknya, tapi kata warga sekitar baunya sudah berkurang,” ucap Nelson.
Selain akan mengurangi bau, kedepannya Dinas SDA akan memasang seatpel di beberapa titik sentiong. Sebelum memasang seatpel, pihaknya juga akan mengeruk kali yang kini menyempit.
Waketum Asian Para Games (INAPGOC), Sylviana Murni mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta di bawah koordinasinya asisten pembangunan. Dalam rapat itu, koordinasi dengan DLH, DSDA, kemudian dengan PD PAL, kemudian Dirut Tata Ruang.
Sylviana mengatakan pihaknya bersyukur banyaknya sukarelawan yang gabung, sebab dari situ micro bubble diserahkan dari LIPI. “Jadi artinya teknologi kita yang menggunakan dengan mikroorganisme juga bisa membantu mempercepat pengurang baru,” ucap Sylviana.
Tim Ahli Lions Clubs, Zaenal Goefron mengatakan mengurangi bau di sana pihaknya menyerahkan flocculant dan coagulant sama mikroorganisme nantinya.
“Jadi sebenarnya ini kan akan ditreatment sama LIPI dengan ada mikro nano bubble. Dari mikro nano bubble ini nanti kita juga akan kasih mikroorganisme yang probiotik jadi mikroorganisme ini saya pija dari sungai ini langsung jadi bukan dari mikroorganisme lain,” jelas Zaenal.
Melalui cara itu, proses pemijaannya akan terjadi dalam waktu dekat, sehingga lumpur terkuras. Proses simultan demikian dikerjakan oleh LIPI yang menggunakan nano mikro bubble, artinya mikroorganisme sama proses oksidasi dalam kali ini sudah bagus. Nah ini kita tumpangi lagi pakai mikroorganisme yang dari probiotik yang dari sungai ini yang kita pija.
“Sesuai pengalaman ketika mikro nano bubblenya cukup bisa 3-4 bulan. Tapi kalo misalkan diperbesar lagi semakin ganas mikro organisme untuk makan lumpur yang ada di sini,” ucapnya.
(ysw)