Pemkab Bekasi Prediksi Capaian Investasi Tahun Ini Meningkat
A
A
A
BEKASI - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi mengklaim nilai investasi ditahun lalu menurun drastis daripada tahun sebelumnya. Meski capain investasi yang masuk mengalami penurunan, namun Kabupaten Bekasi menjadi tujuan unggulan dan primadona bagi para investor yang menanamkan modalnya.
"Nilai investasi ditahun 2017 lalu menurun dibanding investasi yang masuk pada tahun 2016 lalu, tetapi diprediksi tahun ini nilai investasi akan terus bertambah," ujar Kabid Penanaman Modal, Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bekasi, Zaki Zakaria, Rabu (11/7/2018).
Menurutnya, pada tahun 2016 lalu capaian investasi Rp56,605 triliun dan tahun 2017 meraih investasi Rp52,843 triliun. Sehingga, tahun 2018 penurunan penanaman modal diwilayahnya sangat terasa. "Namun angka tersebut masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah lain, dan terbesar di Jawa Barat," katanya.
Angka investasi Rp52,843 triliun itu, kata dia, dari sektor Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp26,443 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) senilai Rp26,400 triliun. Tahun 2016, PMA Rp41 triliun dan PMDN hanya Rp15 triliun. Sehingga, investor masih menaruh kepercayaan yang tinggi terhadap Bekasi.
Zaki merinci, jumlah investasi tersebut terdiri atas 4.814 proyek berbagai skala yang didominasi oleh sektor industri manufaktur, otomotif, elektronik, dan properti. Bahkan, dengan tingginya nilai investasi tersebut mampu menyerap sebanyak 60.909 tenaga kerja. "Jadi buka lapangan kerja buat warga Bekasi dan sekitarnya," ungkapnya.
Saat ini, kata dia, investasi yang masuk di Kabupaten Bekasi banyak ditanamkan dari 40 negara di dunia. Namun, hanya empat negara yang mengdominasi investasi terbesar di Kabupaten Bekasi. Diantaranya, Jepang, Korea, Tiongkok, serta Taiwan. "Paling banyak negara Tiongkok membangun pabrik dan produk baru," jelasnya.
Meski demikian, Zaki menegaskan, iklim investasi di Kabupaten Bekasi masih sangat besar daripada wilayah lainya. Karena, wilayah Kabupaten Bekasi memang berdekatan dengan DKI Jakarta dan investor yang ingin menanamkan investasinya masih merasa nyaman dan aman. "Kita berikan mereka kemudahan perizinan juga," tegasnya.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Jejen Sayuti menyambut baik capaian investasi di Kabupaten Bekasi yang menurut dia tidak lepas dari baiknya iklim investasi di Bekasi. Meski begitu meningkatnya investasi sedianya juga harus dapat dinikmati masyarakat secara keseluruhan, khususnya pribumi.
"Pesatnya industri di Kabupaten Bekasi saat ini hanya dinikmati oleh masyarakat sekitar kawasan industri saja," katanya. Apalagi, kata dia, kebanyakan pendatang yang mendominasi bekerja dikawasan industri, saat ini pemerintah harus tegas memprioritaskan warga pribumi terlebih dahulu dengan melatih ketrampilanya.
Eksistensi Kabupaten Bekasi sebagai sentra produksi nasional ditunjukkan oleh keberadaan kawasan industri yang luas, sedikitnya ada tujuh kawasan industri besar yang terletak di wilayah Kabupaten Bekasi di antaranya Jababeka, MM 2100, Delta Mas, Lippo Cikarang, Hyundai, EJIP, dan Bekasi Fajar.
Ketua Asosiasi pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Bekasi, Sutomo mengatakan perusahaan yang sudah melakukan ekspansi tahun ini pada umumnya adalah perusahaan manufaktur, sementara untuk industri garmen didominasi oleh penambahan jumlah industri."Penjualan tanah di Kawasan Industri meningkat tajam," katanya.
Menurutnya, bukan hanya perluasan saja, tetapi juga penambahan jumlah industri itu sendiri. Saat ini, permintaan areal pabrik di sejumlah kawasan industri di Jawa Barat meningkat tajam menyusul semakin banyaknya investor asing yang masuk dan menanamkan investasinya ke Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Bekasi.
"Nilai investasi ditahun 2017 lalu menurun dibanding investasi yang masuk pada tahun 2016 lalu, tetapi diprediksi tahun ini nilai investasi akan terus bertambah," ujar Kabid Penanaman Modal, Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bekasi, Zaki Zakaria, Rabu (11/7/2018).
Menurutnya, pada tahun 2016 lalu capaian investasi Rp56,605 triliun dan tahun 2017 meraih investasi Rp52,843 triliun. Sehingga, tahun 2018 penurunan penanaman modal diwilayahnya sangat terasa. "Namun angka tersebut masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah lain, dan terbesar di Jawa Barat," katanya.
Angka investasi Rp52,843 triliun itu, kata dia, dari sektor Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp26,443 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) senilai Rp26,400 triliun. Tahun 2016, PMA Rp41 triliun dan PMDN hanya Rp15 triliun. Sehingga, investor masih menaruh kepercayaan yang tinggi terhadap Bekasi.
Zaki merinci, jumlah investasi tersebut terdiri atas 4.814 proyek berbagai skala yang didominasi oleh sektor industri manufaktur, otomotif, elektronik, dan properti. Bahkan, dengan tingginya nilai investasi tersebut mampu menyerap sebanyak 60.909 tenaga kerja. "Jadi buka lapangan kerja buat warga Bekasi dan sekitarnya," ungkapnya.
Saat ini, kata dia, investasi yang masuk di Kabupaten Bekasi banyak ditanamkan dari 40 negara di dunia. Namun, hanya empat negara yang mengdominasi investasi terbesar di Kabupaten Bekasi. Diantaranya, Jepang, Korea, Tiongkok, serta Taiwan. "Paling banyak negara Tiongkok membangun pabrik dan produk baru," jelasnya.
Meski demikian, Zaki menegaskan, iklim investasi di Kabupaten Bekasi masih sangat besar daripada wilayah lainya. Karena, wilayah Kabupaten Bekasi memang berdekatan dengan DKI Jakarta dan investor yang ingin menanamkan investasinya masih merasa nyaman dan aman. "Kita berikan mereka kemudahan perizinan juga," tegasnya.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Jejen Sayuti menyambut baik capaian investasi di Kabupaten Bekasi yang menurut dia tidak lepas dari baiknya iklim investasi di Bekasi. Meski begitu meningkatnya investasi sedianya juga harus dapat dinikmati masyarakat secara keseluruhan, khususnya pribumi.
"Pesatnya industri di Kabupaten Bekasi saat ini hanya dinikmati oleh masyarakat sekitar kawasan industri saja," katanya. Apalagi, kata dia, kebanyakan pendatang yang mendominasi bekerja dikawasan industri, saat ini pemerintah harus tegas memprioritaskan warga pribumi terlebih dahulu dengan melatih ketrampilanya.
Eksistensi Kabupaten Bekasi sebagai sentra produksi nasional ditunjukkan oleh keberadaan kawasan industri yang luas, sedikitnya ada tujuh kawasan industri besar yang terletak di wilayah Kabupaten Bekasi di antaranya Jababeka, MM 2100, Delta Mas, Lippo Cikarang, Hyundai, EJIP, dan Bekasi Fajar.
Ketua Asosiasi pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Bekasi, Sutomo mengatakan perusahaan yang sudah melakukan ekspansi tahun ini pada umumnya adalah perusahaan manufaktur, sementara untuk industri garmen didominasi oleh penambahan jumlah industri."Penjualan tanah di Kawasan Industri meningkat tajam," katanya.
Menurutnya, bukan hanya perluasan saja, tetapi juga penambahan jumlah industri itu sendiri. Saat ini, permintaan areal pabrik di sejumlah kawasan industri di Jawa Barat meningkat tajam menyusul semakin banyaknya investor asing yang masuk dan menanamkan investasinya ke Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Bekasi.
(ysw)