Gerebek Rumah Janda Tengah Malam, Alumni SMP 2 Tangsel Hebohkan Warga
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Aksi alumni SMP Negeri 2 Pondok Aren (Snepar) 2, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), menghebohkan warga Jurangmangu Barat, tadi malam. Dengan membawa bingkisan besar berisi sembako dan santunan, para alumni Snepar 2 angkatan 99 itu menggerebek rumah janda dan anak yatim, menggedor pintu rumah mereka, dan berbagi rezeki.
Ketua Ikatan Alumni Snepar 2 Angkatan 99 Wawan Toge mengatakan, aksi ini merupakan bentuk kepedulian alumni terhadap anak yatim dan janda miskin. "Kami melakukan aksi galang dana, untuk kemudian dibelikan paket sembako dan santunan kepada anak yatim piatu dan janda kurang mampu," kata Wawan kepada SINDOnews pada Senin (4/6/2018) dini hari
Sejumlah anak yatim piatu yang mendapat bingkisan, berasal dari para siswa Snepar 2 (kini berganti nama jadi SLTPN 12 Tangsel). Sedang janda kurang mampu yang digedor rumahnya dari warga sekitar.
"Ada 12 rumah janda yang kami gerebek tadi. Rata-rata mereka sudah renta. Reaksi mereka sangat beragam, ada yang kaget, senang, dan mendoakan kami," paparnya.
Wakil Ketua Ikatan Alumni Snepar 2 Angkatan 99 Hasan Kurniawan menambahkan, acara gerebek rumah janda kurang mampu di lingkungan sekitar Snepar 2 ini menjadi bukti kepedulian alumni dengan almamaternya. "Ini merupakan sumbangsih kecil kami, yang dapat kami persembahkan kepada adik-adik kelas kami yang yatim piatu, dan janda-janda kurang mampu," ungkapnya.
Selain memberikan bingkisan kepada anak yatim dan janda kurang mampu, para alumni juga memberikan bingkisan kepada guru-guru mereka, sekuriti, dan petugas kebersihan lingkungan sekolah mereka.
"Acara kami awali dengan mendengarkan lantunan ayat suci Alquran, dilanjutkan tausiyah oleh ustaz Rohmat, dan santunan kepada siswa. Lalu buka puasa bersama, dan salat berjamaah," sambungnya.
Kemudian, jelang tengah malam, para alumni bergerak ke rumah-rumah janda kurang mampu, memberikan bingkisan berisi sembako dan uang tunai.
Riki, salah satu alumni mengaku, sangat mengapresiasi aksi tersebut. Menurutnya, aksi ini berbeda dari kebanyakan, di mana pemberi santunan langsung mendatangi rumah warga, tanpa pemberitahuan.
"Saya sangat terharu saat melihat reaksi janda-janda kurang mampu tadi. Mereka ada yang tinggal sendiri di rumahnya yang terbuat dari papan, dan sangat senang saat menerima bingkisan kami," jelasnya.
Riki berharap, aksi-aksi kemanusiaan ini dapat lebih ditingkatkan saat bulan suci Ramadan. Sebagai bagian dari ibadah dan kepedulian terhadap sesama manusia.
Ketua Ikatan Alumni Snepar 2 Angkatan 99 Wawan Toge mengatakan, aksi ini merupakan bentuk kepedulian alumni terhadap anak yatim dan janda miskin. "Kami melakukan aksi galang dana, untuk kemudian dibelikan paket sembako dan santunan kepada anak yatim piatu dan janda kurang mampu," kata Wawan kepada SINDOnews pada Senin (4/6/2018) dini hari
Sejumlah anak yatim piatu yang mendapat bingkisan, berasal dari para siswa Snepar 2 (kini berganti nama jadi SLTPN 12 Tangsel). Sedang janda kurang mampu yang digedor rumahnya dari warga sekitar.
"Ada 12 rumah janda yang kami gerebek tadi. Rata-rata mereka sudah renta. Reaksi mereka sangat beragam, ada yang kaget, senang, dan mendoakan kami," paparnya.
Wakil Ketua Ikatan Alumni Snepar 2 Angkatan 99 Hasan Kurniawan menambahkan, acara gerebek rumah janda kurang mampu di lingkungan sekitar Snepar 2 ini menjadi bukti kepedulian alumni dengan almamaternya. "Ini merupakan sumbangsih kecil kami, yang dapat kami persembahkan kepada adik-adik kelas kami yang yatim piatu, dan janda-janda kurang mampu," ungkapnya.
Selain memberikan bingkisan kepada anak yatim dan janda kurang mampu, para alumni juga memberikan bingkisan kepada guru-guru mereka, sekuriti, dan petugas kebersihan lingkungan sekolah mereka.
"Acara kami awali dengan mendengarkan lantunan ayat suci Alquran, dilanjutkan tausiyah oleh ustaz Rohmat, dan santunan kepada siswa. Lalu buka puasa bersama, dan salat berjamaah," sambungnya.
Kemudian, jelang tengah malam, para alumni bergerak ke rumah-rumah janda kurang mampu, memberikan bingkisan berisi sembako dan uang tunai.
Riki, salah satu alumni mengaku, sangat mengapresiasi aksi tersebut. Menurutnya, aksi ini berbeda dari kebanyakan, di mana pemberi santunan langsung mendatangi rumah warga, tanpa pemberitahuan.
"Saya sangat terharu saat melihat reaksi janda-janda kurang mampu tadi. Mereka ada yang tinggal sendiri di rumahnya yang terbuat dari papan, dan sangat senang saat menerima bingkisan kami," jelasnya.
Riki berharap, aksi-aksi kemanusiaan ini dapat lebih ditingkatkan saat bulan suci Ramadan. Sebagai bagian dari ibadah dan kepedulian terhadap sesama manusia.
(whb)