Masjid Annahl, Mercusuar Islami di Perumahan Elite Tangerang
A
A
A
TANGERANG - Tidak ada dinding beton dan kubah yang megah, tidak juga ada halaman bermain yang hijau nan asri. Masjid Annahl, di perumahan elite The Icon, Cisauk, Kabupaten Tangerang, hanya deretan ruko.
Letaknya yang berada persis di pinggiran jalan masuk perumahan, cukup sulit ditemukan. Jika mata tak jeli memandang kiri dan kanan, dipastikan pengunjung yang pertama kali ke sana akan menyasar.
Meski demikian, deretan dua ruko yang dijadikan masjid ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Mulai fasilitas ibadah, ruangan ber-AC, hingga wifi gratis. Agenda kegiatan di masjid ini juga seabrek-abrek.
Tidak salah, jika setelah lima tahun masjid ini berdiri, banyak pengurus masjid lain yang berada di luar wilayah perumahan itu bertandang untuk belajar tata pengelolaan masjid hasil swadaya masyarakat ini.
Koordinator Imam Masjid Annahl Andi Subandi mengatakan, sebelum berdirinya masjid Annahl, warga Muslim yang ada di perumahan itu tidak punya masjid untuk melaksanakan ibadah salat berjamaah.
"Pengembang tidak pernah menyediakan fasos fasum untuk rumah ibadah di daerah sini, sehingga warga sulit menjalankan ibadah salat berjamaah," katanya saat berbincang dengan SINDOnews.
Salah seorang dermawan yang berasal dari warga sekitar akhirnya menghibahkan ruko berukuran 250 meter persegi miliknya, untuk dijadikan masjid. Peristiwa itu berlangsung lima tahun silam.
"Awalnya, masjid ini hanya satu ruko saja. Tetapi karena animo warga yang tinggi dan ada desakan agar masjid digunakan salat Jumat berjamaah, maka timbul inisiatif memperluas masjid," paparnya.
Setelah tiga tahun berjalan, akhirnya para jamaah melakukan aksi galang dana untuk memperluas area masjid. Salah satu caranya adalah dengan membeli satu ruko yang berada tepat di samping masjid.
Tidak main-main, biaya yang dibutuhkan untuk memperluas area masjid atau membeli satu ruko di samping masjid itu mencapai Rp5 Miliar. Setelah satu tahun, akhirnya uang tersebut bisa terkumpul.
"Setelah satu tahun, akhirnya terkumpul uang hampir Rp5 M dan ruko itu kami beli untuk perluasan areal masjid. Pemilik ruko yang lama, lalu pindah ke tempat lain. Sekarang menjadi dua ruko," sambungnya.
Andi sendiri mengaku baru dua tahun bergabung dengan pengelola masjid. Awal bergabungnya dia menjadi pengelola masjid, dari guru mengajinya yang juga seorang pengelola masjid Annahl.
"Awalnya saya disuruh mencari imam untuk salat Jumat. Pada awalnya memang sangat sulit mencari imam salat Jumat di sini. Apalagi, masjid ini kecil dan banyak warga yang belum tahu," ungkapnya.
Dari situ, akhirnya Andi terpilih menjadi Koordinator Imam Masjid Annahl. Berbagai cara pun mulai digunakan untuk memgenalkan berbagai aktivitas yang dilakukan pengurus masjid tersebut.
"Salah satunya melalui jejaring sosial dan melakukan broadcast melalui telepon. Alhamdullilah, sekarang sudah banyak yang tahu masjid Annahl dan kegiatan-kegiatan yang kami lakukan," sambungnya.
Dengan makin dikenalnya masjid Annahl dan kegiatan-kegiatannya, para jamaah pun mulai berdatangan. Mereka bukan hanya berasal dari warga perumahan tapi juga warga sekitar luar perumahan.
Bahkan, ada juga jamaah yang datang dari luar Pulau Jawa, seperti Bali, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Pekanbaru, Riau, dan beberapa lagi dari Malaysia. Beberapa, bahkan ada juga yang dari benua Eropa.
"Kami tidak menyediakan kamar bagi para jamaah yang dari luar daerah. Mereka bisa tidur di mana saja, di lokasi masjid. Tetapi jika ada yang ingin tempat penginapan, akan kami carikan di dekat sini," terangnya.
Selama menuntut ilmu agama di masjid Annahl, kebutuhan para jamaah itu sebisa mungkin disediakan secara gratis. Mulai dari cuci pakaian laundry gratis, makan dan minum, ditanggung pengurus masjid.
"Buka puasa, sahur, semua kami siapkan gratis. Tidak dipungut biaya. Bahkan mencuci pakaian gratis di laundry. Mau pakai internet juga ada wifi gratis 24 jam. Semua gratis, tidak bayar," sambungnya.
Pada Ramadhan kali ini, kegiatan pengurus masjid Annahl nonstop 24 jam setiap harinya. Mulai pagi hari, ada sahur bersama, dilanjutkan dengan salat subuh berjamaah. Kemudian kajian Islami pagi.
Siang hari, ada itikaf 30 hari, klinik Alquran 24 jam, tadarus Alquran, majelis ta'lim ibu-ibu, bengkel tahfizh, tahsin, pesantren kilat dan pembinaan remaja masjid. Sorenya, kajian Islami, dan buka puasa bersama.
Sehabis ibadah salat magrib dan isya berjamaah, ada kegiatan ibadah malam salat taraweh berjamaah yang dibagi menjadi tiga. Pertama taraweh biasa, lalu taraweh tiga juzz, dan salat tahajud.
Selain itu, ada juga kegiatan santunan terhadap anak yatim dan dhuafa, bazar barang bekas berkualitas, takjil gratis, daging murah, menyalurkan zakat fitrah dan zakat maal, dan pengobatan gratis.
"Kegiatan rutin itu bukan hanya dilakukan saat bulan suci Ramadhan. Di luar Ramadhan kita juga punya banyak kegiatan, dari Senin-Minggu. Mulai pengajian rutin, sampai dengan kajian Islami," jelasnya.
Andi berharap, bangunan masjid Annahl yang kini bisa menampung sebanyak 800 jamaah, bisa diperluas lagi, dan memiliki Islamic Centre, sehingga bisa berguna dan menjangkau umat Muslim lebih luas.
Letaknya yang berada persis di pinggiran jalan masuk perumahan, cukup sulit ditemukan. Jika mata tak jeli memandang kiri dan kanan, dipastikan pengunjung yang pertama kali ke sana akan menyasar.
Meski demikian, deretan dua ruko yang dijadikan masjid ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Mulai fasilitas ibadah, ruangan ber-AC, hingga wifi gratis. Agenda kegiatan di masjid ini juga seabrek-abrek.
Tidak salah, jika setelah lima tahun masjid ini berdiri, banyak pengurus masjid lain yang berada di luar wilayah perumahan itu bertandang untuk belajar tata pengelolaan masjid hasil swadaya masyarakat ini.
Koordinator Imam Masjid Annahl Andi Subandi mengatakan, sebelum berdirinya masjid Annahl, warga Muslim yang ada di perumahan itu tidak punya masjid untuk melaksanakan ibadah salat berjamaah.
"Pengembang tidak pernah menyediakan fasos fasum untuk rumah ibadah di daerah sini, sehingga warga sulit menjalankan ibadah salat berjamaah," katanya saat berbincang dengan SINDOnews.
Salah seorang dermawan yang berasal dari warga sekitar akhirnya menghibahkan ruko berukuran 250 meter persegi miliknya, untuk dijadikan masjid. Peristiwa itu berlangsung lima tahun silam.
"Awalnya, masjid ini hanya satu ruko saja. Tetapi karena animo warga yang tinggi dan ada desakan agar masjid digunakan salat Jumat berjamaah, maka timbul inisiatif memperluas masjid," paparnya.
Setelah tiga tahun berjalan, akhirnya para jamaah melakukan aksi galang dana untuk memperluas area masjid. Salah satu caranya adalah dengan membeli satu ruko yang berada tepat di samping masjid.
Tidak main-main, biaya yang dibutuhkan untuk memperluas area masjid atau membeli satu ruko di samping masjid itu mencapai Rp5 Miliar. Setelah satu tahun, akhirnya uang tersebut bisa terkumpul.
"Setelah satu tahun, akhirnya terkumpul uang hampir Rp5 M dan ruko itu kami beli untuk perluasan areal masjid. Pemilik ruko yang lama, lalu pindah ke tempat lain. Sekarang menjadi dua ruko," sambungnya.
Andi sendiri mengaku baru dua tahun bergabung dengan pengelola masjid. Awal bergabungnya dia menjadi pengelola masjid, dari guru mengajinya yang juga seorang pengelola masjid Annahl.
"Awalnya saya disuruh mencari imam untuk salat Jumat. Pada awalnya memang sangat sulit mencari imam salat Jumat di sini. Apalagi, masjid ini kecil dan banyak warga yang belum tahu," ungkapnya.
Dari situ, akhirnya Andi terpilih menjadi Koordinator Imam Masjid Annahl. Berbagai cara pun mulai digunakan untuk memgenalkan berbagai aktivitas yang dilakukan pengurus masjid tersebut.
"Salah satunya melalui jejaring sosial dan melakukan broadcast melalui telepon. Alhamdullilah, sekarang sudah banyak yang tahu masjid Annahl dan kegiatan-kegiatan yang kami lakukan," sambungnya.
Dengan makin dikenalnya masjid Annahl dan kegiatan-kegiatannya, para jamaah pun mulai berdatangan. Mereka bukan hanya berasal dari warga perumahan tapi juga warga sekitar luar perumahan.
Bahkan, ada juga jamaah yang datang dari luar Pulau Jawa, seperti Bali, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Pekanbaru, Riau, dan beberapa lagi dari Malaysia. Beberapa, bahkan ada juga yang dari benua Eropa.
"Kami tidak menyediakan kamar bagi para jamaah yang dari luar daerah. Mereka bisa tidur di mana saja, di lokasi masjid. Tetapi jika ada yang ingin tempat penginapan, akan kami carikan di dekat sini," terangnya.
Selama menuntut ilmu agama di masjid Annahl, kebutuhan para jamaah itu sebisa mungkin disediakan secara gratis. Mulai dari cuci pakaian laundry gratis, makan dan minum, ditanggung pengurus masjid.
"Buka puasa, sahur, semua kami siapkan gratis. Tidak dipungut biaya. Bahkan mencuci pakaian gratis di laundry. Mau pakai internet juga ada wifi gratis 24 jam. Semua gratis, tidak bayar," sambungnya.
Pada Ramadhan kali ini, kegiatan pengurus masjid Annahl nonstop 24 jam setiap harinya. Mulai pagi hari, ada sahur bersama, dilanjutkan dengan salat subuh berjamaah. Kemudian kajian Islami pagi.
Siang hari, ada itikaf 30 hari, klinik Alquran 24 jam, tadarus Alquran, majelis ta'lim ibu-ibu, bengkel tahfizh, tahsin, pesantren kilat dan pembinaan remaja masjid. Sorenya, kajian Islami, dan buka puasa bersama.
Sehabis ibadah salat magrib dan isya berjamaah, ada kegiatan ibadah malam salat taraweh berjamaah yang dibagi menjadi tiga. Pertama taraweh biasa, lalu taraweh tiga juzz, dan salat tahajud.
Selain itu, ada juga kegiatan santunan terhadap anak yatim dan dhuafa, bazar barang bekas berkualitas, takjil gratis, daging murah, menyalurkan zakat fitrah dan zakat maal, dan pengobatan gratis.
"Kegiatan rutin itu bukan hanya dilakukan saat bulan suci Ramadhan. Di luar Ramadhan kita juga punya banyak kegiatan, dari Senin-Minggu. Mulai pengajian rutin, sampai dengan kajian Islami," jelasnya.
Andi berharap, bangunan masjid Annahl yang kini bisa menampung sebanyak 800 jamaah, bisa diperluas lagi, dan memiliki Islamic Centre, sehingga bisa berguna dan menjangkau umat Muslim lebih luas.
(ysw)