Upacara Harkitnas, Sandi: Sudahi Hasutan yang Membuat Kita Bertikai

Senin, 21 Mei 2018 - 10:40 WIB
Upacara Harkitnas, Sandi: Sudahi Hasutan yang Membuat Kita Bertikai
Upacara Harkitnas, Sandi: Sudahi Hasutan yang Membuat Kita Bertikai
A A A
JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menjadi inspektur upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-110 Tahun 2018 di Lapangan IRTI, Monas, Jakarta, Senin (21/5/2018) pagi. Sandi mewakili Gubernur Anies Baswedan yang saat ini berada di India.

Dalam arahannya Sandi membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Sandi menuturkan, Boedi Oetomo memberi contoh bagaimana dengan berkumpul dan berorganisasi tanpa melihat asal-muasal primordial, akhirnya bisa mendorong tumbuhnya semangat nasionalisme yang menjadi bahan bakar utama kemerdekaan.

Para pendahulu yang berkumpul dalam organisasi-organisasi seperti Boedi Oetama itu memberikan yang terbaik bagi terbentuknya bangsa melalui organisasi. Bukan pertama-tama dengan memberikan harta atau senjata, melainkan dengan komitmen sepenuh jiwa raga. "Dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana saat itu, mereka terus menghidup-hidupi api nasionalisme dalam diri masing-masing," ujar Sandi.

Peringatan Harkitnas dengan tema Pembangunan Sumber Daya Manusia Memperkuat Pondasi Kebangkitan Nasional Indonesia Dalam Era Digital, harus dimaknai dengan upaya-upaya penyadaran setiap masyarakat Indonesia, untuk mengembangkan diri dan merebut setiap peluang guna meningkatkan kapasitas diri yang dibuka oleh berbagai pihak, baik oleh pemerintah, badan usaha, maupun masyarakat sendiri.

"Pengembangan kapasitas sumber daya manusia juga harus diletakkan dalam konteks pemerataan dalam pengertian kewilayahan, agar bangsa ini bangkit secara bersama-sama dalam kerangka kebangsaan Indonesia," ucapnya.

Sandi melanjutkan, Presiden pertama RI Soekarno, menggambarkan persatuan bangsa seperti layaknya sapu lidi. Jika tidak diikat, maka lidi tersebut akan tercerai berai, tidak berguna dan mudah dipatahkan. Tetapi jikalau lidi-lidi itu digabungkan, diikat menjadi sapu, mana ada manusia bisa mematahkan sapu lidi yang sudah terikat.

Sandi pun mengingatkan, ada kekuatan-kekuatan yang berusaha merenggangkan ikatan sapu lidi itu. Oleh karenanya, di moment peringatan Harkitnas ini ia meminta masyarakat untuk tidak membuang energi dan berfokus pada pendidikan dan pengembangan manusia di Indonesia. "Kita disuguhi hasutan-hasutan yang membuat kita bertikai dan tanpa sadar mengiris ikatan yang sudah puluhan tahun menyatukan segala perbedaan tersebut," tutur Sandi.

Menurut Sandi, inilah masa yang sangat menentukan bagi Indonesia. Inilah era yang menuntut seluruh elemen bangsa untuk tidak membuang-buang waktu, demi mengejar ketertinggalan dengan bangsa-bangsa lain. "Momentum sekarang ini menuntut kita untuk tidak buang-buang energi untuk bertikai dan lebih fokus pada pendidikan dan pengembangan manusia Indonesia," tutupnya.

Sandi menambahkan, dalam butir kelima dari Nawacita Kabinet Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, berisi visi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan.

Adapun visi tersebut melalui amanat Presiden Joko Widodo yang menyatakan bahwa pemerintah akan meningkatkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) pada 2019, melanjutkan percepatan pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus pada tahun-tahun sebelumnya.

Melalui pembangunan manusia yang terampil dan terdidik, pemerintah ingin meningkatkan daya saing ekonomi dan secara simultan meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya.

"Bercermin dari keberhasilan Boedi Oetomo menggalang ide nasionalisme mulai dengan segelintir orang seabad lalu, maka apa jadinya jika seluruh sumber daya manusia unggul kita saat ini berhimpun dalam ide nasionalisme yang sama, dalam cita-cita untuk kejayaan bangsa yang sama," urai Sandi.

Sandi melanjutkan, kekayaan alam merupakan sumber daya yang terbatas. Butuh segudang prasyarat untuk bisa dieksploitasi, dan selalu ada limit untuk menggenjot pemanfaatannya.

"Sedangkan sumber daya manusia kita menyediakan kapasitas dan kapabilitas yang sangat luas untuk dikembangkan. Kebangkitan sumber daya manusia Indonesia secara bersama-sama dan kompak, tanpa terdistraksi oleh godaan-godaan yang kontraproduktif, akan membawa kepada kejayaan bangsa, selain secara otomatis bagi individu-individunya sendiri," paparnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7190 seconds (0.1#10.140)